Jakarta (ANTARA) - Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) kembali menyelenggarakan kegiatan Misi Lestari melalui olahraga lari untuk mengajak masyarakat peduli laut dan menjaga kelestarian keanekaragaman biota laut Indonesia.

Project Director Misi Lestari Astrid Candrasari mengatakan kegiatan itu selaras dengan gerakan global ‘Dekade Ilmu Kelautan untuk Pembangunan Berkelanjutan 2021-2030’ Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk mendukung upaya praktik pengelolaan perairan yang berkelanjutan.

"Kegiatan Misi Lestari mengusung konsep empat pilar, yaitu environment, educate, engage, dan entertain, merupakan salah satu cara bagi YKAN mengajak masyarakat luas terlibat dalam upaya konservasi ekosistem laut. Ajakan itu dilakukan lewat kegiatan menyenangkan dengan unsur olahraga, yaitu lari," kata Astrid dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu.

Misi Lestari 2022 akan dilakukan secara hybrid, yakni virtual dan offline. Pelari untuk misi virtual diwajibkan untuk menuntaskan jarak 21 kilometer yang dilaksanakan mulai tanggal 7 November 2022 hingga 27 November 2022 menggunakan platform 99 Virtual Race.

Baca juga: YKAN mengajak masyarakat dukung misi melestarikan mangrove

Baca juga: YKAN: Masyarakat mitra utama dalam upaya restorasi mangrove


Sementara misi offline menjadi ajang selebrasi Misi Lestari akan dilaksanakan pada 27 November 2022 di Taman Waduk Tukad Badung, Denpasar, Bali. Lokasi itu dipilih karena memiliki destinasi yang memadai untuk menumbuhkan kepedulian masyarakat terhadap laut melalui waduk, konservasi penyu, dan hutan mangrove.

Pendaftaran untuk misi virtual Misi Lestari 2022 bertajuk Mission of The Ocean dilakukan melalui aplikasi 99 Virtual Race yang dapat diunduh di PlayStore dan AppStore mulai 29 September sampai 6 November 2022.

Sedangkan pendaftaran untuk mengikuti Misi Lestari secara langsung di Bali dapat dilakukan di platform Ayobantu dan berlangsung selama 26 September sampai 6 November 2022.

Fisheries Program Planning Manager YKAN Laksmi Larastiti menjelaskan ekosistem laut dan pesisir yang sehat menjadi tumpuan penghidupan dan kesejahteraan rakyat, sekaligus menjadi salah satu modal alam utama dalam upaya mitigasi perubahan iklim berbasis alam.

“Terumbu karang, ladang lamun, hingga hutan mangrove yang ada di pesisir pantai berperan sebagai penyerap karbon. Ketika terumbu karang, ladang lamun, dan mangrove terjaga, biota laut lainnya pun bisa tetap lestari,” jelas Laksmi.

Ada tiga pilihan jarak yang bisa dipilih peserta, yaitu 2,5 kilometer, 11 kilometer, dan 21 kilometer. Selain dikenal sebagai half marathon, angka 21 juga menjadi simbol peringatan Hari Ikan Nasional yang jatuh tiap 21 November.

Hari peringatan itu menjadi momentum untuk memahami kembali potensi perikanan nasional yang sangat besar, sekaligus pentingnya praktik perikanan berkelanjutan.

“Menghindari mengonsumsi ikan ukuran kecil (yang belum dewasa) bisa menjadi salah satu cara untuk menjaga populasi ikan, sekaligus menjaga keseimbangan ekosistem laut,” terang Laksmi.

YKAN melibatkan mitra dari setiap kelompok kepentingan, dari para nelayan hingga mitra korporasi dari sektor hulu hingga hilir dalam mendorong praktik perikanan berkelanjutan.

"Pelibatan nelayan sangat penting dalam upaya menerapkan praktik perikanan tradisional, mengingat mereka menjadi garda terdepan dalam rantai pengelolaan perikanan,” imbuh Laksmi.

Baca juga: Pelajar SD di Wakatobi diajari cara lestarikan lingkungan

Baca juga: YKAN harap terumbu karang rusak diperbaiki melalui dana asuransi