Jakarta (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendukung kolaborasi dan kerja sama Kelompok Usaha Bank (KUB) antara dua Bank Pembangunan Daerah (BPD), yakni Bank DKI dan Bank Maluku Malut untuk beradaptasi dengan kebutuhan masyarakat saat ini.

Menurut Deputi Komisioner Pengawas Perbankan II OJK Bambang Widjanarko, kerja sama kedua BPD yang nota kesepahaman (MoU)-nya ditandatangani di Balai Kota Jakarta, Selasa (27/9), merupakan penyesuaian yang dilakukan perbankan karena saat ini terjadi pergeseran kebiasaan masyarakat dalam bertransaksi menjadi digital.

"OJK menyaksikan pembentukan KUB dari Bank DKI dan Bank Maluku Malut, yang merupakan salah satu dari lima strategi konsolidasi perbankan yang kami dukung penuh," kata
Bambang dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu.

Setelah pandemi ini, perilaku masyarakat terhadap perbankan berbeda. "Yang dulu fisik sekarang digital," katanya.

Dengan konsolidasi perbankan ini, Bambang mengatakan, pihaknya menginginkan produk dari bank jangan hanya konservatif dan konvensional. Tapi juga diarahkan untuk bisa memenuhi kebutuhan masyarakat.

"Jadi kolaborasi dan sinergi dari dua bank adalah tuntutan sehingga nanti mereka bisa saling sinergi, bekerjasama dan bisa meningkatkan pelayanan kepada masyarakat," katanya.
Baca juga: Bank DKI dan Bank Maluku Malut perkuat kerja sama digital

Baca juga: BCA dan Bank DKI kolaborasi pemanfaatan jaringan ATM setor tarik tunai

OJK juga mengawal agar kerja sama antara kedua BPD ini, tetap sehat dan bisa menumbuhkan ekonomi serta perdagangan antarprovinsi.

"Sehingga pada akhirnya bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat," tutur Bambang.

Bank DKI dan Bank Maluku Malut mendirikan KUB sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah masing-masing.

Kerja sama yang ditandai dengan penandatanganan MoU antara kedua lembaga perbankan daerah itu dilaksanakan di Balai Kota Jakarta, Selasa (27/9) disaksikan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Maluku Murad Ismail.

Potensi kerja sama DKI Jakarta dengan Maluku/Maluku Utara yang dapat dikembangkan, di antaranya stabilitas pasokan sejumlah komoditi di masyarakat seperti beras, ikan, daging, telur, tambang (nikel), gas dan sumber daya alam lainnya.