Jakarta (ANTARA) - Para pakar China berhasil mengembangkan sebuah model prediksi risiko demensia baru yang dapat memprediksi demensia dalam waktu lima hingga sepuluh tahun, dan bahkan lebih lama lagi.
Berdasarkan UK Biobank (UKB), sebuah basis data biomedis skala besar, tim peneliti tersebut melakukan tindak lanjut terhadap 425.159 orang berusia 40-69 tahun yang bukan penderita demensia. Dalam median tindak lanjut selama 11,9 tahun tersebut, 5.287 dan 2.416 peserta masing-masing mengembangkan insiden demensia dan penyakit alzheimer.
Mereka menerapkan sebuah strategi berbasis data untuk mengidentifikasi para prediktor dari 366 kandidat variabel yang mencakup berbagai faktor genetik dan lingkungan yang komprehensif, menurut sebuah makalah yang diterbitkan di jurnal EClinicalMedicine.
Para peneliti kemudian menggunakan algoritma pembelajaran mesin untuk mengalkulasi setiap prediktor untuk model prediksi demensia, memilih sepuluh prediktor teratas, dan membangun sebuah model prediksi risiko demensia baru yang disebut UKB-DRP.
Sepuluh prediktor teratas termasuk usia, gen, waktu pencocokan pasangan, persentase lemak kaki, jumlah obat yang dikonsumsi, waktu reaksi, arus ekspirasi puncak (peak expiratory flow/PEF), usia ibu saat kematian, penyakit jangka panjang, dan volume korpuskular rata-rata (mean corpuscular volume/MCV).
Keunggulan model UKB-DRP ini adalah sepuluh prediktor dapat diperoleh dengan cepat dari survei kuesioner, pemeriksaan fisik sederhana, dan tes darah rutin, ungkap Yu Jintai, profesor di Rumah Sakit Huashan Universitas Fudan.
Pakar China kembangkan model prediksi risiko demensia baru
28 September 2022 13:11 WIB
Para pakar China berhasil mengembangkan sebuah model prediksi risiko demensia baru yang dapat memprediksi demensia dalam waktu lima hingga sepuluh tahun, dan bahkan lebih lama lagi.
Pewarta: Xinhua
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2022
Tags: