Jakarta (ANTARA) - Kepala Seksi Kesehatan Masyarakat Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat Dina Nurdjannah mengatakan pihaknya telah berupaya untuk meningkatkan minat terhadap kelas ibu hamil, yakni dengan melaksanakan kelas secara luring dan daring.

"Di Jakarta Pusat, kami melaksanakan kelas ibu hamil secara offline dan online," kata Dina Nurdjannah dalam paparannya saat reorientasi Kelas Ibu Hamil yang diikuti secara daring dari Jakarta, Rabu.

Menurut Dina, minat ibu hamil di Jakarta Pusat untuk mengikuti kelas memang masih kurang. Terbukti bahwa berdasarkan data sejak 2019 hingga 2022, jumlah ibu hamil yang mengikuti kelas masih sangat jauh di bawah sasaran.

Pada 2019, dari sasaran 13.558, hanya 1.784 yang mengikuti kelas. Kemudian pada 2020 hanya 2.418 dari 13.745 sasaran, tahun 2021 hanya 2.786 dari 12.668 sasaran, lalu tahun 2022 hanya 2.040 dari 13.721 sasaran.

Baca juga: Kemenkes : Kelas ibu hamil layanan esensial bagi ibu dan bayi

Baca juga: Pemerintah buka reorientasi program kelas ibu hamil


Sementara dari sisi jumlah kelas yang terbentuk, pada tahun 2019 ada 259 kelas, 2020 ada 185 kelas, 2021 ada 279 kelas, dan 2022 ada 212 kelas.

Dina mengatakan rendahnya minat tersebut disebabkan karena rata-rata ibu hamil di DKI khususnya Jakarta Pusat merupakan pekerja sehingga sulit menghadiri kelas. Sementara ibu yang tidak bekerja memiliki banyak pekerjaan rumah dan handphone yang dimiliki dipakai oleh anak yang sedang sekolah. Kendala lainnya juga ada pada kuota internet.

Untuk itu, pihaknya menggencarkan sosialisasi Kelas Ibu dan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) kepada kader dan lintas sektor.

Dalam persiapan pelaksanaan kelas, dilakukan pendataan ibu hamil kemudian mempersiapkan sarana, materi, alat bantu, dan jadwal, serta aspek-aspek penting lainnya, lalu mengundang ibu hamil untuk mengikuti kelas sesuai dengan tri semester kehamilan.

"Kelas Ibu Hamil tatap muka terbatas diikuti oleh 10-15 orang dengan media buku KIA, lembar balik, leaflet, alat peraga, dan lain-lain," jelas Dina.

"Sedangkan secara online, kebanyakan kita melakukan melalui Zoom Meeting maupun grup WhatsApp dengan jumlah peserta tidak terbatas, dengan media powerpoint, gambar atau poster, kami juga memberikan penyuluhan melalui voice note, dan tautan-tautan," sambungnya.

Dina mengatakan, pihaknya menargetkan bahwa dalam satu angkatan Kelas Ibu Hamil dibagi menjadi 4-5 kali pertemuan, di mana setiap pertemuan memiliki materi tersendiri.

"Tidak ada target (peserta) online berapa dan offline berapa, tergantung kemampuan kita dalam melaksanakan offline atau online. Yang penting ibu hamil yang kita sasar itu masuk ke kelas ibu hamil," kata Dina.*

Baca juga: Koordinator PBB apresiasi pemberdayaan perempuan di Ungaran Garmen

Baca juga: Hal yang perlu diketahui ibu hamil di kelas laktasi