Jakarta (ANTARA) - Indonesia mencari pasar ekspor kelapa sawit baru, salah satunya adalah Rusia yang memiliki potensi pasar hingga 2 juta ton (Crude Palm Oil/CPO).
"Kami terus mencari pasar-pasar baru salah satunya adalah Rusia yang memiliki potensi pasar hingga 2 juta ton," kata Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Deddy Saleh di Jakarta, Selasa.
Menurut Deddy, cara agar Indonesia dapat mengirim ekpor CPO langsung ke Rusia adalah melalui jalur kereta api dari pelabuhan Vladivostok, hal tersebut juga sudah dibicarakan dalam Food Security Ministerial Meeting APEC di Rusia pada pekan lalu.
Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Fadli Hasan mengungkapkan bahwa selama ini Rusia mengimpor kelapa sawit sebagian besar dari Belanda dan Ukraina.
"Padahal kelapa sawit tersebut sebenarnya berasal dari Indonesia dan Malaysia," kata Fadli usai konferensi pers "Trade Issues Confronting Indonesian Palm Oil Industry".
Hal itu disebabkan karena hubungan Indonesia dengan negara-negara Eropa Timur belum berkembang, dibanding hubungan dagang dengan Eropa Barat.
"Selain itu ada persepsi bahwa CPO itu tidak sehat, namun saya yakin bahwa kebutuhan CPO tiap tahun akan meningkat apalagi harga CPO lebih kompetitif dibanding minyak nabati lainnya," tambah Fadli.
Minyak kelapa sawit Indonesia yang diekspor ke Rusia hanya 2 persen dari total volume ekspor minyak sawit Indonesia ke dunia pada 2011.
Ekspor minyak sawit ke Rusia pada tahun 2011 sebanyak 323,8 ribu ton atau senilai 357,8 juta dolar AS, sedangkan pada 2010, ekspor tercatat 250 ribu ton atau senilai 222 juta dolar AS.
Produksi kelapa sawit Indonesia pada 2011 adalah sebesar 20 juta ton yang sebesar 70 persennya diekspor dengan urutan negara tujuan ekspor terbesar adalah China, India dan Eropa.
Pada 2012, pemerintah menargetkan produksi kelapa sawit meningkat hingga 25 juta ton dengan target ekspor sebesar 17,5 -18 juta ton.
(D017/S006)
Indonesia ingin ekspor langsung CPO ke Rusia
5 Juni 2012 21:37 WIB
ilustrasi KELAPA SAWIT. (ANTARA/IRSAN MULYADI)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2012
Tags: