Tim mahasiswa-dosen Unsoed lakukan inovasi terhadap buah durian
27 September 2022 17:58 WIB
Empat mahasiswa yang menjadi bagian dari Tim Program Kemitraan Masyarakat (PKM) Fakultas Pertanian Unsoed Purwokerto menunjukkan produk olahan pangan berupa permen susu durian. ANTARA/HO-Unsoed
Purwokerto (ANTARA) - Tim Program Kemitraan Masyarakat (PKM) yang melibatkan mahasiswa dan dosen Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, melakukan inovasi terhadap buah durian.
Dalam keterangan di Purwokerto, Selasa, Ketua Tim PKM Unsoed Azhar Septiawan mengatakan durian merupakan salah satu komoditas unggulan Kabupaten Banyumas.
"Dengan demikian ketika memasuki masa panen, ketersediaan buah durian melimpah namun harganya menjadi sangat murah," katanya.
Terkait dengan hal itu, dia mengatakan penerapan teknologi tepat guna dalam rangka meningkatkan nilai tambah dan memperpanjang usia simpan durian yang selama ini lebih banyak dikonsumsi sebagai buah segar.
Oleh karena itu, kata dia, Tim PKM Faperta Unsoed membuat inovasi berupa permen susu durian dengan pendampingan tiga orang dosen yang terdiri atas Dr. Rumpoko Wicaksono, Prof Dr. Rifda Naufalin, dan Budi Dharmawan, Ph.D.
"Dalam melaksanakan kegiatan pendampingan ini, kami menggandeng Rumah Durian Cahaya Bulan di Desa Kalisari, Kecamatan Cilongok, Banyumas," katanya.
Baca juga: Akademisi Unsoed: CMM G20 ajang kenalkan keberagaman budaya Indonesia
Baca juga: Mahasiswa Unsoed kembangkan pengendali hama padi berbasis drone
Menurut dia, Rumah Durian Cahaya Bulan merupakan UMKM yang sudah terbiasa memroduksi berbagai macam olahan durian meskipun kualitas produk yang dihasilkan belum memuaskan.
Lebih lanjut, Azhar mengatakan program pendampingan UMKM Cahaya Bulan didukung oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui skema Program Kemitraan Tahun 2022 yang dibiayai Direktorat Riset Teknologi dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DRTPM) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti).
Terkait dengan permen susu durian yang dikembangkan dalam kegiatan tersebut, Azhar mengatakan permen merupakan suatu produk pangan yang digemari semua orang mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.
"Permen juga dapat menjadi peluang bisnis yang menguntungkan," katanya.
Menurut dia, permen merupakan bentuk hasil olahan dari kristal gula (sukrosa) yang dibungkus dengan sirup glukosa dengan cara pemasakan suhu tinggi, sehingga memiliki kandungan air yang sangat rendah.
Ia mengatakan permen terdiri atas dua jenis, yaitu hard candy dan soft candy.
"Permen yang kami kembangkan, yaitu soft candy yang elastis dan mudah dikunyah. Dalam proses produksi, kami juga memanfaatkan susu sapi segar yang juga merupakan hasil dari peternakan di Desa Kalisari," katanya.
Azhar mengakui adanya kendala yang dihadapi dalam proses produksi permen susu durian, salah satunya tekstur produk yang dihasilkan belum memuaskan karena teksturnya masih kasar dan tidak elastis.
Akan tetapi setelah dilakukan serangkaian uji coba, Tim PKM Faperta Unsoed akhirnya menemukan formula yang pas untuk membuat permen susu durian.
Baca juga: Bulog-Unsoed kerja sama bidang penelitian dan SDM
Baca juga: Akademisi: Mitigasi bencana abrasi bisa struktural dan non-struktural
Dalam keterangan di Purwokerto, Selasa, Ketua Tim PKM Unsoed Azhar Septiawan mengatakan durian merupakan salah satu komoditas unggulan Kabupaten Banyumas.
"Dengan demikian ketika memasuki masa panen, ketersediaan buah durian melimpah namun harganya menjadi sangat murah," katanya.
Terkait dengan hal itu, dia mengatakan penerapan teknologi tepat guna dalam rangka meningkatkan nilai tambah dan memperpanjang usia simpan durian yang selama ini lebih banyak dikonsumsi sebagai buah segar.
Oleh karena itu, kata dia, Tim PKM Faperta Unsoed membuat inovasi berupa permen susu durian dengan pendampingan tiga orang dosen yang terdiri atas Dr. Rumpoko Wicaksono, Prof Dr. Rifda Naufalin, dan Budi Dharmawan, Ph.D.
"Dalam melaksanakan kegiatan pendampingan ini, kami menggandeng Rumah Durian Cahaya Bulan di Desa Kalisari, Kecamatan Cilongok, Banyumas," katanya.
Baca juga: Akademisi Unsoed: CMM G20 ajang kenalkan keberagaman budaya Indonesia
Baca juga: Mahasiswa Unsoed kembangkan pengendali hama padi berbasis drone
Menurut dia, Rumah Durian Cahaya Bulan merupakan UMKM yang sudah terbiasa memroduksi berbagai macam olahan durian meskipun kualitas produk yang dihasilkan belum memuaskan.
Lebih lanjut, Azhar mengatakan program pendampingan UMKM Cahaya Bulan didukung oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui skema Program Kemitraan Tahun 2022 yang dibiayai Direktorat Riset Teknologi dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DRTPM) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti).
Terkait dengan permen susu durian yang dikembangkan dalam kegiatan tersebut, Azhar mengatakan permen merupakan suatu produk pangan yang digemari semua orang mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.
"Permen juga dapat menjadi peluang bisnis yang menguntungkan," katanya.
Menurut dia, permen merupakan bentuk hasil olahan dari kristal gula (sukrosa) yang dibungkus dengan sirup glukosa dengan cara pemasakan suhu tinggi, sehingga memiliki kandungan air yang sangat rendah.
Ia mengatakan permen terdiri atas dua jenis, yaitu hard candy dan soft candy.
"Permen yang kami kembangkan, yaitu soft candy yang elastis dan mudah dikunyah. Dalam proses produksi, kami juga memanfaatkan susu sapi segar yang juga merupakan hasil dari peternakan di Desa Kalisari," katanya.
Azhar mengakui adanya kendala yang dihadapi dalam proses produksi permen susu durian, salah satunya tekstur produk yang dihasilkan belum memuaskan karena teksturnya masih kasar dan tidak elastis.
Akan tetapi setelah dilakukan serangkaian uji coba, Tim PKM Faperta Unsoed akhirnya menemukan formula yang pas untuk membuat permen susu durian.
Baca juga: Bulog-Unsoed kerja sama bidang penelitian dan SDM
Baca juga: Akademisi: Mitigasi bencana abrasi bisa struktural dan non-struktural
Pewarta: Sumarwoto
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022
Tags: