Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Komisi E DPRD DKI Jakarta Anggara Wicitra Sastroamidjojo mengharapkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menjamin Pusat Kesenian Taman Ismail Marzuki (TIM) dapat dinikmati semua kalangan seniman.

Sehingga, kata salah satu pimpinan Komisi Bidang Kesra DPRD DKI tersebut, TIM bisa menjadi tempat bagi seniman dari semua kalangan untuk bisa berkarya, walau tetap dilakukan seleksi.

"Saya harap TIM dapat menjadi inklusif diakses semua kalangan seniman. Jangan jadi tempat yang sulit dijangkau," kata Anggara dalam keterangan di Jakarta, Senin.

Dia berharap pusat kesenian ini rumah bersama untuk mengembangkan kebudayaan. "Walaupun kurasi dan seleksi harus tetap ada untuk menjaga kualitas," katanya.

Anggara meminta ada kebijakan dan program konkret dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dalam pengembangan kebudayaan khususnya di Ibu Kota.

"Misalkan kata Pak Gubernur ada alokasi anggaran 28 miliar untuk aktivitas seni dan budaya. Itu harus jelas dan konkret mau programnya apa dan hasil diharapkan seperti apa," katanya.

Baca juga: Anies pastikan tak ada komersialisasi seni budaya di TIM
Baca juga: Ini penegasan Jakpro terkait tugasnya TIM

Dia meminta Pemprov DKI Jakarta juga jangan terlalu fokus hanya pada TIM, namun sarana prasarana di wilayah-wilayah juga harus dibangun agar para seniman dapat berkarya dengan mudah.

"Jakarta harus ada visi pengembangan kebudayaan," tuturnya.

Anggara juga menekankan sangat penting bagi Pemprov DKI Jakarta untuk membuat rencana pengembangan ekosistem kebudayaan.

"Setelah kita bangun sarana fisiknya, kita harus pikirkan bagaimana mengembangkan ekosistem kebudayaan sampai akar rumput. Gandeng sanggar-sanggar budaya yang selama ini sangat jarang dijangkau," katanya.

Pertunjukan atau pagelaran itu cuma satu bagian dari ekosistem. "Bagian lainnya ada pembinaan, pengembangan, pemberdayaan dan sebagainya," kata Anggara.

Revitalitasi pusat kesenian TIM di Cikini, Jakarta Pusat, menelan anggaran mencapai Rp1,4 triliun yang berasal dari dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).