Yogyakarta (ANTARA) - Epidemiolog Universitas Gadjah Mada (UGM) Bayu Satria Wiratama mengatakan program vaksinasi COVID-19 harus tetap dilanjutkan hingga tuntas meski Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan pandemi segera berakhir.

"Vaksin tetap harus diselesaikan karena yang menjaga (masyarakat dari COVID-19) adalah vaksin. Karena vaksin itulah maka statusnya bisa turun," ujar Bayu Satria Wiratama di Yogyakarta, Senin.

Menurut Bayu, kelak berakhirnya status pandemi tidak lantas membuat vaksinasi menjadi tidak penting.

Baca juga: Kemenkes: Indonesia tunjukkan keberhasilan vaksinasi COVID-19
​​​
Berkat gencarnya program vaksinasi, menurut dia, kasus pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit terus mengalami penurunan.

Oleh karena itu, menyongsong pandemi berakhir, menurut dia, pemerintah perlu menggenjot cakupan vaksinasi, khususnya dosis penguat atau booster bagi lansia yang capaiannya masih rendah.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan per 15 September 2022 pukul 18.00 WIB, cakupan vaksinasi booster pertama baru mencapai 26,45 persen atau sekitar 62.080.191 orang.

"Memang vaksinasi di Indonesia sudah baik tetapi kan masih ada lansia dengan komorbid yang belum bagus capaian vaksinasinya baik dosis dua maupun booster," ujar dia.

Baca juga: Masyarakat diimbau tetap vaksinasi "booster' meski COVID-19 landai

Menurut Bayu, meski status pandemi nantinya dinyatakan selesai oleh WHO, masyarakat perlu mendapat edukasi bahwa COVID-19 masih tetap ada.

Selain melanjutkan vaksinasi, menurut dia, protokol kesehatan atau budaya sehat yang telah terbentuk selama pandemi sebaiknya terus dipertahankan.

"COVID-nya masih akan tetap ada tetapi tidak akan menimbulkan masalah sebesar yang sebelumnya," tutur dia.

Baca juga: Pemerintah daerah diminta tingkatkan cakupan vaksinasi

Sebelumnya, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa akhir pandemi COVID-19 sudah "di depan mata" dan bahwa dunia tidak pernah berada dalam posisi yang lebih baik untuk mengakhiri COVID-19.