Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Jenderal Palang Merah Indonesia (PMI), Sudirman Said mengingatkan pentingnya pengaderan relawan bencana sebagai bagian dari upaya mengurangi risiko bencana.

"Kami mengajak semua pihak agar secara serius melakukan investasi di bidang SDM sebagai relawan kemanusiaan dan kebencanaan," kata Sudirman Said dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.

Menurut dia, kaderisasi relawan kebencanaan harus dilakukan dari tingkat atas hingga paling bawah, yaitu di kabupaten, kecamatan, desa-desa, bahkan sampai kepada unit keluarga.

“Semakin banyak warga yang memahami risiko bencana dan tersebar di masyarakat maka usaha mengurangi risiko bencana akan berjalan lebih efektif,” kata Sudirman.

Sebelumnya saat menjadi nara sumber di ajang “Community Knows Best: Reducing Disaster Risk for All”, Asia-Pacific Ministerial Conference on Disaster Risk Reduction (APMC-DRR), di Brisbane, Australia, Sudirman Said mengatakan masyarakat dan relawan lokal memiliki peran penting dalam menghadapi bencana.

Baca juga: BNPB: Relawan agen pembangunan berbasis pengurangan risiko bencana

“Dalam banyak bencana, peran relawan lokal sangat menentukan. Mereka datang paling dulu ke lapangan dan meninggalkan lokasi bencana paling akhir,” ucap Sudirman.

Karena itu, salah satu strategi pengurangan risiko bencana adalah dengan melakukan pendidikan dan penerangan kepada masyarakat secara luas, agar jejaring penanggulangan bencana terbentuk di setiap komunitas.

“Pada tingkat keluarga, minimal satu anggota keluarga harus memahami risiko dan cara-cara penanggulangan bencana. Bila usaha ini bisa kita lakukan secara kolektif maka risiko bencana bisa dikelola dengan baik,” tambah mantan Deputi Kepala Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Aceh-Nias ini.

Sudirman menambahkan perlunya perhatian khusus untuk generasi muda, seperti Gerakan Palang Merah Remaja dan Gerakan Pramuka.

“Gerakan sosial adalah basis kuat bagi pengembangan kapasitas kepemimpinan seseorang. Memberi perhatian dan kesempatan pada generasi muda dan kader relawan kebencanaan merupakan pesan kuat bagi keberlangsungan usaha pengurangan risiko bencana karena masa depan berada di tangan mereka,” ujarnya.

Baca juga: BPBD siagakan seribuan relawan antisipasi bencana alam

Sudirman mengungkapkan contoh betapa resiliensi masyarakat sangat penting dalam penanganan bencana.

“Tradisi Nandong Smong di Pulau Simeleu, pulau kecil di Lautan Hindia, terbukti telah menyelamatkan warga dari hempasan tsunami yang menghantam Aceh pada 2004. Ini adalah contoh kearifan lokal yang harus dikembangkan di daerah yang memiliki beragam tradisi seperti Indonesia,” imbuhnya.