Beijing (ANTARA) - Perdana Menteri China Li Keqiang melakukan dialog virtual dengan komunitas pebisnis Jepang di markas Dewan Negara China di kawasan Zhongnanhai, Beijing, Kamis (22/9).

PM Li bertukar pandangan dengan pengusaha Jepang tentang berbagai topik, termasuk kerja sama bisnis dalam menghadapi tantangan ekonomi dan keuangan global, demikian Kementerian Luar Negeri China (MFA) di Beijing, Jumat.

Menjelang peringatan 50 tahun normalisasi hubungan diplomatik, Li melihat kedua negara sebagai tetangga yang sangat penting dan masing-masing sebagai negara ekonomi terbesar kedua dan ketiga di dunia.

"Lima puluh tahun yang lalu, para pemimpin generasi tua kedua negara memiliki visi strategis yang jauh ke depan dengan membuat keputusan politik yang besar untuk memulihkan hubungan diplomatik China-Jepang," ujarnya.

Baca juga: Menlu China ajukan pandangan lima poin terkait hubungan China-Jepang

Menghadapi masa-masa mendatang, lanjut dia, kedua belah pihak tetap berkomitmen menjaga perdamaian dan persahabatan dengan mematuhi empat prinsip politik China-Jepang.

Kekuatan kedua negara besar ekonomi dunia tersebut dinilainya sangat lengkap.

Dalam beberapa tahun terakhir perdagangan bilateral China-Jepang mencatat rekor tinggi.

Perdagangan bilateralnya pada 2021 mencapai 370 miliar dolar AS (Rp5,57 kuadriliun).

"Kami berharap China dan Jepang bisa saling menghormati, menjaga kesetaraan, meningkatkan rasa saling percaya, dan menjaga stabilitas keamanan di kawasan," kata Li dalam pertemuan yang diprakarsai oleh Dewan Promosi Perdagangan Internasional China (CPIT) dan Federasi Bisnis Jepang (JBF) itu.

Hubungan China dan Jepang, terutama dalam bidang politik dan keamanan akhir-akhir ini menemui berbagai persoalan.

Keduanya sering terlibat saling provokasi militer di sekitar perairan Laut Kuning dan di sekitar Taiwan.

Baca juga: China peringati perang melawan agresi Jepang
Baca juga: Museum China pamerkan kamera senjata yang digunakan agresor Jepang