Jayapura (ANTARA News) - Kepala Kepolisian Papua Irjen Pol Tommy Jacobus menegaskan, gerakan separatis di Papua hingga kini masih ada dan itu terbukti dengan berbagai kegiatan yang dilakukan para pendukung gerakan tersebut. "Kita bersama harus mewaspadai kegiatan tersebut dan hal itu menjadi peringatan bagi kita semua," tegas Kapolda Papua kepada ANTARA News ketika ditanya tentang pengibaran bendera "Bintang Kejora" di kawasan kampus Universitas Cendrawasih di Waena, Rabu pagi. Menurutnya, dengan ditingkatkannya kewaspadaaan maka masyarakat tidak mudah terpengaruh dengan berbagai isu yang sengaja di lontarkan oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Demikian pula dengan maraknya warga Papua yang eksodus ke Australia, Kapolda Irjen Pol Tommy Jacobus mengatakan keheranannya karena situasi keamanan yang relatif kondusif sehingga bila tidak bersalah kenapa sampai harus melarikan diri, apalagi tidak ada intimidasi dari aparat. Ketika ditanya tentang kasus Petrus Samkakay, Kapolda menegaskan dari laporan yang diterima yang bersangkutan tak tersangkut kasus kriminal sehingga pihaknya masih menyelidiki apa yang menyebabkan mereka menyeberang. Sementara itu Pangdam XVII Trikora, Mayjen TNI George Toisutta ketika dihubungi ANTARA News mengakui, akibat keterbatasan sarana dan prasarana pendukung maka pihaknya sulit mendeteksi keluarga warga Papua untuk mencari suaka. "Bagaimana mungkin kita bisa mencegah mereka karena panjang garis perbatasan antara RI-Papua Nugini tercatat sepanjang 860 Km, sedang pos perbatasan yang ada hanya tercatat 114 pos," ungkap Pangdam Trikora. Menurut Mayjen TNI Toisutta, saat ini wilayah perbatasan kedua negara memang dijaga tiga batalyon penugasan namun mengingat luasnya wilayah maka hal itu sulit untuk dicegah. Apalagi bila mereka menggunakan sarana laut atau jalan setapak (jalan tikus) yang bukan merupakan jalur resmi maka akan lebih sulit, tegas Pangdam Trikora, Mayjen TNI George Toisutta.(*)