Jakarta (ANTARA) - Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal meminta pemerintah fokus mengendalikan inflasi yang disebabkan dari aspek internal, yakni terkait ketersediaan komoditas strategis di berbagai daerah.

“Kalau inflasi yang disebabkan aspek eksternal tidak bisa dikontrol, aspek internal harus bisa diatasi,” kata Faisal dalam webinar bertajuk Menjaga Pertumbuhan Ekonomi di Tengah Tingginya Inflasi yang dipantau di Jakarta, Kamis.

Dia meminta pemerintah pusat dan daerah (pemda) berkolaborasi memperbaiki distribusi komoditas strategis yang ada di berbagai daerah di Indonesia.

Dia melanjutkan inflasi ini disebabkan karena ketidakseimbangan sisi supply dan demand yang seiring waktu mengalami perubahan, ditambah setiap daerah memiliki karakteristik komoditas penyebab inflasinya masing-masing.

“Inflasi tingkat daerah, peran pemda sangat penting terkait supply dan demand daerah setempat,” kata Faisal.

Dia mengatakan Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) harus bersinergi mengendalikan inflasi yang disebabkan dari aspek internal ini, mengingat hal itu bisa dikendalikan dari dalam negeri.

Dalam kesempatan ini, Faisal mengatakan ketidakpastian ekonomi di tingkat global akan berdampak kecil terhadap perekonomian Indonesia.

Dia meyakini pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada di kisaran 4 hingga 5 persen secara year on year (yoy) tahun ini, meskipun ada penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan penyesuaian suku bunga acuan di dalam negeri.

“Ketergantungan Indonesia terhadap perekonomian global kecil, sehingga dampaknya cukup kecil,” kata Faisal.

Dia menyebut penyaluran bantalan sosial (bansos) yang tepat sasaran juga akan memperkuat daya beli masyarakat di tengah adanya kenaikan inflasi, sehingga perekonomian nasional dapat terus bergerak.

Baca juga: BI: Kenaikan bunga acuan bakal arahkan inflasi inti ke bawah 4 persen

Baca juga: Menko Airlangga sebut delapan langkah kendalikan inflasi daerah