Yayasan KEHATI: Badak bermanfaat bagi kehidupan manusia
Rosa, seekor induk badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) menemani anaknya berjenis kelamin betina yang baru berusia beberapa hari di Suaka Rhino Sumatera, Taman Nasional Way Kambas (SRS TNWK), Lampung Timur, Lampung, Senin (28/3/2022). Bayi badak Sumatera tersebut lahir dari hasil perkawinan badak jantan bernama Andatu dan badak betina bernama Rosa pada Kamis (24/3) pukul 11.44 WIB di Suaka Rhino Sumatera Taman Nasional Way Kambas, Lampung. ANTARA FOTO/Biro Humas Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan/Handout/Lmo/wsj. (Biro Humas KLHK/Biro Humas Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan)
"Tak hanya memberikan dampak ekologi, badak juga memberikan manfaat kepada kehidupan manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Badak juga merupakan simbol kebanggaan bangsa Indonesia yang harus dijaga," kata Rika dalam pernyataan diterima di Jakarta, Kamis.
Keberadaan badak berdampak kepada alam yaitu dapat menyebarkan benih untuk menjaga keseimbangan ekosistem. Badak merupakan satwa pemakan semak dan pucuk daun sehingga merangsang tumbuhnya pucuk-pucuk baru, dengan pucuk daun baru dapat menyerap karbon dioksida lebih banyak dari pucuk tua.
Dalam Hari Badak Sedunia, yang diperingati setiap 22 September, dia mengingatkan bahwa lima jenis badak di dunia berada kondisi terancam punah dan masuk kategori kritis dalam Daftar Merah IUCN. Termasuk juga dua jenis badak yang berasal dari Indonesia yaitu badak sumatera dan badak jawa.
Baca juga: DLH siap berkontribusi selamatkan populasi badak di Kaltim
Baca juga: Badak Sumatera di Way Kambas bernama Rosa melahirkan bayi betina
Badak sumatera, yang merupakan badak terkecil di dunia, dapat dijumpai di Pulau Sumatera baik di alam liar maupun kawasan konservasi seperti Taman Nasional Gunung Leuser dan Bukit Barisan.
Sementara habitat badak jawa, yang memiliki keunikan bercula satu, terfokus di Taman Nasional Ujung Kulon, Banten.
Populasi badak sumatera diperkirakan berada di kisaran kurang dari 100 individu di alam, berdasarkan Population and Habitat Viability Analysis (PHVA) pada 2016 dan hanya ditemukan di Indonesia. Sedangkan badak Jawa berjumlah sekitar 75 individu, berdasarkan data KLHK pada 2021.
Keduanya sama-sama berstatus kritis, berdasarkan Daftar Merah IUCN.
Upaya pemulihan populasi badak terus dilakukan pemerintah bekerja sama dengan beberapa pemangku kepentingan, termasuk KEHATI.
Rika menyoroti pentingnya peran semua pihak untuk terus mengampanyekan pelestarian badak Sumatra dan badak Jawa di era digital seperti sekarang.
"Masih eksisnya kedua jenis badak ini merupakan kebanggaan tersendiri di tengah kepunahan koleganya di negara tetangga. Namun tentu kita tidak boleh berpuas diri. Dukungan dari semua pihak tetap diperlukan agar badak Sumatra dan badak Jawa tetap lestari," tuturnya.
Baca juga: Penyelamatan populasi badak sumatra sangat penting saat ini
Baca juga: Pemuda di Aceh kampanye perlindungan badak saat World Rhino Day
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022