Jakarta (ANTARA News) - Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI-AL) dan Angkatan Laut Filipina sepakat untuk meningkatkan patroli bersama di laut Sulawesi, terutama di wilayah perairan antara Filipina Selatan dengan Indonesia bagian utara, guna mencegah ancaman (pembalakan ksyu liar (illegal logging), terorisme dan perompakan. "Kami sepakat untuk meningkatkan kerja sama patroli di Laut Sulawesi," kata Menteri Pertahanan (Menhan) Juwono Sudarsono, usai menerima kunjungan Kepala Komando Angkatan Laut Filipina (Flag Officer in Command, Philippine Navy), Laksamana Madya Mateo Mayuga, di Jakarta, Rabu (5/4). Ia mengemukakan, patroli bersama di antara Indonesia-Filipina sudah berjalan cukup lama dalam rangka program Binyaga (Brunei, Indonesia, Malaysia, Filipina) dalam kerangka pertumbuhan di kawasan Asia Timur (East Asia Growth Area/EAGA) yang dicanangkan oleh Presiden Soeharto pada 1995/1996. "Patroli bersama antara Indonesia-Filipina modelnya mirip dengan patroli bersama tiga negara, yaitu antara Malaysia, Indonesia dan Singapura dalam melaksanakan pengamanan di Selat Malaka," kata Juwono. Ia menambahkan, kunjungan Kepala Komando Angkatan Laut Filipina ke Dephan RI merupakan tindak lanjut pertemuan Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono, dengan Presiden Filipina, Gloria Macapagal Arroyo, pada saat pertemuan Konperensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia Timur pada Desember 2005 di Kuala Lumpur. Departemen Pertahanan saat ini, tambah Juwono, lebih memfokuskan pada kerja sama antar instansi militer diantara satuan-satuan Angkatan Laut dan Polisi di sekitar perairan laut Sulawesi. Juwono mengatakan, kerja sama militer antara Indonesia- Filipina selama ini tetap berjalan, seperti pertukaran Perwira Siswa ke dua negara. (*)