Media: Masyarakat AS kehilangan kepercayaan pada pemerintah
20 September 2022 21:42 WIB
Dari pembalikan hak aborsi yang diabadikan dalam Roe v. Wade, hingga masalah imigrasi, dan kontrol serta kepemilikan senjata, kebanyakan warga Amerika seolah memiliki "suku" tempat mereka bersekutu dengan sangat sedikit orang yang berada di posisi netral, tulis laporan The Hill.
New York (ANTARA) - Amerika Serikat (AS) menghadapi kerapuhan negara yang lebih besar dibandingkan yang disadari oleh kebanyakan orang.
Pasalnya, masyarakat kini tidak lagi memercayai pemerintah, sedangkan lembaga-lembaga di sekitarnya, termasuk media, tidak berbuat banyak untuk mendapatkan kembali kepercayaan itu, papar laporan The Hill pada Minggu (18/9).
"Masyarakat umum AS saat ini merasakan adanya kemerosotan demokrasi, mereka tidak percaya bahwa pemerintah sedang bertumpu pada fondasi yang kuat, sebagian karena pemberontakan 6 Januari 2021.
Trauma kolektif yang belum terselesaikan tentang masa lalu, termasuk perbudakan, serta pandangan kebanyakan orang Amerika yang menganggap pemerintah mereka korup," kata laporan itu.
"Mereka telah kehilangan kepercayaan pada sistem dan institusi kita. Sementara masyarakat mungkin akan sependapat mengenai masalah, mereka tidak akan sependapat soal penyebab dan solusi, yang pada gilirannya semakin membudayakan polarisasi," kata artikel Opini bertajuk "Kerapuhan Amerika Serikat" itu.
Dari pembalikan hak aborsi yang diabadikan dalam Roe v. Wade, hingga masalah imigrasi, dan kontrol serta kepemilikan senjata, kebanyakan warga Amerika seolah memiliki "suku" tempat mereka bersekutu dengan sangat sedikit orang yang berada di posisi netral, kata artikel tersebut.
"Respons terhadap pandemi COVID-19 yang dipolitisasi telah semakin memperkeruh masalah," kekerasan senjata acak juga meningkat, dan "pengadilan konflik secara damai tidak lagi diberikan," tambah laporan tersebut.
Pasalnya, masyarakat kini tidak lagi memercayai pemerintah, sedangkan lembaga-lembaga di sekitarnya, termasuk media, tidak berbuat banyak untuk mendapatkan kembali kepercayaan itu, papar laporan The Hill pada Minggu (18/9).
"Masyarakat umum AS saat ini merasakan adanya kemerosotan demokrasi, mereka tidak percaya bahwa pemerintah sedang bertumpu pada fondasi yang kuat, sebagian karena pemberontakan 6 Januari 2021.
Trauma kolektif yang belum terselesaikan tentang masa lalu, termasuk perbudakan, serta pandangan kebanyakan orang Amerika yang menganggap pemerintah mereka korup," kata laporan itu.
"Mereka telah kehilangan kepercayaan pada sistem dan institusi kita. Sementara masyarakat mungkin akan sependapat mengenai masalah, mereka tidak akan sependapat soal penyebab dan solusi, yang pada gilirannya semakin membudayakan polarisasi," kata artikel Opini bertajuk "Kerapuhan Amerika Serikat" itu.
Dari pembalikan hak aborsi yang diabadikan dalam Roe v. Wade, hingga masalah imigrasi, dan kontrol serta kepemilikan senjata, kebanyakan warga Amerika seolah memiliki "suku" tempat mereka bersekutu dengan sangat sedikit orang yang berada di posisi netral, kata artikel tersebut.
"Respons terhadap pandemi COVID-19 yang dipolitisasi telah semakin memperkeruh masalah," kekerasan senjata acak juga meningkat, dan "pengadilan konflik secara damai tidak lagi diberikan," tambah laporan tersebut.
Penerjemah: Xinhua
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2022
Tags: