​​​​​​​Bukittinggi (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BKMG) bersama Pemerintah Kota Bukittinggi, Sumatera Barat sinkronkan waktu Jam Gadang dengan standar waktu nasional, kegiatan ini dilaksanakan secara resmi di Taman Jam Gadang, Selasa


​​​​​Kepala BMKG Padang Panjang, Suaidi Ahadi mengatakan BMKG memiliki tupoksi untuk penyesuaian standar waktu nasional termasuk penyesuaian waktu Jam Gadang yang menjadi rujukan di kota wisata.
“Jam Gadang sebagaimana kita ketahui, merupakan pusat Kota Bukittinggi yang sekaligus menjadi salah satu rujukan bagi masyarakat Bukittinggi khususnya untuk melihat dan menyamakan tanda waktu, untuk itu standar waktu di Jam Gadang harus selalu merujuk ke standar nasional, sehingga kita lakukan sinkronisasi,” katanya menjelaskan.

Ia menyampaikan, bahwa untuk sinkronisasi waktu, masyarakat juga dapat mengakses www.jam.bmkg. go.id.

Baca juga: Wapres: Jam Gadang inspirasi hasilkan produk unggulan di pasar global
Baca juga: Objek wisata Taman Jam Gadang ramai pengunjung

Wali Kota Bukittinggi, Erman Safar mengapresiasi perhatian BMKG yang telah melakukan penyesuaian waktu Jam Gadang dengan standar nasional.

Sehingga waktu yang dilihat masyarakat melalui Jam Gadang, merupakan waktu yang benar dan sesuai standar nasional.

“Terima kasih kami ucapkan pada BMKG, Jam Gadang ini adalah generator kota, semua orang memperhatikan Jam Gadang sebagai magnet dan juga tentunya penanda waktu terbesar di Sumbar," katanya.

Ia mengatakan penyinkronan tanda waktu Jam Gadang akan diikuti oleh masyarakat khususnya SKPD agar tidak terjadi kesalahan dalam operasi kerja.

"Jika ada kesalahan waktu pada Jam Gadang, tentu akan banyak juga yang salah, nanti seluruh SKPD juga harus sinkronkan waktunya agar semua sama. Kita setting ulang nanti semua, termasuk petugas di Jam Gadang juga harus rutin melakukan pengecekan,” ujar Wako.

Baca juga: Dengan prokes ketat, wisata Jam Gadang Bukittinggi kembali dibuka
Baca juga: Ada pentas seni di Jam Gadang Bukittinggi

Monumen Jam Gadang, yang tingginya 26 meter, dirancang oleh arsitek berdarah Minang bernama Jazid Sutan Maruhun bersama Rasid Sutan Gigi Ameh dan selesai dibangun tahun 1926.

Ketika itu Sekretaris Kota Rook Maker mendapat hadiah berupa jam berukuran besar dari Ratu Belanda dan kemudian memerintahkan pembuatan bangunan untuk menopangnya.

Meski didatangkan dari Belanda, jam itu dibuat di Jerman. Baja penopang mesinnya bertuliskan "Recklinghausen-1926". Recklinghausen adalah nama satu distrik di Jerman.

Mesin Jam Gadang terdiri atas roda bergerigi yang saling terhubung dan disangga oleh plat besi. Mesin jam, yang terlindung dalam lemari kaca, terhubung dengan lonceng besar menggunakan kawat baja

Bagi warga Bukittinggi, Jam Gadang adalah salah satu kebanggaan, bangunan itu dan area sekitarnya menjadi tempat tujuan utama seluruh wisatawan dari berbagai daerah dalam dan luar negeri.

Baca juga: Bukittinggi tawarkan 10 pilihan destinasi wisata liburan Lebaran
Baca juga: Merawat Jam Gadang agar tetap berdetak