Menaker: K3 kunci penting keberlangsungan usaha di masa menuju endemi
20 September 2022 14:59 WIB
Direktur Bina Pengujian K3 Kemnaker Muhammad Idham (kiri), Direktur ILO untuk Indonesia dan Timor Leste, Michiko Miyamoto (tengah) dan Minister, Deputy Chief of Mission, Kedutaan Besar Jepang Masami Tamura dalam acara penutupan proyek ILO di Jakarta, Selasa (20/9/2022) (ANTARA/Prisca Triferna)
Jakarta (ANTARA) - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah mengatakan bahwa norma keselamatan dan kesehatan kerja (K3) menjadi kunci penting keberlangsungan usaha di masa pandemi COVID-19 yang menuju endemi di Tanah Air.
Dalam acara penutupan proyek Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) di Jakarta pada Selasa, Menaker Ida, dalam sambutan yang dibacakan Direktur Bina Pengujian K3 Kemnaker Muhammad Idham, menyampaikan bahwa dibandingkan Februari 2021, situasi jumlah angkatan kerja mengalami kenaikan 4,2 juta orang menjadi 144,01 juta orang pada periode yang sama tahun ini.
Meskipun beberapa sektor lapangan pekerjaan mengalami peningkatan persentase kerja seperti sektor pertanian, kehutanan dan perikanan, masih ada sektor lain yang mengalami penurunan seperti jasa.
Tidak hanya itu, terjadi juga kenaikan pekerja di sektor informal menjadi 81,33 juta orang atau naik 0,35 persen dibandingkan tahun 2021.
Baca juga: Menaker soroti pentingnya pertimbangkan variabel baru susun norma K3
Baca juga: Ratusan pemuda ikuti Seleknas Kompetitor ASC Kemnaker
"Dari data tersebut penting untuk melakukan pencegahan penularan COVID-19 di tempat kerja. Oleh karena itu menjadi hal yang sangat luar biasa jika K3 menjadi rujukan atau kunci penting keberlangsungan usaha di masa pandemi COVID-19 menuju endemi," kata Menaker Ida Fauziyah.
Dalam penutupan proyek ILO bertajuk Meningkatkan Pencegahan COVID-19 di dan Melalui Tempat Kerja itu, Ida menyoroti perlunya kolaborasi pemangku kepentingan untuk menerapkan K3.
Berbagai kebijakan dan program di masa pandemi yang merupakan tatanan kenormalan baru ketenagakerjaan perlu dijalankan. Itu dilakukan sehingga tenaga kerja bisa tetap produktif tetapi tanpa mengabaikan protokol kesehatan.
"Jika hal tersebut direalisasikan maka besar kemungkinan penerapan K3 akan mampu memberikan dampak signifikan pada pemulihan ekonomi nasional," katanya.
Baca juga: Pemerintah matangkan data pekerja penerima manfaat BSU tahap kedua
Sebelumnya, Kemnaker bersama ILO dan Pemerintah Jepang berkolaborasi untuk memulihkan sektor ketenagakerjaan dengan memperkuat sistem manajemen K3. Proyek penguatan itu telah dilakukan kepada 1.521 tempat kerja dan menjangkau 22.154 pekerja.
Direktur ILO untuk Indonesia dan Timor Leste, Michiko Miyamoto, mengatakan bahwa pencapaian itu merupakan buah kerja sama pemangku kepentingan termasuk pemerintah, dunia usaha, pekerja dan generasi muda.
"Ketika kita melihat ke belakang dan melihat pencapaian utama, kita juga harus mengingat bahwa ini adalah bagian dari perjalanan pemerintah, perusahaan, pekerja dan generasi muda untuk menentukan keselamatan generasi mendatang dan investasi untuk bisnis dan masyarakat secara keseluruhan," tutur Michiko Miyamoto.
Baca juga: Menaker: BSU tahap pertama sudah disalurkan kepada 4,1 juta pekerja
Baca juga: Pertemuan Menteri Buruh -Menaker G20 hasilkan lima dokumen kesepakatan
Dalam acara penutupan proyek Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) di Jakarta pada Selasa, Menaker Ida, dalam sambutan yang dibacakan Direktur Bina Pengujian K3 Kemnaker Muhammad Idham, menyampaikan bahwa dibandingkan Februari 2021, situasi jumlah angkatan kerja mengalami kenaikan 4,2 juta orang menjadi 144,01 juta orang pada periode yang sama tahun ini.
Meskipun beberapa sektor lapangan pekerjaan mengalami peningkatan persentase kerja seperti sektor pertanian, kehutanan dan perikanan, masih ada sektor lain yang mengalami penurunan seperti jasa.
Tidak hanya itu, terjadi juga kenaikan pekerja di sektor informal menjadi 81,33 juta orang atau naik 0,35 persen dibandingkan tahun 2021.
Baca juga: Menaker soroti pentingnya pertimbangkan variabel baru susun norma K3
Baca juga: Ratusan pemuda ikuti Seleknas Kompetitor ASC Kemnaker
"Dari data tersebut penting untuk melakukan pencegahan penularan COVID-19 di tempat kerja. Oleh karena itu menjadi hal yang sangat luar biasa jika K3 menjadi rujukan atau kunci penting keberlangsungan usaha di masa pandemi COVID-19 menuju endemi," kata Menaker Ida Fauziyah.
Dalam penutupan proyek ILO bertajuk Meningkatkan Pencegahan COVID-19 di dan Melalui Tempat Kerja itu, Ida menyoroti perlunya kolaborasi pemangku kepentingan untuk menerapkan K3.
Berbagai kebijakan dan program di masa pandemi yang merupakan tatanan kenormalan baru ketenagakerjaan perlu dijalankan. Itu dilakukan sehingga tenaga kerja bisa tetap produktif tetapi tanpa mengabaikan protokol kesehatan.
"Jika hal tersebut direalisasikan maka besar kemungkinan penerapan K3 akan mampu memberikan dampak signifikan pada pemulihan ekonomi nasional," katanya.
Baca juga: Pemerintah matangkan data pekerja penerima manfaat BSU tahap kedua
Sebelumnya, Kemnaker bersama ILO dan Pemerintah Jepang berkolaborasi untuk memulihkan sektor ketenagakerjaan dengan memperkuat sistem manajemen K3. Proyek penguatan itu telah dilakukan kepada 1.521 tempat kerja dan menjangkau 22.154 pekerja.
Direktur ILO untuk Indonesia dan Timor Leste, Michiko Miyamoto, mengatakan bahwa pencapaian itu merupakan buah kerja sama pemangku kepentingan termasuk pemerintah, dunia usaha, pekerja dan generasi muda.
"Ketika kita melihat ke belakang dan melihat pencapaian utama, kita juga harus mengingat bahwa ini adalah bagian dari perjalanan pemerintah, perusahaan, pekerja dan generasi muda untuk menentukan keselamatan generasi mendatang dan investasi untuk bisnis dan masyarakat secara keseluruhan," tutur Michiko Miyamoto.
Baca juga: Menaker: BSU tahap pertama sudah disalurkan kepada 4,1 juta pekerja
Baca juga: Pertemuan Menteri Buruh -Menaker G20 hasilkan lima dokumen kesepakatan
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022
Tags: