Berekolabel MSC, Indonesia promosikan ikan tuna di "Expo Asia" 2022
19 September 2022 20:37 WIB
Produk ikan tuna dengan ekolabel Marine Stewardship Council (MSC) yang diikutsertakan Indonesia pada ajang pameran makanan laut (seafood) internasional "Seafood Expo Asia" 2022, di Singapura pada 14-16 September 2022. ANTARA/HO-MSC/SMS.
Bogor (ANTARA) - Indonesia memromosikan ikan tuna dengan bersertifikat ekolabel Marine Stewardship Council (MSC) pada ajang pameran makanan laut (seafood) internasional, yakni di "Seafood Expo Asia" 2022, Singapura pada 14-16 September 2022.
"MSC sangat mengapresiasi perikanan yang mempraktikan perikanan berkelanjutan hingga ke 'end-product' olahannya," kata Commercial Communication Officer MSC Indonesia, Usmawati Anggita dalam taklimat media kepada ANTARA di Bogor, Jawa Barat, Senin.
MSC adalah organisasi nirlaba internasional yang menetapkan standar berbasis sains dan diakui secara global terhadap penangkapan ikan serta keterlacakan makanan laut yang berkelanjutan.
Label MSC biru pada produk makanan laut mengartikan bahwa produk berasal melalui perikanan tangkapan alam yang telah disertifikasi secara independen terhadap standar berbasis sains MSC.
Ia menjelaskan "Seafood Expo Asia" Singapura itu dihadiri oleh berbagai pelaku bisnis perikanan dari berbagai belahan dunia.
Pameran tersebut dihadiri oleh lebih dari 300 peserta dari Asia, Eropa dan Amerika Serikat (AS), yang terdiri atas perusahaan produsen dan pembeli
"Termasuk di antaranya mitra yang telah bersertifikat MSC sehingga menjadi wadah untuk memperluas pasar dan informasi perikanan berkelanjutan di pasar Asia," katanya.
Ia menjelaskan PT Samudera Mandiri Sentosa (SMS), yang menjadi salah satu peserta (exhibitor) di pergelaran pameran internasional itu, merupakan produsen tuna sirip kuning dan cakalang yang telah memiliki sertifikat MSC "Chain of Custody" (CoC) atau rantai pengawasan.
"PT SMS menampilkan produk tuna kaleng berekolabel MSC dari perairan Bitung yang telah mempraktikan perikanan berkelanjutan dan tertelusur," kata Usmawati Anggita.
Sementara itu General Manager (GM) PT SMS, Sigit Saptono menyatakan keikutsertaan mereka pada "Seafood Expo Asia" itu menampilkan produk olahan tuna terbaik dari perairan Indonesia ke pasar global.
Salah satunya, kata dia, adalah produk tuna kaleng dari perairan Bitung yang sudah berlabel MSC.
"Komitmen kami terhadap sumber daya yang berkelanjutan menjadi salah satu nilai perusahaan untuk memberikan produk terbaik dengan memerhatikan lingkungan serta kesejahteraan nelayan," katanya.
Tidak hanya terbukti ditangkap melalui praktik yang berkelanjutan, pihaknya juga ingin menampilkan profil nelayan yang menangkapnya sehingga pembeli tahu dari mana tuna yang mereka konsumsi berasal dan menjadi nilai tambah tersendiri, demikian Sigit Saptono.
Baca juga: Menteri Trenggono minta sertifikat MSC tuna terus dipertahankan
Baca juga: MSC apresiasi nelayan Pulau Buru-Maluku jaga keberlanjutan perikanan
Baca juga: Pengakuan global, tuna Indonesia raih ekolabel MSC lagi
Baca juga: KKP: Produk tuna Indonesia raih sertifikasi standar global
"MSC sangat mengapresiasi perikanan yang mempraktikan perikanan berkelanjutan hingga ke 'end-product' olahannya," kata Commercial Communication Officer MSC Indonesia, Usmawati Anggita dalam taklimat media kepada ANTARA di Bogor, Jawa Barat, Senin.
MSC adalah organisasi nirlaba internasional yang menetapkan standar berbasis sains dan diakui secara global terhadap penangkapan ikan serta keterlacakan makanan laut yang berkelanjutan.
Label MSC biru pada produk makanan laut mengartikan bahwa produk berasal melalui perikanan tangkapan alam yang telah disertifikasi secara independen terhadap standar berbasis sains MSC.
Ia menjelaskan "Seafood Expo Asia" Singapura itu dihadiri oleh berbagai pelaku bisnis perikanan dari berbagai belahan dunia.
Pameran tersebut dihadiri oleh lebih dari 300 peserta dari Asia, Eropa dan Amerika Serikat (AS), yang terdiri atas perusahaan produsen dan pembeli
"Termasuk di antaranya mitra yang telah bersertifikat MSC sehingga menjadi wadah untuk memperluas pasar dan informasi perikanan berkelanjutan di pasar Asia," katanya.
Ia menjelaskan PT Samudera Mandiri Sentosa (SMS), yang menjadi salah satu peserta (exhibitor) di pergelaran pameran internasional itu, merupakan produsen tuna sirip kuning dan cakalang yang telah memiliki sertifikat MSC "Chain of Custody" (CoC) atau rantai pengawasan.
"PT SMS menampilkan produk tuna kaleng berekolabel MSC dari perairan Bitung yang telah mempraktikan perikanan berkelanjutan dan tertelusur," kata Usmawati Anggita.
Sementara itu General Manager (GM) PT SMS, Sigit Saptono menyatakan keikutsertaan mereka pada "Seafood Expo Asia" itu menampilkan produk olahan tuna terbaik dari perairan Indonesia ke pasar global.
Salah satunya, kata dia, adalah produk tuna kaleng dari perairan Bitung yang sudah berlabel MSC.
"Komitmen kami terhadap sumber daya yang berkelanjutan menjadi salah satu nilai perusahaan untuk memberikan produk terbaik dengan memerhatikan lingkungan serta kesejahteraan nelayan," katanya.
Tidak hanya terbukti ditangkap melalui praktik yang berkelanjutan, pihaknya juga ingin menampilkan profil nelayan yang menangkapnya sehingga pembeli tahu dari mana tuna yang mereka konsumsi berasal dan menjadi nilai tambah tersendiri, demikian Sigit Saptono.
Baca juga: Menteri Trenggono minta sertifikat MSC tuna terus dipertahankan
Baca juga: MSC apresiasi nelayan Pulau Buru-Maluku jaga keberlanjutan perikanan
Baca juga: Pengakuan global, tuna Indonesia raih ekolabel MSC lagi
Baca juga: KKP: Produk tuna Indonesia raih sertifikasi standar global
Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022
Tags: