Jakarta (ANTARA) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menyatakan perbuatan catcalling terhadap wisatawan mencemari citra dan reputasi pariwisata Indonesia yang ramah.

Pernyataan tersebut merupakan tanggapan atas adanya dugaan catcalling terhadap seorang wisatawan yang mengunjungi destinasi wisata Gili Trawangan, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB), sehingga viral di platform TikTok melalui akun @miaerliana.

“Catcalling itu adalah tindakan yang jahat terhadap wisatawan atau siapa saja, biasanya lawan jenis. Misalnya di satu daerah ada seseorang yang disambut dengan siulan atau ucapan-ucapan seperti ‘hai cantik, mau dianterin gak?’ Atau “minta dong nomor WA-nya (WhatsApp)’, dan its so super annoying,” ujar dia dalam The Weekly Brief with Sandi Uno yang dipantau secara virtual, Jakarta, Senin.

Sebagai seorang bapak yang memiliki dua anak perempuan, Sandiaga mengaku bisa merasakan apa yang dirasakan oleh wisatawan nusantara tersebut. Dia menegaskan agar tak ada lagi yang boleh melakukan hal itu karena pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia baru saja bangkit.

“Tadi saja saya baru kasih hadis dari Rasulullah, bahwa ‘barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaknya ia memuliakan tamunya.’ Jadi itu sudah ada hadisnya, kita harus memuliakan tamu, jangan di-catcalling, and please stop,” ungkap Menparekraf.

Lebih lanjut, dikatakan bahwa dirinya telah berkoordinasi dengan pemerintah, asosiasi, dan dunia usaha di NTB yang bersepakat untuk memberikan edukasi kepada para pelaku pariwisata dan masyarakat setempat agar kejadian catcalling tak lagi terulang. Hal tersebut mempertimbangkan citra NTB yang juga menjadi destinasi pariwisata ramah muslim.

“Ini cuma kelakuan beberapa oknum yang harus kita berikan peringatan agar tidak diulang lagi,” kata Sandiaga.

Baca juga: Melancong ke Gili Trawangan yang tak semata "party island" Lombok
Baca juga: Gili Trawangan dapat berkah gelaran MotoGP Mandalika
Baca juga: Sandiaga: Sejumlah maskapai asing buka penerbangan langsung ke RI