Mantan PM Thailand: GDI usulan China untuk pembangunan berkelanjutan
19 September 2022 16:16 WIB
GDI, Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra, dan seruan China untuk membangun komunitas dengan masa depan bersama bagi umat manusia dapat memainkan peranan positif dalam mempromosikan pembangunan bersama dan multilateralisme, kata mantan perdana menteri Thailand Abhisit Vejjajiva.
Jakarta (ANTARA) - Inisiatif Pembangunan Global (Global Development Initiative/GDI) yang diprakarsai oleh China bertujuan untuk membantu negara-negara mewujudkan pembangunan berkelanjutan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 2030 melalui kerja sama internasional, dan harus didukung oleh semua negara, demikian dikatakan mantan Perdana Menteri Thailand Abhisit Vejjajiva.
"Situasi yang dihadapi dunia saat ini jauh lebih menantang dan kompleks" dibandingkan dengan saat dirinya menjabat sebagai perdana menteri pada 2008 hingga 2011, ketika dunia tengah bergulat dengan dampak krisis keuangan global 2008, kata Abhisit dalam sebuah wawancara belum lama ini dengan Xinhua.
"Jika masalahnya pada dasarnya berasal dari sektor keuangan, kita tahu bagaimana menghadapinya, meskipun beberapa kebijakan yang perlu kita adopsi mungkin menyakitkan pada waktu tertentu," katanya.
Namun demikian, pandemi COVID-19 merupakan sebuah krisis kesehatan masyarakat, yang mengganggu kehidupan masyarakat dan rantai pasokan, yang jauh lebih sulit untuk ditangani, kata Abhisit.
Dia menambahkan bahwa selain pandemi terdapat juga tantangan dari krisis Ukraina, ketegangan di antara kekuatan-kekuatan besar, deglobalisasi, dan proteksionisme.
Ketika Presiden China Xi Jinping mengajukan GDI pada debat umum sesi ke-76 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada September 2021, Xi mengimbau agar tetap berkomitmen pada pembangunan sebagai prioritas dan pendekatan yang berpusat pada rakyat.
Untuk mengatasi tantangan global ini, katanya, "yang paling baik adalah jika kita memiliki koordinasi dan kerja sama yang lebih baik antarnegara."
Dikatakan oleh Abhisit bahwa GDI, Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra (Belt and Road Initiative/BRI), dan seruan China untuk membangun komunitas dengan masa depan bersama bagi umat manusia dapat memainkan peranan positif dalam mempromosikan pembangunan bersama dan multilateralisme.
China telah menjadi mesin bagi perekonomian-perekonomian regional maupun global selama bertahun-tahun. "Dengan signifikansi ekonominya yang meningkat, akan baik bila negara ini memainkan perannya di tingkat global, mendukung multilateralisme dan tujuan pembangunan organisasi-organisasi internasional," lanjutnya.
Terkesan oleh pencapaian China dalam upaya memerangi kemiskinan, Abhisit mengatakan bahwa China sukses mengangkat banyak penduduk dalam jumlah yang belum pernah terlihat sebelumnya keluar dari kemiskinan, dan pendekatan serta pengalamannya telah menginspirasi negara-negara lain, termasuk Thailand.
Ketika Presiden China Xi Jinping mengajukan GDI pada debat umum sesi ke-76 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada September 2021, Xi mengimbau agar tetap berkomitmen pada pembangunan sebagai prioritas dan pendekatan yang berpusat pada rakyat
Pengurangan kemiskinan "bukan hanya tentang menumbuhkan ekonomi, melainkan untuk memastikan bahwa pertumbuhan itu berpihak pada kaum miskin dan kebijakan ekonomi juga menargetkan pengentasan kemiskinan," kata Abhisit.
Untuk memberantas kemiskinan absolut, China menetapkan target, membuat rencana terperinci, dan mencapainya melalui kerja keras, tambahnya. "Inilah pelajaran yang dapat dipetik."
"GDI sangat ditujukan untuk mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan, yang harus didukung oleh semua negara," katanya.
"Situasi yang dihadapi dunia saat ini jauh lebih menantang dan kompleks" dibandingkan dengan saat dirinya menjabat sebagai perdana menteri pada 2008 hingga 2011, ketika dunia tengah bergulat dengan dampak krisis keuangan global 2008, kata Abhisit dalam sebuah wawancara belum lama ini dengan Xinhua.
"Jika masalahnya pada dasarnya berasal dari sektor keuangan, kita tahu bagaimana menghadapinya, meskipun beberapa kebijakan yang perlu kita adopsi mungkin menyakitkan pada waktu tertentu," katanya.
Namun demikian, pandemi COVID-19 merupakan sebuah krisis kesehatan masyarakat, yang mengganggu kehidupan masyarakat dan rantai pasokan, yang jauh lebih sulit untuk ditangani, kata Abhisit.
Dia menambahkan bahwa selain pandemi terdapat juga tantangan dari krisis Ukraina, ketegangan di antara kekuatan-kekuatan besar, deglobalisasi, dan proteksionisme.
Ketika Presiden China Xi Jinping mengajukan GDI pada debat umum sesi ke-76 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada September 2021, Xi mengimbau agar tetap berkomitmen pada pembangunan sebagai prioritas dan pendekatan yang berpusat pada rakyat.
Untuk mengatasi tantangan global ini, katanya, "yang paling baik adalah jika kita memiliki koordinasi dan kerja sama yang lebih baik antarnegara."
Dikatakan oleh Abhisit bahwa GDI, Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra (Belt and Road Initiative/BRI), dan seruan China untuk membangun komunitas dengan masa depan bersama bagi umat manusia dapat memainkan peranan positif dalam mempromosikan pembangunan bersama dan multilateralisme.
China telah menjadi mesin bagi perekonomian-perekonomian regional maupun global selama bertahun-tahun. "Dengan signifikansi ekonominya yang meningkat, akan baik bila negara ini memainkan perannya di tingkat global, mendukung multilateralisme dan tujuan pembangunan organisasi-organisasi internasional," lanjutnya.
Terkesan oleh pencapaian China dalam upaya memerangi kemiskinan, Abhisit mengatakan bahwa China sukses mengangkat banyak penduduk dalam jumlah yang belum pernah terlihat sebelumnya keluar dari kemiskinan, dan pendekatan serta pengalamannya telah menginspirasi negara-negara lain, termasuk Thailand.
Ketika Presiden China Xi Jinping mengajukan GDI pada debat umum sesi ke-76 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada September 2021, Xi mengimbau agar tetap berkomitmen pada pembangunan sebagai prioritas dan pendekatan yang berpusat pada rakyat
Pengurangan kemiskinan "bukan hanya tentang menumbuhkan ekonomi, melainkan untuk memastikan bahwa pertumbuhan itu berpihak pada kaum miskin dan kebijakan ekonomi juga menargetkan pengentasan kemiskinan," kata Abhisit.
Untuk memberantas kemiskinan absolut, China menetapkan target, membuat rencana terperinci, dan mencapainya melalui kerja keras, tambahnya. "Inilah pelajaran yang dapat dipetik."
"GDI sangat ditujukan untuk mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan, yang harus didukung oleh semua negara," katanya.
Pewarta: Xinhua
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2022
Tags: