Kemenperin gandeng JICA dan Iperindo gelar pelatihan pembuatan kapal
19 September 2022 15:31 WIB
Sekitar 40 peserta mengikuti pelatihan prosedur pembuatan kapal dan manajemen produksi projek moderasasi perkapalan nasional di Aula Kampuh Welding Indonesia di Jalan Raya Beringin, Sambikerep, Kota Surabaya, Senin (19/9/2022). (ANTARA/HO-Panitia Pembuatan Kapal Surabaya)
Surabaya (ANTARA) - Kementerian Perindustrian menggandeng Japan International Cooperation Agency (JICA) dan Ikatan Perusahaan Industri Kapal dan Lepas Pantai Indonesia (Iperindo) menggelar pelatihan pembuatan kapal di Kota Surabaya, Jawa Timur, Senin.
"Dengan pelatihan ini diharapkan dapat mengatasi masalah dan meningkatkan kualitas produksi kapal Indonesia serta meningkatkan daya saing di taraf Internasional," kata Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Hendro Martono saat membuka pelatihan pembuatan kapal secara daring tersebut.
Menurut dia, pihaknya masih menemukan banyak kendala dalam meningkatkan perkembangan industri perkapalan dalam negeri, salah satunya adalah mahalnya biaya produksi dan lamanya tempo pembuatan kapal. Akibatnya pemenuhan permintaan kapal dalam negeri didominasi oleh impor baik kapal baru maupun kapal bekas.
Baca juga: Asosiasi: Sektor pembuatan kapal China terus pimpin pasar dunia
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, lanjut Hendro, Kemenperin bekerja sama dengan JICA dan Iperindo menggelar pelatihan prosedur pembuatan kapal dan manajemen produksi projek moderasi perkapalan nasional di Surabaya.
Tercatat total impor kapal dari tahun 2019 hingga Mei 2022 sebanyak Rp46 triliun yang sebagian besar berasal dari Korea Selatan (16,1%), Jepang (12,7%), Tiongkok (12,4%), dan Singapura (9,8%).
Ketua DPP Ikatan Perusahaan Industri Kapal dan Lepas Pantai Indonesia (Iperindo) Anita Puji Utami mengatakan, Indonesia sebagai negara maritim dengan 17.000 pulau yang terbentang dari barat ke timur hampir sama dengan Benua Eropa, dan saat ini di Indonesia ada sekitar 33.000 kapal niaga yang beroperasi.
"Biaya yang besar dan tempo yang lama masih menjadi problem perkembangan industri galangan kapal di Indonesia," kata dia.
Anita berharap, pelatihan ini akan menghasilkan para ahli yang akan dapat menjadi instruktur pada pelatihan-pelatihan tahap selanjutnya, "Sehingga semua galangan kapal dapat meningkat kemampuan dan kualitasnya," kata dia.
Selain itu, lanjut dia, Iprindro mengusulkan, kepada Kemenperin agar dibuat suatu cost structure yang transparan dan akuntabel.
Baca juga: Kemenperin dukung pengembangan "Silicon Valley" Indonesia
Pelatihan pembuatan kapal ini diikuti oleh 40 peserta dari 20 perusahaan yang menjadi peserta, di antaranya PT Muara Kembang, PT Industri Kapal Indonesia, PT Galangan Balikpapan Utama, PT Pahala Harapan Lestari, PT Adiluhung Saranasegara Indonesia, PT Dok dan Perkapalan Surabaya.
Selain itu, PT Yasa Wahana Tirta Samudera, PT Orela Shipyard, PT Dumas Tanjung Perak Shipyard, PT Dok Bahari Nusantara, PT Janata Marina Indah, PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari, PT Dok dan Perkapalan Air Kantung, PT Dukuh Raya, PT Patria Maritim Perkasa, dan PT Waruna Shipyard Indonesia.
Salah satu peserta pelatihan, Kevin dari PT Waruna Shipyard Indonesia berharap pelatihan seperti ini bisa berkelanjutan sehingga dapat meningkatkan kualitas dan skil pekerja di industri perkapalan.
"Pelatihan ini sangat berguna baik bagi saya pribadi maupun untuk perusahaan kami. Pelatihan-pelatihan seperti ini bisa terus berkelanjutan," kata dia.
"Dengan pelatihan ini diharapkan dapat mengatasi masalah dan meningkatkan kualitas produksi kapal Indonesia serta meningkatkan daya saing di taraf Internasional," kata Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Hendro Martono saat membuka pelatihan pembuatan kapal secara daring tersebut.
Menurut dia, pihaknya masih menemukan banyak kendala dalam meningkatkan perkembangan industri perkapalan dalam negeri, salah satunya adalah mahalnya biaya produksi dan lamanya tempo pembuatan kapal. Akibatnya pemenuhan permintaan kapal dalam negeri didominasi oleh impor baik kapal baru maupun kapal bekas.
Baca juga: Asosiasi: Sektor pembuatan kapal China terus pimpin pasar dunia
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, lanjut Hendro, Kemenperin bekerja sama dengan JICA dan Iperindo menggelar pelatihan prosedur pembuatan kapal dan manajemen produksi projek moderasi perkapalan nasional di Surabaya.
Tercatat total impor kapal dari tahun 2019 hingga Mei 2022 sebanyak Rp46 triliun yang sebagian besar berasal dari Korea Selatan (16,1%), Jepang (12,7%), Tiongkok (12,4%), dan Singapura (9,8%).
Ketua DPP Ikatan Perusahaan Industri Kapal dan Lepas Pantai Indonesia (Iperindo) Anita Puji Utami mengatakan, Indonesia sebagai negara maritim dengan 17.000 pulau yang terbentang dari barat ke timur hampir sama dengan Benua Eropa, dan saat ini di Indonesia ada sekitar 33.000 kapal niaga yang beroperasi.
"Biaya yang besar dan tempo yang lama masih menjadi problem perkembangan industri galangan kapal di Indonesia," kata dia.
Anita berharap, pelatihan ini akan menghasilkan para ahli yang akan dapat menjadi instruktur pada pelatihan-pelatihan tahap selanjutnya, "Sehingga semua galangan kapal dapat meningkat kemampuan dan kualitasnya," kata dia.
Selain itu, lanjut dia, Iprindro mengusulkan, kepada Kemenperin agar dibuat suatu cost structure yang transparan dan akuntabel.
Baca juga: Kemenperin dukung pengembangan "Silicon Valley" Indonesia
Pelatihan pembuatan kapal ini diikuti oleh 40 peserta dari 20 perusahaan yang menjadi peserta, di antaranya PT Muara Kembang, PT Industri Kapal Indonesia, PT Galangan Balikpapan Utama, PT Pahala Harapan Lestari, PT Adiluhung Saranasegara Indonesia, PT Dok dan Perkapalan Surabaya.
Selain itu, PT Yasa Wahana Tirta Samudera, PT Orela Shipyard, PT Dumas Tanjung Perak Shipyard, PT Dok Bahari Nusantara, PT Janata Marina Indah, PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari, PT Dok dan Perkapalan Air Kantung, PT Dukuh Raya, PT Patria Maritim Perkasa, dan PT Waruna Shipyard Indonesia.
Salah satu peserta pelatihan, Kevin dari PT Waruna Shipyard Indonesia berharap pelatihan seperti ini bisa berkelanjutan sehingga dapat meningkatkan kualitas dan skil pekerja di industri perkapalan.
"Pelatihan ini sangat berguna baik bagi saya pribadi maupun untuk perusahaan kami. Pelatihan-pelatihan seperti ini bisa terus berkelanjutan," kata dia.
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2022
Tags: