Jakarta (ANTARA) -
Produsen air Le Minerale mendukung Persatuan Warga Tulang Sehat Indonesia (Perwatusi) dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam pencanangan Gerakan Jawa Tengah Melawan Osteoporosis.
Ketua Perwatusi Anita Hutagalung mengaku bersyukur dengan kolaborasi bersama Pemprov Jateng dan pihak swasta untuk menggemakan kepedulian terhadap osteoporosis atau keropos pada tulang.

“Jateng memiliki komitmen yang kuat melawan osteoporosis,” ucap Anita dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Senin.

Baca juga: BKKBN: Perkawinan dini sebabkan kecatatan anak dan ibu osteoporosis

Untuk mencegah osteoporosis, Anita mengingatkan pentingnya menjaga kesehatan tulang sejak dini, seperti menjalani gaya hidup sehat, aktif, terpapar sinar matahari, serta memenuhi kebutuhan tubuh akan mineral, termasuk melalui air minum.
Ia menyampaikan terima kasih atas dukungan para pihak pada Gerakan Melawan Osteoporosis ecara resmi di kompleks Gedung Gradhika Bhakti Praja, Semarang, Jumat (16/9), salah satunya Le Minerale, yang telah menjadi bagian dari gerakan melawan osteoporosis

"Le Minerale memiliki kandungan mineral esensial yang bermanfaat untuk kesehatan tulang kita. Hendaknya upaya edukasi bersama Perwatusi ini akan memperkuat dalam menjaga kesehatan masyarakat Indonesia, khususnya kesehatan tulang," tambahnya.

Pencanangan Gerakan Jateng Melawan Osteoporosis, yang merupakan tindak lanjut dari gerakan nasional melawan osteoporosis yang dicanangkan oleh Wakil Presiden Ma'ruf Amin ini, dilakukan langsung oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dengan Ketua Perwatusi Anita Hutagalung.
Osteoporosis atau kerap dikenal dengan sebutan keropos tulang adalah suatu penyakit tulang sistemik yang ditandai dengan menurunnya kekuatan tulang sehingga tulang mudah patah.

Baca juga: Peneliti China kembangkan teknik baru untuk pengobatan keropos tulang
Mengutip data Kementerian Kesehatan, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menegaskan meningkatnya usia harapan hidup masyarakat Indonesia juga berpotensi meningkatnya penyakit degeneratif, termasuk osteoporosis.
"Dampak osteoporosis bukan hanya pada fisik, namun juga psikis, ekonomi, dan sosial. Penyakit ini tidak bergejala dan baru diketahui saat terjadi patah tulang dan dapat berakibat fatal. Jateng melawan osteoporosis, hadapi dengan gayeng, ayo senam osteoporosis,” ungkap Ganjar dengan lantang.

Ganjar pun bersama 1.000 lebih relawan Jateng Melawan Osteoporosis melakukan osteodance dengan dumbel air minum kemasan botol Le Minerale.
Menanggapi Ganjar, Anita mengingatkan salah satu pemahaman keliru tentang osteoporosis adalah anggapan bahwa penyakit ini hanya terjadi pada orang lanjut usia atau lansia.

"Kalau menangani osteoporosis pada lansia, itu sudah terlambat. Maka dari itu, penting mencegah terjadi osteoporosis sejak dini," tutur Anita.
Oleh karenanya, ia mengatakan perlu dipahami terlebih dahulu kapan massa tulang puncak terjadi, yakni biasa pada usia 20 tahun sampai 30 tahun, yang kemudian menurun perlahan hingga usia 45 tahun.

Untuk perempuan, massa tulang langsung anjlok pada usia 45 tahun karena memasuki masa menopause. Sementara pada laki-laki, massa tulang melandai pelan-pelan seiring bertambahnya usia.