Rupiah awal pekan melemah, pasar pantau pertemuan bank sentral AS
19 September 2022 09:54 WIB
Ilustrasi: Petugas menghitung uang di penukaran rupiah-valas sebuah bank di Jakarta. ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma/ss/mes/13 (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)
Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin pagi melemah seiring fokus pelaku pasar pada pertemuan Federal Reserve (Fed) pada pekan ini.
Rupiah pagi ini melemah 19 poin atau 0,13 persen ke posisi Rp14.974 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.955 per dolar AS.
"Saat ini memang pasar masih lebih fokus kepada The Fed yang kemungkinan menaikkan Fed Fund Rate 75 bps menjadi 3,25 persen dan respon apa yang akan dilakukan oleh BI," kata Ekonom Senior Mirae Asset Sekuritas Rully Arya saat dihubungi di Jakarta, Senin.
Pelaku pasar memperkirakan bank sentral AS akan tetap agresif ketika menaikkan suku bunga acuannya. Investor memproyeksikan The Fed akan menaikkan suku bunga 75 basis poin pada pertemuan September ini dengan beberapa peluang kenaikan 100 basis poin.
Dengan kenaikan suku bunga The Fed, lanjut Rully, Bank Indonesia diprediksi juga akan menaikkan suku bunga acuannya atau BI 7-Day Reverse Repo Rate.
"Kami memperkirakan BI akan menaikkan 25 bps pada RDG pekan ini, sehingga BI7DRR menjadi 4 persen," ujar Rully.
Baca juga: Rupiah Senin pagi melemah 19 poin
Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 22-23 Agustus 2022 lalu memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan alias BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 basis poin (bps) dari 3,5 persen menjadi 3,75 persen.
Suku bunga deposit facility juga dinaikkan sebesar 25 bps menjadi tiga persen dan suku bunga lending facility turut ditingkatkan sebesar 25 bps menjadi 4,5 persen.
Keputusan tersebut disebut sebagai langkah pre-emptive dan forward looking untuk memitigasi risiko peningkatan inflasi inti dan ekspektasi inflasi akibat kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non-subsidi dan inflasi harga pangan bergejolak atau volatile food.
Selain itu kenaikan suku bunga acuan juga dilakukan untuk memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah agar sejalan dengan nilai fundamentalnya dengan masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global, di tengah pertumbuhan ekonomi domestik yang semakin kuat.
Rully memperkirakan hari ini rupiah akan bergerak di kisaran level Rp14.925 per dolar AS hingga Rp14.985 per dolar AS.
Pada Jumat (16/9) lalu, rupiah ditutup melemah 57 poin atau 0,38 persen ke posisi Rp14.955 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.898 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah akhir pekan melemah, pasar pantau pertemuan bank sentral AS
Baca juga: Dolar melemah tipis, namun catat kenaikan minggu ini
Rupiah pagi ini melemah 19 poin atau 0,13 persen ke posisi Rp14.974 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.955 per dolar AS.
"Saat ini memang pasar masih lebih fokus kepada The Fed yang kemungkinan menaikkan Fed Fund Rate 75 bps menjadi 3,25 persen dan respon apa yang akan dilakukan oleh BI," kata Ekonom Senior Mirae Asset Sekuritas Rully Arya saat dihubungi di Jakarta, Senin.
Pelaku pasar memperkirakan bank sentral AS akan tetap agresif ketika menaikkan suku bunga acuannya. Investor memproyeksikan The Fed akan menaikkan suku bunga 75 basis poin pada pertemuan September ini dengan beberapa peluang kenaikan 100 basis poin.
Dengan kenaikan suku bunga The Fed, lanjut Rully, Bank Indonesia diprediksi juga akan menaikkan suku bunga acuannya atau BI 7-Day Reverse Repo Rate.
"Kami memperkirakan BI akan menaikkan 25 bps pada RDG pekan ini, sehingga BI7DRR menjadi 4 persen," ujar Rully.
Baca juga: Rupiah Senin pagi melemah 19 poin
Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 22-23 Agustus 2022 lalu memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan alias BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 basis poin (bps) dari 3,5 persen menjadi 3,75 persen.
Suku bunga deposit facility juga dinaikkan sebesar 25 bps menjadi tiga persen dan suku bunga lending facility turut ditingkatkan sebesar 25 bps menjadi 4,5 persen.
Keputusan tersebut disebut sebagai langkah pre-emptive dan forward looking untuk memitigasi risiko peningkatan inflasi inti dan ekspektasi inflasi akibat kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non-subsidi dan inflasi harga pangan bergejolak atau volatile food.
Selain itu kenaikan suku bunga acuan juga dilakukan untuk memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah agar sejalan dengan nilai fundamentalnya dengan masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global, di tengah pertumbuhan ekonomi domestik yang semakin kuat.
Rully memperkirakan hari ini rupiah akan bergerak di kisaran level Rp14.925 per dolar AS hingga Rp14.985 per dolar AS.
Pada Jumat (16/9) lalu, rupiah ditutup melemah 57 poin atau 0,38 persen ke posisi Rp14.955 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.898 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah akhir pekan melemah, pasar pantau pertemuan bank sentral AS
Baca juga: Dolar melemah tipis, namun catat kenaikan minggu ini
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022
Tags: