"Kami hari Senin (19/9) besok akan mendirikan posko di Cijahe untuk pemeriksaan campak bagi warga Badui,"kata Arif saat dihubungi di Lebak, Minggu.
Berdasarkan hasil sampel darah yang dilakukan tim medis SRI dinyatakan enam warga Badui Dalam dan Badui Luar positif campak.
Penyebaran penularan campak sangat membahayakan dan harus cepat ditangani agar tidak meluas.
Biasanya, kata dia, seseorang yang terkena campak akan mengalami gejala, seperti demam, batuk, dan pilek.
"Kami meyakini warga Badui dalam kurun sebulan yang meninggal delapan orang terdiri enam terserang campak dan dua tuberkulosis," katanya.
Untuk pencegahan campak itu, kata dia, dirinya bersama Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mendirikan posko pemeriksaan dengan memberikan obat-obatan vitamin C dan makanan nutrisi untuk kekuatan imun.
Menurut dia, pihaknya menyatakan enam warga Badui positif campak dari pengambilan sampel darah pasien yang memiliki kontak erat dengan korban di lokasi Badui bagian selatan.
Sampai hari ini, kata dia, dirinya diizinkan untuk mengambil sampel dan tidak ada pihak lain yang diberikan izin oleh Pak Jaro Saidi.
Namun, pihaknya menyayangkan banyaknya berita dari Kadinkes Banten yang mengatakan bahwa tim beliau sudah diizinkan masuk dan mengambil sampel di pemukiman Badui.
Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan Penyakit Menular dan Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak dr Firman Rahmatullah mengatakan pihaknya hingga kini baru menemukan warga Badui yang positif campak sebanyak tiga orang.
"Kami tentu akan melakukan kembali pengambilan sampel darah di pemukiman Badui," katanya.
Baca juga: Kejar capaian imunisasi campak, posyandu di Jambi disisir optimal
Baca juga: Delapan kabupaten di Sulsel mencapai target BIAN 2022