Mentan minta KTNA rumuskan rekomendasi penguatan produksi pangan
16 September 2022 15:27 WIB
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (tengah) saat memberikan pengarahan dalam Rembug Utama Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Nasional yang digelar di Kota Batu, Jawa Timur, Jumat (16/9/2022). ANTARA/Vicki Febrianto
Kota Batu, Jawa Timur (ANTARA) - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo meminta Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) merumuskan rekomendasi yang bisa digunakan pemerintah membangun penguatan produksi pangan di dalam negeri.
Dalam Rembug Utama Kelompok KTNA Nasional di Kota Batu, Jawa Timur, Jumat, Syahrul mengatakan pertemuan yang dihadiri anggota dari seluruh wilayah Indonesia tersebut merupakan forum pengambilan kebijakan yang bersifat nasional.
"Pertemuan ini memang bukan hal baru, tetapi saya datang di sini untuk meminta komitmen kita, lahirkan rekomendasi," katanya.
Syahrul menjelaskan, pertemuan tersebut, harus memperhatikan apa yang diingatkan oleh Presiden Joko Widodo bahwa produksi pangan dan ketersediaan di dalam negeri, harus diperkuat, terlebih saat ini kondisi global sedang berada dalam ketidakpastian.
Menurutnya, meskipun produksi beras di Indonesia saat ini mencukupi, namun ia meminta para petani tidak berpuas diri. Produksi pangan di dalam negeri harus terus ditingkatkan, terlebih ada ancaman krisis pangan global ke depan.
"Oleh karena itu, ketersediaan (pangan) yang ada sekarang, kita tidak boleh terlalu percaya diri. Itu yang coba kami diskusikan bersama jajaran KTNA agar bisa terus berusaha semaksimal mungkin untuk menghasilkan pangan terbaik di Indonesia dalam kondisi apapun," katanya.
Ia menambahkan, dengan adanya pertemuan petani dan nelayan yang tergabung dalam KTNA tersebut bisa menghasilkan langkah-langkah teknis yang bisa diandalkan melalui semangat kolaborasi termasuk dengan pemerintah.
"Saya memang berharap Rembug Utama ini bisa menghasilkan langkah-langkah teknis yang lebih bisa kita andalkan, dengan mencoba kolaborasi dan bekerja sama dengan pemerintah," ujarnya.
Rembug Utama Kelompok KTNA Nasional 2022, digelar di Kota Batu, Jawa Timur, dan melibatkan 2.000 petani dan nelayan dari seluruh Indonesia. Selain rembug, kegiatan itu juga diisi dengan Agro Expo yang menampilkan 54 booth produk pertanian dan perikanan dari berbagai wilayah.
Baca juga: Mentan ajak akselerasi ketahanan pangan nasional dengan sorgum
Baca juga: Mentan sebut petani Indonesia mampu hasilkan kedelai lokal berkualitas
Baca juga: Mentan sebut sektor pertanian harus lebih antisipatif pada 2023
Dalam Rembug Utama Kelompok KTNA Nasional di Kota Batu, Jawa Timur, Jumat, Syahrul mengatakan pertemuan yang dihadiri anggota dari seluruh wilayah Indonesia tersebut merupakan forum pengambilan kebijakan yang bersifat nasional.
"Pertemuan ini memang bukan hal baru, tetapi saya datang di sini untuk meminta komitmen kita, lahirkan rekomendasi," katanya.
Syahrul menjelaskan, pertemuan tersebut, harus memperhatikan apa yang diingatkan oleh Presiden Joko Widodo bahwa produksi pangan dan ketersediaan di dalam negeri, harus diperkuat, terlebih saat ini kondisi global sedang berada dalam ketidakpastian.
Menurutnya, meskipun produksi beras di Indonesia saat ini mencukupi, namun ia meminta para petani tidak berpuas diri. Produksi pangan di dalam negeri harus terus ditingkatkan, terlebih ada ancaman krisis pangan global ke depan.
"Oleh karena itu, ketersediaan (pangan) yang ada sekarang, kita tidak boleh terlalu percaya diri. Itu yang coba kami diskusikan bersama jajaran KTNA agar bisa terus berusaha semaksimal mungkin untuk menghasilkan pangan terbaik di Indonesia dalam kondisi apapun," katanya.
Ia menambahkan, dengan adanya pertemuan petani dan nelayan yang tergabung dalam KTNA tersebut bisa menghasilkan langkah-langkah teknis yang bisa diandalkan melalui semangat kolaborasi termasuk dengan pemerintah.
"Saya memang berharap Rembug Utama ini bisa menghasilkan langkah-langkah teknis yang lebih bisa kita andalkan, dengan mencoba kolaborasi dan bekerja sama dengan pemerintah," ujarnya.
Rembug Utama Kelompok KTNA Nasional 2022, digelar di Kota Batu, Jawa Timur, dan melibatkan 2.000 petani dan nelayan dari seluruh Indonesia. Selain rembug, kegiatan itu juga diisi dengan Agro Expo yang menampilkan 54 booth produk pertanian dan perikanan dari berbagai wilayah.
Baca juga: Mentan ajak akselerasi ketahanan pangan nasional dengan sorgum
Baca juga: Mentan sebut petani Indonesia mampu hasilkan kedelai lokal berkualitas
Baca juga: Mentan sebut sektor pertanian harus lebih antisipatif pada 2023
Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2022
Tags: