BPBD Bogor dirikan tenda darurat di lokasi bencana pergeseran tanah
15 September 2022 17:39 WIB
Tenda BPBD di lokasi bencana pergeseran tanah di Desa Bojongkoneng, Kecamatan Babakanmadang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (15/9/2022). (ANTARA/M Fikri Setiawan)
Kabupaten Bogor (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, Jawa Barat, mendirikan tenda darurat untuk pengungsian para korban bencana pergeseran tanah di Desa Bojongkoneng, Babakanmadang.
"Sudah kita sediakan dua tenda BPBD, akan bertambah lagi tenda dari Dinas Sosial. Dari BPBD sudah kita siapkan tenda dan perlengkapan lainnya," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bogor Aris Nurjatmiko saat ditemui di lokasi bencana, Kamis.
Baca juga: Pergeseran tanah sebabkan kerusakan bangunan dan jalan di Bogor
Namun, pada Kamis siang tenda yang didirikan di tanah lapang tak jauh dari lokasi bencana itu nampak sepi tak berpenghuni. Kini, para korban bencana lebih memilih untuk mengungsi di kediaman sanak saudara.
Menurutnya, BPBD Kabupaten Bogor bersama Dinas Sosial dan Tagana juga mendirikan tenda khusus dapur umum untuk memenuhi kebutuhan makanan masyarakat terdampak. Pasalnya, sejak terjadi pergeseran tanah, aliran listrik di wilayah tersebut diputus oleh PLN.
"Dari pengamatan yang saya lakukan, untuk kebutuhan warga mungkin tempat hunian sementara, artinya tempat mengungsi, untuk logistik sudah disiapkan," ujarnya.
Baca juga: BIG tetapkan 10 wilayah di Bogor berpotensi tinggi tanah bergerak
Pergeseran tanah yang terjadi di wilayah Bojongkoneng itu menyebabkan kerusakan sedikitnya 23 bangunan dan bagian jalan sepanjang satu kilometer. Ada 24 warga yang mengungsi akibat bencana tersebut.
"Dari kejadian ini yang terdampak 20 KK, kemudian yang terancam saat ini 177 KK dari dua RW dengan total (penghuni) 589 jiwa," kata Aris.
Sebelumnya, Badan Informasi Geospasial (BIG) menyatakan bahwa ada 10 kecamatan di Kabupaten Bogor yang berisiko tinggi mengalami bencana akibat pergerakan tanah, yakni Sukajaya, Nanggung, Leuwiliang, Citeureup, Babakan Madang, Sukamakmur, Tamansari, Tenjolaya, Cijeruk, dan Cigombong.
Baca juga: Pemkab Bogor sebut 57 keluarga terdampak bencana pergeseran tanah
"Ada beberapa aspek yang dipertimbangkan dalam menentukan kawasan rawan gerakan tanah, di antaranya topografi wilayah tersebut. Asumsinya, semakin curam tentu akan semakin rentan terjadinya gerakan tanah," kata Kepala Bidang Pemetaan Kebencanaan dan Perubahan Iklim BIG Ferrari Pinem.
"Sudah kita sediakan dua tenda BPBD, akan bertambah lagi tenda dari Dinas Sosial. Dari BPBD sudah kita siapkan tenda dan perlengkapan lainnya," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bogor Aris Nurjatmiko saat ditemui di lokasi bencana, Kamis.
Baca juga: Pergeseran tanah sebabkan kerusakan bangunan dan jalan di Bogor
Namun, pada Kamis siang tenda yang didirikan di tanah lapang tak jauh dari lokasi bencana itu nampak sepi tak berpenghuni. Kini, para korban bencana lebih memilih untuk mengungsi di kediaman sanak saudara.
Menurutnya, BPBD Kabupaten Bogor bersama Dinas Sosial dan Tagana juga mendirikan tenda khusus dapur umum untuk memenuhi kebutuhan makanan masyarakat terdampak. Pasalnya, sejak terjadi pergeseran tanah, aliran listrik di wilayah tersebut diputus oleh PLN.
"Dari pengamatan yang saya lakukan, untuk kebutuhan warga mungkin tempat hunian sementara, artinya tempat mengungsi, untuk logistik sudah disiapkan," ujarnya.
Baca juga: BIG tetapkan 10 wilayah di Bogor berpotensi tinggi tanah bergerak
Pergeseran tanah yang terjadi di wilayah Bojongkoneng itu menyebabkan kerusakan sedikitnya 23 bangunan dan bagian jalan sepanjang satu kilometer. Ada 24 warga yang mengungsi akibat bencana tersebut.
"Dari kejadian ini yang terdampak 20 KK, kemudian yang terancam saat ini 177 KK dari dua RW dengan total (penghuni) 589 jiwa," kata Aris.
Sebelumnya, Badan Informasi Geospasial (BIG) menyatakan bahwa ada 10 kecamatan di Kabupaten Bogor yang berisiko tinggi mengalami bencana akibat pergerakan tanah, yakni Sukajaya, Nanggung, Leuwiliang, Citeureup, Babakan Madang, Sukamakmur, Tamansari, Tenjolaya, Cijeruk, dan Cigombong.
Baca juga: Pemkab Bogor sebut 57 keluarga terdampak bencana pergeseran tanah
"Ada beberapa aspek yang dipertimbangkan dalam menentukan kawasan rawan gerakan tanah, di antaranya topografi wilayah tersebut. Asumsinya, semakin curam tentu akan semakin rentan terjadinya gerakan tanah," kata Kepala Bidang Pemetaan Kebencanaan dan Perubahan Iklim BIG Ferrari Pinem.
Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022
Tags: