Jakarta (ANTARA) - Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas), Muhammad Syarif Bando mengatakan pemanfaatan teknologi internet of things (IoT) dengan unsur-unsurnya seperti konektivitas beserta kecerdasan buatan (AI) hingga perangkat sistem kecil, sensor, dan active engagement akan membuka kesempatan dalam meningkatkan pengembangan ekosistem digital di perpustakaan.

“Dalam menghadapi era digital, perpustakaan dituntut untuk beradaptasi dengan perubahan dan perkembangan zaman,” ujar dia, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis.

Dia menambahkan transformasi perpustakaan dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) merupakan hal yang dibutuhkan untuk menjangkau seluruh lapisan masyarakat.

“Perpustakaan itu tugasnya menghubungkan antara sejarah masa lampau, masa kini, dan yang akan datang,” kata dia lagi.

Kepala Perpusnas menyebut sejauh ini, pihaknya telah melakukan sejumlah inovasi melalui penerapan teknologi informasi sebagai sarana pendukung dalam aktivitas untuk mendapatkan, menyimpan, dan menyebarluaskan informasi dalam kompleksitas layanan perpustakaan.

Baca juga: Perpusnas lakukan transformasi dengan lahirkan 3 juta pembuat konten

Kepala Pusat Data dan Informasi Perpusnas, Taufiq A Gani, menjelaskan bahwa Perpusnas telah menginisiasi pengumpulan konten oleh seluruh pustakawan di institusinya agar kelak menjadi pengetahuan bagi bangsa Indonesia. Langkah tersebut diambil dalam upaya menjadikan Perpusnas sebagai pusat repositori pengetahuan bagi bangsa Indonesia.

“Melihat perkembangan terkini, ada perubahan cara baca di masyarakat. Terdapat pula pergeseran dari membaca menjadi menonton visual. Jadi, sekarang masyarakat cenderung lebih dulu mencari referensi cepat, baru setelahnya mencari buku untuk informasi yang lebih detailnya,” kata Taufik.

Rektor Universitas Pradita, Eko Indrajit, menjelaskan perpustakaan modern berbasis teknologi informasi sebagai pusat ilmu pengetahuan memerlukan empat pilar. Sebagai penopang, perpustakaan harus memiliki koleksi konten berbasis multimedia, rentang jaringan aneka pusat pengetahuan, jenis layanan dan ragam aplikasi, serta sumber daya fasilitas dan sarana prasarana.

“Perpustakaan di masa mendatang bukan lagi sebagai sebuah tempat melainkan sebagai sebuah platform karena layanannya akan menjadi lebih fleksibel dan terbuka,” jelas Eko

Dalam hal pengembangan koleksi perpustakaan dengan memanfaatkan IoT, Direktur Perpustakaan UBAYA, Amirul Ulum, menerangkan ada enam tanggung jawab yang harus diperhatikan yakni proses seleksi, reviu dan negosiasi, penulisan dan revisi, evaluasi, aksesibilitas dan respon, promosi, pemasaran dan interpretasi, serta persiapan anggaran dan alokasi.

Berdasarkan International Telecommunication Union (ITU), IoT dijadikan sebagai infrastruktur global untuk masyarakat informasi yang memungkinkan layanan untuk dioperasikan dengan menghubungkan segalanya, baik secara fisik maupun virtual, berdasarkan TIK yang ada dan berkembang.***3***

Baca juga: Perpusnas gelar workshop konten kreatif berbasis kearifan lokal
Baca juga: Perpusnas sebut perpustakaan digital untuk perluasan akses bacaan