Menteri Perdagangan lepas ekspor tekstil produksi Sritex
15 September 2022 14:34 WIB
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan melepas ekspor dari Sritex di Kabupaten Sukoharjo, Kamis (15/9/2022). ANTARA/Aris Wasita.
Sukoharjo (ANTARA) - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan melepas ekspor tekstil produksi PT Sritex Tbk ke sejumlah negara dengan nilai sebesar 3,71 juta dolar Amerika Serikat (AS).
"Ekspor ini bisa masuk rekor MURI, saya biasanya melepas dua, tiga, atau satu kontainer, ini bisa sampai 50 kontainer ke 20 negara. Yang lebih menggembirakan lagi (Sritex memiliki) hampir 100 negara mitra," kata Mendag di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Kamis.
Terkait ekspor, dikatakannya, Presiden Joko Widodo telah memerintahkan agar dalam satu bulan paling tidak ada tiga misi dagang ke luar negeri, terutama ke pasar baru.
"Ini saya akan buat perjanjian dengan Mesir, maka nanti kami selesaikan. Kemudian ke Nigeria, Maroko, dan beberapa negara Afrika. Selain itu juga (tetap mempertahankan) pasar tradisional," katanya.
Baca juga: Mendag kunjungi Pasar Gede Solo, pastikan harga pangan stabil
Ia mengatakan saat ini Bangsa Indonesia menghadapi tantangan yang tidak ringan, salah satunya situasi geopolitik yang cepat berubah.
"Antara Barat dan Timur dipelopori oleh Tiongkok cepat sekali perubahannya. Persaingan ini juga banyak dipicu oleh Rusia dan Ukraina yang memberikan dampak luar biasa, di antaranya krisis energi, ditambah pangan yang akibatnya menjadi krisis keuangan. Presiden memberikan arahan bahwa dunia sedang tidak baik-baik saja, makanya harus waspada, termasuk memperkuat kerja sama," katanya.
Pihaknya mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Januari-Juni 2022 secara keseluruhan meraih surplus 24,89 miliar dolar AS dengan pertumbuhan ekonomi dalam negeri sebesar 5,44 persen.
"Ini termasuk salah satu pertumbuhan ekonomi tertinggi di dunia. Ini peran teman-teman (eksportir) termasuk Sritex. Makanya kita harus melindungi industri dalam negeri kita," katanya.
Baca juga: BPS: Ekspor RI naik 9,17 persen pada Agustus 2022
Ia mengatakan saat ini pangsa pasar ekspor dari Indonesia masih di angka 1,44 persen di seluruh dunia. Dengan demikian, potensinya sangat besar untuk ditingkatkan lagi.
Pada kesempatan yang sama, Presiden Direktur PT Sritex Iwan Setiawan Lukminto mengatakan pengiriman produk ekspor merupakan agenda reguler di Sritex.
"Ini hanya mengambil momentum, bagaimana saat ini kami lebih mencoba untuk menggenjot ekspor. Kondisi makro ekonomi semua kan tidak baik, event ini menjadi penyemangat," katanya.
Ia mengatakan beberapa produk yang diekspor kali ini di antaranya benang, kain, garmen, fesyen, dan pakaian tentara ke Swedia.
"Persaingan ketat pada industri tekstil global jadi tantangan dan peluang bagi kami untuk terus berinovasi dan berkreasi baik secara produk, teknologi, dan SDM. Kami berkomitmen untuk menjadi bagian dari rencana ekspor Indonesia di tahun 2025 dengan target pencapaian 30 miliar dolar AS," katanya.
"Ekspor ini bisa masuk rekor MURI, saya biasanya melepas dua, tiga, atau satu kontainer, ini bisa sampai 50 kontainer ke 20 negara. Yang lebih menggembirakan lagi (Sritex memiliki) hampir 100 negara mitra," kata Mendag di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Kamis.
Terkait ekspor, dikatakannya, Presiden Joko Widodo telah memerintahkan agar dalam satu bulan paling tidak ada tiga misi dagang ke luar negeri, terutama ke pasar baru.
"Ini saya akan buat perjanjian dengan Mesir, maka nanti kami selesaikan. Kemudian ke Nigeria, Maroko, dan beberapa negara Afrika. Selain itu juga (tetap mempertahankan) pasar tradisional," katanya.
Baca juga: Mendag kunjungi Pasar Gede Solo, pastikan harga pangan stabil
Ia mengatakan saat ini Bangsa Indonesia menghadapi tantangan yang tidak ringan, salah satunya situasi geopolitik yang cepat berubah.
"Antara Barat dan Timur dipelopori oleh Tiongkok cepat sekali perubahannya. Persaingan ini juga banyak dipicu oleh Rusia dan Ukraina yang memberikan dampak luar biasa, di antaranya krisis energi, ditambah pangan yang akibatnya menjadi krisis keuangan. Presiden memberikan arahan bahwa dunia sedang tidak baik-baik saja, makanya harus waspada, termasuk memperkuat kerja sama," katanya.
Pihaknya mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Januari-Juni 2022 secara keseluruhan meraih surplus 24,89 miliar dolar AS dengan pertumbuhan ekonomi dalam negeri sebesar 5,44 persen.
"Ini termasuk salah satu pertumbuhan ekonomi tertinggi di dunia. Ini peran teman-teman (eksportir) termasuk Sritex. Makanya kita harus melindungi industri dalam negeri kita," katanya.
Baca juga: BPS: Ekspor RI naik 9,17 persen pada Agustus 2022
Ia mengatakan saat ini pangsa pasar ekspor dari Indonesia masih di angka 1,44 persen di seluruh dunia. Dengan demikian, potensinya sangat besar untuk ditingkatkan lagi.
Pada kesempatan yang sama, Presiden Direktur PT Sritex Iwan Setiawan Lukminto mengatakan pengiriman produk ekspor merupakan agenda reguler di Sritex.
"Ini hanya mengambil momentum, bagaimana saat ini kami lebih mencoba untuk menggenjot ekspor. Kondisi makro ekonomi semua kan tidak baik, event ini menjadi penyemangat," katanya.
Ia mengatakan beberapa produk yang diekspor kali ini di antaranya benang, kain, garmen, fesyen, dan pakaian tentara ke Swedia.
"Persaingan ketat pada industri tekstil global jadi tantangan dan peluang bagi kami untuk terus berinovasi dan berkreasi baik secara produk, teknologi, dan SDM. Kami berkomitmen untuk menjadi bagian dari rencana ekspor Indonesia di tahun 2025 dengan target pencapaian 30 miliar dolar AS," katanya.
Pewarta: Aris Wasita
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2022
Tags: