Badung, Bali (ANTARA) - Sekjen Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) Anwar Sanusi mengatakan lima dokumen kesepakatan yang dihasilkan Labour and Employment Ministers Meeting (LEMM) G20 adalah hasil terbaik yang dapat dikeluarkan dalam situasi saat ini.

"Itulah yang menurut saya yang terbaik di tengah situasi yang saat ini yang bisa kita hasilkan," kata Anwar ditemui usai penutupan LEMM G20 di Kabupaten Badung, Bali, Rabu.

Baca juga: Pertemuan Menteri Buruh -Menaker G20 hasilkan lima dokumen kesepakatan

Dia menjelaskan bahwa sepanjang proses mencapai lima dokumen kesepakatan itu, dimulai dari pertemuan Employment Working Gruop (EWG) sampai dengan LEMM, tidak terdapat perdebatan secara substansi.

"Beberapa dokumen kesepakatan yang dihasilkan termasuk terkait akselerasi kelompok penyandang disabilitas masuk ke dalam pasar kerja inklusif dan peningkatan kapasitas melalui pelatihan vokasi berbasis masyarakat," katanya.

Baca juga: Menaker: Pendekatan pelatihan vokasi berbasis komunitas disepakati G20

Selain itu, dicapai juga kesepakatan yang menghasilkan dokumen terkait perluasan kesempatan kerja inklusif melalui pengembangan dan dukungan terhadap kewirausahaan dan UMKM, perlindungan tenaga kerja yang adaptif, pengembangan tata kelola pemerintahan terintegrasi memastikan setiap warga mendapatkan pendidikan dasar yang layak.

Anwar mengatakan bahwa memang terdapat pro dan kontra dalam pertemuan para menteri buruh dan tenaga kerja G20 itu mengingat situasi global saat ini. Namun, semua negara G20 mencapai kesepakatan dalam isu-isu yang memiliki substansi dalam sektor ketenagakerjaan.

Baca juga: Menaker: G20 sepakat pentingnya mengakselerasi pasar kerja inklusif

"Perbedaan dari substansi tidak ada persoalan. Artinya semua mengatakan itu adalah yang sangat penting terkait ketenagakerjaan," katanya.

"Semua setuju, semua ingin itu dilaksanakan menjadi bagian penting untuk kita merespons tantangan ketenagakerjaan global," demikian Anwar Sanusi.