Yogyakarta (ANTARA) - Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta menggelar konferensi internasional Annual International Conference on Social Science and Humanities (AICOSH) 2022 dengan tema "Humanity in War and Conflict: Beyond Time and Space".

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora (FISHUM) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Moh Sodik dalam keterangan tertulis di Yogyakarta, Rabu, konferensi internasional pada 15-17 September di gedung Interaktif Center FISHUM ini dilatarbelakangi situasi dunia yang sedang mengalami masa sulit imbas dari konflik Rusia dan Ukraina.

"Konferensi internasional ini bertujuan mempertemukan para peneliti dari berbagai negara dan disiplin ilmu, guna menyebarluaskan penelitian mereka, dan pada akhirnya membahas signifikansi, pengaruh, dan kontribusi potensial ilmu sosial dan kemanusiaan dalam masalah perang dan konflik," katanya.

Menurut dia, perang menyebabkan tersendat pasokan pangan dan energi, hingga menjadi penyebab krisis yang melanda berbagai negara di dunia saat ini. Pada tahun 2022 mewarisi beberapa konflik bencana yang berkelanjutan dari tahun-tahun sebelumnya.

"Pertumbuhan ekonomi yang melambat, keterbatasan energi dan bahan pangan menimbulkan gejolak dan kegagalan pemerintah di beberapa negara mengakibatkan 'kebangkrutan'. Nilai luhur umat manusia, kemanusiaan pun dipertaruhkan," katanya.

Oleh karena itu, konferensi internasional AICOSH tahun 2022 mengambil tema yang cukup menarik di tengah situasi konflik dan perang era modern, yakni "Humanity in War and Conflict: Beyond Time and Space" (Kemanusiaan dalam Perang dan Konflik: Lintas Waktu dan Ruang).

"Karena itu, kehadiran para akademisi sangat diharapkan untuk melihat, membaca, dan meneliti lalu menyikapi situasi sebagai sumbangsih bagi dunia. Kita punya komitmen untuk kemanusiaan yang kuat," katanya.

Baca juga: Peneliti UIN Yogyakarta: Tidak ada politik identitas di Bali

Ia menjelaskan peran akademisi di berbagai rumpun keilmuan dibutuhkan untuk sumbangsih pemikiran, gagasan dan ide-ide tentang perdamaian, kemanusiaan dan hak hidup seluruh umat manusia.

Para akademisi juga diharapkan mampu menjadi katalisator bagi ketegangan dan kebuntuan politik yang mengakibatkan konflik baik dalam skala lokal, regional maupun global.

"Konferensi ini bertujuan bagaimana nanti visi misi tentang perdamaian menjadi praksis di kemudian hari. Juga menjadi tonggak perhatian untuk problem-problem kemanusiaan di tingkat dunia sehingga UIN Suka dan FISHUM akan mendunia dalam basis perdamaian dan religiusitas," katanya.

Baca juga: UIN Yogyakarta ajak semua umat berkontribusi moderasi beragama

Ketua Pelaksana Konferensi Internasional AICOSH 2022 Lukman Nusa berharap dengan kehadiran para peneliti dan pembicara dari berbagai negara akan memperkaya perspektif kemanusiaan dalam melihat konflik dan perang yang mengancam dunia.

Dosen Komunikasi FISHUM UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Bono Setyo yang akan menjadi salah satu pembicara dalam AICOSH 2022 mengatakan bahwa kunci konflik itu ada di perbedaan, sementara Indonesia memiliki banyak perbedaan, sehingga ini menjadi dilematis.

Menurut dia, perbedaan bisa menjadi kekuatan, akan tetapi di sisi lain rentan menimbulkan konflik.

"Kehidupan ini tidak bisa dilepaskan dari konflik dari mana saja apalagi di dalam berbangsa dan bernegara. Perbedaan agama, aliran, politik, gender, ekonomi, juga sumber konflik," katanya.

Baca juga: UIN Yogyakarta raih prestasi pendaftar terbanyak PMB tingkat PTKIN
Baca juga: UIN Yogyakarta bangun kampus terpadu dengan konsep forest campus
Baca juga: UIN Yogyakarta kolaborasi dengan para seniman gelar pameran seni rupa