Pontianak (ANTARA) - Kepala BIN (Badan Intelijen Nasional) Daerah Kalbar, Brigjen (Pol) Rudi Tranggono mengajak masyarakat di provinsi itu agar tidak mudah terpengaruh atau terprovokasi oleh informasi bohong atau hoaks.

"Masyarakat sekarang harus bijak dalam bermedia sosial, karena banyak sisi negatifnya kalau tidak bisa memfilter-nya, maka akan dengan mudah terprovokasi oleh hoaks," kata Rudi Tranggono saat menjadi pembicara pada deklarasi tangkal hoaks melalui medsos di Pontianak, Rabu.

Dia menjelaskan, saat ini banyak sekali informasi bohong yang beredar di media sosial atau sejenisnya, sehingga masyarakat harus bisa membedakan mana yang informasi benar atau bohong.

"Praktik penyebaran hoaks saat ini di media sosial sangat mudah viral atau tersebar, sehingga dapat menyebabkan kesalahpahaman yang akan memicu konflik sosial, oleh karena itu, kita harus bijak dalam bermedsos," ujarnya.

Oleh karena itu, menurut dia dibutuhkan peran media dalam menangkal hoaks tersebut, karena media memiliki empat peran penting dalam memberikan informasi yang benar.

"Keempat peran itu, yakni media sebagai sumber informasi yang kredibel, terpercaya dan berimbang, kemudian memberikan edukasi kepada masyarakat agar tidak mudah terpengaruh pada informasi bohong itu," ujarnya.

Kemudian, media juga berfungsi sebagai stabilisator apabila muncul potensi konflik di masyarakat, dan juga berfungsi sebagai salah satu benteng untuk mencegah masuknya informasi negatif, hoaks dan provokasi yang muncul di masyarakat.

Karena, menurut dia, saat ini banyak sekali dampak negatif dari medsos yang tidak disadari oleh banyak masyarakat. "Apalagi kita saat ini juga akan menghadapi generasi Z yang lahir di tahun 2010, yang baru lahir sudah mengenal internet, sehingga perlu menjadi perhatian serius, karena mereka lebih banyak belajar dari media sosial atau internet," ungkapnya.

Dalam kesempatan itu, dia mengapresiasi kepada teman-teman media dan berbagai pihak yang sudah mempelopori bagaimana etika bermedsos yang baik, yang tentunya tidak mudah dan perlu dukungan semua pihak.

"Apalagi sebentar lagi kita akan memasuki tahun politik yang rentan oleh isu-isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan sehingga sudah menjadi tugas bersama dalam mengedukasi masyarakat agar tidak mudah terpengaruh atau terprovokasi oleh hoaks tersebut," ujarnya.

Dia berharap, di tahun 2024 dalam menghadapi pesta demokrasi, maka masyarakat memang benar-benar pesta, seperti makan bersama, joget sama-sama dan tidak ada lagi saling menghujat, fitnah. "Mari kita berdemokrasi yang baik dan benar untuk kemajuan Kalbar dan Indonesia umum," kata Rudi.