Direktur Intelijen Keamanan Polda (Dir Intelkam) Polda Sumsel Kombes Pol Iskandar F Sutisna mengatakan pembentukan Kampung Tangguh Anti Narkoba dan Kampung Tangguh Anti Radikalisme ini memang dilakukan secara bertahap di sejumlah kabupaten/kota di Sumsel.
“Saat ini sudah ada lima kampung, dan Banyuasin menjadi yang berikutnya,” kata dia dalam pertemuan dengan Bupati Banyuasin Askolani di Pangkalan Balai, Selasa.
Baca juga: Polri sita aset bandar narkoba senilai Rp50 miliar
Baca juga: Kepala BNN: 95 persen narkotika masuk Indonesia lewat jalur laut
Ia mengatakan pembentukan kampung tangguh ini tak lain sebagai upaya pemerintah dan Polri untuk mencegah peredaran narkoba.
Sejauh ini peredaran narkoba sudah menjangkau pelosok desa sehingga dibutuhkan masyarakat yang tangguh untuk menghalaunya.
Apalagi, Sumsel termasuk daerah yang cukup memprihatinkan karena berada pada urutan kedua di Indonesia untuk tingkat peredaran narkoba.
Ia menambahkan pemberantasan peredaran narkoba ini terbilang tak mudah sehingga Polri membutuhkan dukungan dari masyarakat.
Dukungan masyarakat itu salah satunya dengan terlibat aktif dalam kampung tangguh, yang mana warga diharapkan aktif untuk mengawasi kampungnya sendiri dari peredaran narkoba dan aksi radikalisme, kata dia.
Polda Sumsel menilai Kabupaten Banyuasin merupakan salah satu daerah di Sumsel yang harus memiliki kampung tangguh lantaran daerah ini memiliki keunikan.
Banyuasin memiliki luas wilayah seluas Provinsi Jawa Barat dengan kontur daratan hingga perairan. Selain itu, kabupaten ini juga berbatasan dengan sejumlah kabupaten lain di Sumsel atau menjadi daerah lintas kabupaten.
Bupati Banyuasin Askolani menyambut baik atas terpilihnya Banyuasin sebagai salah satu kabupaten di Sumsel yang menjalankan pilot project ini.
“Sungguh memprihatinkan jika seseorang sudah terjerat narkoba, tentunya kita tidak ingin generasi muda Indonesia teperdaya oleh barang haram ini. Kami berharap program ini dapat diduplikasi ke banyak kampung di Banyuasin,” kata dia.