Mengapa? Karena Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil kala itu mendoakan Prabowo menjadi Presiden. Harapan itu disampaikan Kang Emil, sapaan Ridwan Kamil, melalui sebuah pantun.
Semula Kang Emil menjelaskan kiprah IPSI Jawa Barat, yang berhasil menorehkan berbagai prestasi nasional maupun internasional.
Selain itu, juga ditegaskan komitmen provinsi ini dalam pengembangan olahraga dan pencak silat, agar bisa terus berprestasi di tingkat nasional maupun internasional.
Salah satu bentuk dukungannya adalah dengan menyediakan lahan seluas 8 hektare untuk padepokan pencak silat di Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang.
Untuk menunjukkan keseriusannya, Kang Emil yang juga arsitek itu bakal yang mendesain sendiri padepokan seni beladiri tersebut.
Sebelum mengakhiri sambutannya, ia menyampaikan pujian kepada Prabowo sebagai Ketua Umum IPSI.
Prabowo dan IPSI dinilai telah menyatu karena memiliki dua huruf inisial yang sama; PS, yakni Prabowo Subianto dan pencak silat. Menutup sambutannya, ia kemudian mempersembahkan sebuah pantun untuk Prabowo.
Mari berfoto di tepi pantai, sambil makan ikan sarden. Pak Prabowo yang kita cintai, kita doakan jadi Presiden.
Persembahan pantun tersebut langsung disambut tepuk tangan dari pengurus IPSI Pengprov Jawa Barat yang hadir di Aula Barat Gedung Sate.
Kang Emil mengaku pantun tersebut merupakan doa yang dipanjatkan dirinya kepada seorang tamu. Sudah selayaknya setiap tamu mendapat penghormatan.
Sebelumnya, ia juga mendoakan Menko Perekonomian sekaligus Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartanto saat kunjungan kerja ke Kota Bandung beberapa waktu lalu.
Prabowo kemudian bersiap membalas pantun. Akan tetapi, sebelum membacakan pantun balasan, Prabowo menegaskan dirinya enggan berbicara masalah politik di forum IPSI karena IPSI tidak boleh dikait-kaitkan dengan politik.
Meski demikian, Prabowo mengaku bangga dengan Jawa Barat karena pada Pilpres 2019 perolehan suaranya di provinsi ini mengungguli Joko Widodo, yang kemudian terpilih menjadi Presiden periode 2019-2024.
Setelah mengawali pidato singkat, Prabowo kemudian membacakan pantun yang sudah disiapkan. Pantun tersebut berisi pesan supaya orang yang hadir di Gedung Sate mengingatnya walaupun dirinya segera meninggalkan gedung tersebut usai acara.
"Tadi kok saya dikasih pantun-pantun, saya juga punya pantun,” katanya.
Ada tiga pantun yang dipersembahkan Prabowo untuk membalas pantun Ridwan Kamil.
Persib Bandung punya Jawa Barat, bobotoh pendukung setianya. Pencak silat bisa hebat, karena Jawa Barat selalu juara.
Es lilin enak aslinya dari Bandung, enak diminum dengan cemilan. Untuk hadirin yang sudah datang, assalamualaikum saya haturkan.
Jalan-jalan ke bukit Hambalang, mampir dulu ke kebun raya. Sebentar lagi saya akan pulang, jangan lupa dengan saya.
Itulah tiga pantun balasan Prabowo. Baris terakhir dari pantun ketiga tersebut disambut riuh tepuk tangan para tamu undangan. Ada pesan dalam pantun itu yang tersurat, ada pula yang tersirat.
Pasang surut
Hubungan Ridwan Kamil dengan Prabowo selama ini mengalami pasang-surut.
Kang Emil bertemu kali pertama dengan Prabowo Subianto pada kontestasi Pilkada Jawa Barat 2010, lalu pada resepsi pernikahan putri Ketua DPRD Jawa Barat M. Taufik Hidayat di Bandung pada Agustus 2022.
Prabowo dan Ridwan Kamil memutuskan untuk berpisah saat Pilkada Jawa Barat 2019. Ia memutuskan berpisah dengan Partai Gerindra yang mendukungnya maju pada Pilkada Kota Bandung 2013.
Namun, hubungan keduanya kembali menghangat saat Ridwan Kamil bertemu kembali dengan Prabowo, yang juga Menteri Pertahanan dan Ketua Umum Partai Gerindra, di Jakarta, Juni 2021.
Dalam pertemuan itu mulai muncul dukungan untuk mewujudkan Jawa Barat Juara.
Kedua tokoh tersebut kembali menunjukkan kemesraan hubungan meski masih berupa berbalas pantun.
Lantas apakah momentum berbalas pantun tersebut menjadi tanda bagi keduanya untuk bersatu atau bakal berduet pada Pilpres 2024?
Bisa ya atau tidak. Dalam politik tidak ada yang pasti karena yang ada hanya kepentingan. Apalagi hingga kini Ridwan Kamil juga belum memutuskan untuk bergabung dengan partai politik mana pun.
Disarankan masuk partai
Analis politik Hasan Nasbi menyarankan Ridwan Kamil bergabung ke partai politik yang memiliki ideologi nasionalis-religius. Secara karakter, Kang Emil dinilai cocok bergabung ke Partai Golkar, Partai NasDem, atau Demokrat.
Elektabilitas dan popularitas Ridwan Kamil saat ini cenderung meningkat, baik untuk posisi calon presiden maupun calon gubernur pada Pilkada Jabar 2024.
Karena memiliki modal popularitas dan elektabilitas, Kang Emil didorong segera bergabung dengan partai politik. Partai menyukai kader baru yang memiliki dua modal penting tersebut karena berpotensi menambah perolehan suara dalam Pemilu 2024.
Partai sebagai kendaraan politik merupakan keniscayaan karena tanpanya, seseorang bakal sulit mencapai tujuannya.
Partai juga lebih menyukai calon yang memiliki popularitas dan elektabilitas untuk diusung karena dua variabel tersebut menjadi modal penting meraih kemenangan.