Kupang (ANTARA) - Ratusan personel Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan Republik Indonesia dengan Republik Demokratik Timor Leste yang diterjunkan ke wilayah perbatasan akan membantu pembangunan fasilitas air bersih untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat.

"Pembangunan fasilitas air bersih merupakan bagian dari tugas yang diberikan kepada Satgas Pamtas RI-RDTL," kata Komandan Komando Resor Militer (Korem) 161/Wira Sakti Brigadir Jenderal TNI Imam Santoso kepada wartawan di Kupang, Nusa Tenggara Timur, Selasa.

Danrem menyampaikan hal itu usai memimpin Upacara Penerimaan Satgas Pamtas RI-RDTL Yonkav 10/Mendagiri Satgas Intel dan Satgas Bantuan di Markas Korem 161/Wira Sakti di Kota Kupang.

Sebanyak 350 personel TNI Angkatan Darat diterjunkan untuk melakukan operasi militer selain perang di Kabupaten Belu yang berbatasan secara langsung dengan Timor Leste.

Imam Santoso mengatakan para personel akan menjalankan berbagai tugas pengamanan perbatasan serta membantu pembangunan bagi masyarakat di wilayah perbatasan, termasuk dalam aspek kebutuhan air bersih.

Paket program pembangunan air bersih itu telah diberikan oleh Panglima Komando Daerah Militer (Kodam) IX Udayana yang secara keseluruhan ada sekitar 70-an titik yang tersebar di Nusa Tenggara Timur.

"Sebagian besar titik itu juga ada di wilayah perbatasan negara Indonesia dengan Timor Leste," katanya.

Pembangunan fasilitas air bersih merupakan bagian dari dukungan TNI untuk menjawab kesulitan air bersih yang dialami masyarakat di wilayah beranda Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Selain kegiatan pembangunan, tambah Brigjen Imam Santoso, para personel Satgas Pamtas juga tetap menjalankan tugas utama menjaga kedaulatan wilayah di setiap tapal batas.

"Selain itu, menjaga kehormatan, kewibawaan NKRI baik di hadapan negara tetangga maupun masyarakat Indonesia di perbatasan karena para prajurit adalah representasi negara," tegasnya.

Ratusan personel Satgas Pamtas RI-Timor Leste dari Yonkav 10/Mendagiri telah mengikuti pembekalan selama lima bulan dan akan menjalankan tugas selama sembilan bulan menggantikan Batalyon Infanteri (Yonif) 743 yang sebelumnya sudah bertugas di perbatasan negara.