Menlu China ajukan pandangan lima poin terkait hubungan China-Jepang
13 September 2022 11:35 WIB
Menlu China Wang Yi mengatakan bahwa hubungan bertetangga yang baik dan persahabatan, serta pembangunan dan revitalisasi Asia merupakan takdir, aspirasi, serta tanggung jawab China dan Jepang. Dia mengajukan pandangan lima poin tentang pengembangan hubungan China-Jepang yang memenuhi tuntutan era baru, yaitu:
Jakarta (ANTARA) - Menteri Luar Negeri China Wang Yi menympaikan pidato video pada upacara pembukaan seminar memperingati 50 tahun normalisasi hubungan diplomatik China-Jepang, Senin (12/9), mengajukan pandangan lima poin tentang pengembangan hubungan China-Jepang yang memenuhi tuntutan era baru
Dia mengatakan bahwa hubungan bertetangga yang baik dan persahabatan, serta pembangunan dan revitalisasi Asia merupakan takdir, aspirasi, serta tanggung jawab China dan Jepang.
Kelima pandangan yang diajukan Menlu Wang Yi itu adalah:
-- Menepati janji dan mempertahankan landasan politik hubungan China-Jepang. Untuk memastikan perkembangan hubungan bilateral yang stabil dan berjangka panjang, empat dokumen politik yang dicapai oleh kedua negara harus dipatuhi dan komitmen-komitmen yang telah dibuat sejauh ini harus dipenuhi. Mengenai isu-isu utama terkait prinsip seperti sejarah dan Taiwan yang merupakan isu fundamental terkait hubungan China-Jepang, tidak boleh ada ambiguitas atau pelanggaran.
-- Mengingat situasi keseluruhan dan memahami arah pengembangan yang benar. Konsensus politik bahwa kedua belah pihak adalah mitra yang kooperatif dan tidak menimbulkan ancaman terhadap satu sama lain harus dimasukkan ke dalam kebijakan di kedua negara dan diimplementasikan melalui tindakan. Kedua belah pihak harus melenyapkan gangguan dan mengatasi berbagai perbedaan dengan baik untuk memastikan bahwa bahtera hubungan China-Jepang tidak kandas atau menyimpang dari jalurnya.
-- Memperdalam kerja sama dan mencapai hasil yang saling menguntungkan di level yang lebih tinggi. Kedua belah pihak harus memupuk ikatan kemitraan yang kuat, menjunjung tinggi perspektif global, dan bersama-sama menolak praktik pemisahan (decoupling) yang keliru demi menjaga kestabilan dan kelancaran rantai pasokan dan industri global, serta lingkungan investasi dan perdagangan yang adil dan terbuka.
-- Memperkuat pedoman dan menumbuhkan pemahaman yang positif dan bersahabat antara satu sama lain. Pertukaran antarmasyarakat antara China dan Jepang memiliki sejarah panjang dan harus dilanjutkan seiring berjalannya waktu.
-- Menyesuaikan diri dengan tren umum dan mempraktikkan multilateralisme sejati. Penting untuk menjunjung tinggi sistem internasional dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai pusatnya, bersama-sama menentang permainan menang-kalah (zero-sum) dan konfrontasi kubu, serta mendorong stabilitas regional dan pembangunan terintegrasi.
Menteri Luar Negeri Jepang Yoshimasa Hayashi menuturkan dalam pidato via videonya bahwa kedua belah pihak harus berfokus pada periode 50 tahun berikutnya dan bekerja sama untuk membangun hubungan Jepang-China yang konstruktif dan stabil.
Dia mengatakan bahwa hubungan bertetangga yang baik dan persahabatan, serta pembangunan dan revitalisasi Asia merupakan takdir, aspirasi, serta tanggung jawab China dan Jepang.
Kelima pandangan yang diajukan Menlu Wang Yi itu adalah:
-- Menepati janji dan mempertahankan landasan politik hubungan China-Jepang. Untuk memastikan perkembangan hubungan bilateral yang stabil dan berjangka panjang, empat dokumen politik yang dicapai oleh kedua negara harus dipatuhi dan komitmen-komitmen yang telah dibuat sejauh ini harus dipenuhi. Mengenai isu-isu utama terkait prinsip seperti sejarah dan Taiwan yang merupakan isu fundamental terkait hubungan China-Jepang, tidak boleh ada ambiguitas atau pelanggaran.
-- Mengingat situasi keseluruhan dan memahami arah pengembangan yang benar. Konsensus politik bahwa kedua belah pihak adalah mitra yang kooperatif dan tidak menimbulkan ancaman terhadap satu sama lain harus dimasukkan ke dalam kebijakan di kedua negara dan diimplementasikan melalui tindakan. Kedua belah pihak harus melenyapkan gangguan dan mengatasi berbagai perbedaan dengan baik untuk memastikan bahwa bahtera hubungan China-Jepang tidak kandas atau menyimpang dari jalurnya.
-- Memperdalam kerja sama dan mencapai hasil yang saling menguntungkan di level yang lebih tinggi. Kedua belah pihak harus memupuk ikatan kemitraan yang kuat, menjunjung tinggi perspektif global, dan bersama-sama menolak praktik pemisahan (decoupling) yang keliru demi menjaga kestabilan dan kelancaran rantai pasokan dan industri global, serta lingkungan investasi dan perdagangan yang adil dan terbuka.
-- Memperkuat pedoman dan menumbuhkan pemahaman yang positif dan bersahabat antara satu sama lain. Pertukaran antarmasyarakat antara China dan Jepang memiliki sejarah panjang dan harus dilanjutkan seiring berjalannya waktu.
-- Menyesuaikan diri dengan tren umum dan mempraktikkan multilateralisme sejati. Penting untuk menjunjung tinggi sistem internasional dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai pusatnya, bersama-sama menentang permainan menang-kalah (zero-sum) dan konfrontasi kubu, serta mendorong stabilitas regional dan pembangunan terintegrasi.
Menteri Luar Negeri Jepang Yoshimasa Hayashi menuturkan dalam pidato via videonya bahwa kedua belah pihak harus berfokus pada periode 50 tahun berikutnya dan bekerja sama untuk membangun hubungan Jepang-China yang konstruktif dan stabil.
Pewarta: Xinhua
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2022
Tags: