BNPB sebut Kalimantan dikepung banjir selama 5-11 September 2022
12 September 2022 21:11 WIB
Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam Disaster Briefing daring di Jakarta, Senin (12/9/2022). (Antara/Devi Nindy)
Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan sejumlah wilayah di Kalimantan dikepung banjir selama sepekan 5-11 September 2022.
Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam Disaster Briefing daring di Jakarta, Senin, menjelaskan sejumlah wilayah yang direndam banjir dan kini sudah dinyatakan surut.
Wilayah tersebut yakni Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah; Kota Bontang, Kalimantan Timur; Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan; Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan; Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah; dan Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah.
Abdul juga menyebut ada lanjutan banjir kembali yang terjadi di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat dan Katingan, Kalimantan Tengah.
Baca juga: Kejadian banjir signifikan di Kalimantan dan Sulawesi dalam sepekan
Baca juga: BPBD Palangka Raya minta warga bantaran sungai waspadai banjir kiriman
Dia menyebutkan bahwa Kalimantan adalah daerah rawa yang berarti jika permukaan airnya sudah lebih tinggi dari rata-rata permukaan tanah dan kemudian menggenangi, akan butuh waktu untuk bisa kembali surut. Bisa terbilang bahwa kemiringan aliran sungainya cenderung datar.
"Nah, kalau curah hujan tinggi di hulu, kemudian misalkan pada saat pasang air tidak mengalir, airnya tinggi, makanya dia tidak tidak mengalir seperti bagaimana kalau ada arus mengalir dari hulu ke hilir. Jadi ini lebih banyak air yang diam pada kondisi itu, kecuali kalau misalkan kondisi lingkungannya sepanjang daerah aliran sungai itu memiliki kemampuan untuk menyerap air secara optimal, tentu saja syaratnya harus baik," ujar Abdul.
Dia memaparkan bahwa banjir selama sepekan tersebut, menyebabkan 3.088 orang di Kalimantan Selatan dan 3.328 orang di Kalimantan Timur mengungsi.
Sementara dilihat dari distribusi spasial, Abdul mengatakan sejumlah wilayah yang sering terdampak banjir di Kalimantan yakni Barito Selatan, Kalimantan Tengah; Murung Raya, Kalimantan Tengah; Kayong Utara, Kalimantan Barat; Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan, Kota Bontang, Kalimantan Timur; Balangan, Kalimantan Selatan.
Wilayah-wilayah tersebut, kata dia, merupakan daerah dataran rendah itu hampir semuanya berisiko banjir. Sehingga harus dipulihkan ekosistemnya dan kondisi lingkungannya.
"Kita ingat presiden bapak Presiden Jokowi di Kalimantan Barat menyampaikan, kalau kita ingin menanggulangi banjir di Kalimantan maka pulihkan ekosistemnya. Harus kita cicil, kita lakukan sekarang, mungkin efeknya tidak akan terasa dalam 3-5 tahun ini, tetapi dalam 20 tahun yang akan datang periode yang lebih panjang," ujar Abdul.*
Baca juga: Humaniora kemarin soal Pauline Hanson dan banjir di Kalimantan
Baca juga: BNPB: Banjir di Kalimantan pengulangan bencana tahun-tahun sebelumnya
Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam Disaster Briefing daring di Jakarta, Senin, menjelaskan sejumlah wilayah yang direndam banjir dan kini sudah dinyatakan surut.
Wilayah tersebut yakni Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah; Kota Bontang, Kalimantan Timur; Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan; Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan; Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah; dan Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah.
Abdul juga menyebut ada lanjutan banjir kembali yang terjadi di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat dan Katingan, Kalimantan Tengah.
Baca juga: Kejadian banjir signifikan di Kalimantan dan Sulawesi dalam sepekan
Baca juga: BPBD Palangka Raya minta warga bantaran sungai waspadai banjir kiriman
Dia menyebutkan bahwa Kalimantan adalah daerah rawa yang berarti jika permukaan airnya sudah lebih tinggi dari rata-rata permukaan tanah dan kemudian menggenangi, akan butuh waktu untuk bisa kembali surut. Bisa terbilang bahwa kemiringan aliran sungainya cenderung datar.
"Nah, kalau curah hujan tinggi di hulu, kemudian misalkan pada saat pasang air tidak mengalir, airnya tinggi, makanya dia tidak tidak mengalir seperti bagaimana kalau ada arus mengalir dari hulu ke hilir. Jadi ini lebih banyak air yang diam pada kondisi itu, kecuali kalau misalkan kondisi lingkungannya sepanjang daerah aliran sungai itu memiliki kemampuan untuk menyerap air secara optimal, tentu saja syaratnya harus baik," ujar Abdul.
Dia memaparkan bahwa banjir selama sepekan tersebut, menyebabkan 3.088 orang di Kalimantan Selatan dan 3.328 orang di Kalimantan Timur mengungsi.
Sementara dilihat dari distribusi spasial, Abdul mengatakan sejumlah wilayah yang sering terdampak banjir di Kalimantan yakni Barito Selatan, Kalimantan Tengah; Murung Raya, Kalimantan Tengah; Kayong Utara, Kalimantan Barat; Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan, Kota Bontang, Kalimantan Timur; Balangan, Kalimantan Selatan.
Wilayah-wilayah tersebut, kata dia, merupakan daerah dataran rendah itu hampir semuanya berisiko banjir. Sehingga harus dipulihkan ekosistemnya dan kondisi lingkungannya.
"Kita ingat presiden bapak Presiden Jokowi di Kalimantan Barat menyampaikan, kalau kita ingin menanggulangi banjir di Kalimantan maka pulihkan ekosistemnya. Harus kita cicil, kita lakukan sekarang, mungkin efeknya tidak akan terasa dalam 3-5 tahun ini, tetapi dalam 20 tahun yang akan datang periode yang lebih panjang," ujar Abdul.*
Baca juga: Humaniora kemarin soal Pauline Hanson dan banjir di Kalimantan
Baca juga: BNPB: Banjir di Kalimantan pengulangan bencana tahun-tahun sebelumnya
Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022
Tags: