Menurut Sylviana dengan menyediakan kegiatan kreatif semacam ini dapat menyalurkan energi pemuda ke arah yang positif.
"Kegiatan seperti ini mesti diperbanyak di tempat lain. Tapi di sini enggak boleh berhenti, acara ini harus terus menjadi semacam agenda tahunan (annual event), misal per enam bulan sekali, atau setiap Hari Sumpah Pemuda, jadi ada momentum-momentum yang ditangkap oleh semua kemitraan pemerintah," kata Sylviana di Jakarta, Sabtu.
Senada dengan Sylviana, peserta kompetisi tarian modern Bank DKI dari SMA Negeri 13 Jakarta Raya Harungi, Berliana Putri, dan Puput Henny mengaku tidak kecewa meski regunya kalah dalam kompetisi.
Menurut siswi kelas XII SMA Negeri 13 itu, kompetisi yang dihadirkan Bank DKI merupakan kesempatan untuk mengekspresikan kemampuan diri dalam bidang lain selain akademik.
Raya dan regu tari SMAN 13 Jakarta sekitar 11 orang pun puas karena latihan mereka setiap pulang sekolah hampir setiap hari, dengan persiapan sekitar dua minggu sebelum tampil, bisa menghibur pengunjung Thamrin 10 Food and Creative Park.
Pada kesempatan itu, perwakilan SMA Negeri 5 Bogor menjadi juara satu saat berkompetisi tari dengan 13 SMA dari Jakarta.
Sebetulnya, menurut Sylviana, ke-14 peserta yang berkompetisi semuanya tampil dengan baik. Namun peserta dari SMA Negeri 5 Bogor berkreasi dengan properti dan koreografi yang lebih niat menunjukkan kearifan lokal hingga bisa menjadi juara satu.
Sedangkan juara dua merupakan SMA Negeri 8 Jakarta, juara tiga SMA Negeri 44 Jakarta, juara harapan 1 SMA Negeri 3 Jakarta, juara harapan 2 SMA Swasta Don Bosco, dan juara harapan 3 SMA Swasta Tarakanita I.
Baca juga: Anies: Pelajar yang selesai pendidikan di luar negeri agar kembali
Baca juga: Baznas Jakarta Barat salurkan bantuan pendidikan kepada 500 mahasiswa
Baca juga: Disdik DKI Jakarta adakan pelatihan untuk atasi "off cam" saat PJJ