Denpasar (ANTARA) - Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan ESDM Provinsi Bali Ida Bagus Ngurah Arda menyampaikan bahwa Pemerintah Provinsi Bali sedang menyiapkan jalur motor listrik menuju objek wisata.

"Kalau ke tempat wisata itu akan ada jalur-jalur motor listrik jadi memang ke depannya ada rencana seperti itu. Dinas Perhubungan yang lebih tepat mengenai pembagian jalurnya nanti," kata Ngurah Arda di Denpasar, Jumat.

Dengan upaya-upaya memberi ruang melalui jalur khusus, Arda optimistis penggunanya kendaraan listrik bakal meningkat di Bali. Apalagi saat ini Pemprov Bali memiliki visi mewujudkan udara bersih dengan memanfaatkan Energi Baru Terbarukan (EBT).

"Kita optimis juga karena tentunya tidak perlu menggunakan BBM dan ramah lingkungan, meskipun harga BBM naik tidak pusing lagi dan tidak perlu memikirkan itu. Sehingga akan lebih hemat, pemeliharaan dan suku cadangnya lebih sederhana dibandingkan motor konvensional," ujar Arda kepada media.

Baca juga: Segway luncurkan empat skuter listrik pintar di GIIAS 2022

Dengan kondisi saat ini, Kadisnaker dan ESDM Bali itu melihat mau tidak mau masyarakat akan menggunakan kendaraan listrik karena sumber energi seperti BBM terbatas dan harganya akan terus naik di masa mendatang.

"Alangkah baiknya masyarakat bisa memanfaatkan kendaraan-kendaraan yang tidak bergantungan dengan energi yang bersumber dari fosil contohnya BBM. Kita memanfaatkan kendaraan yang merupakan hasil dari energi terbarukan seperti motor listrik," kata dia.

Sementara itu, penggunaan motor listrik sendiri di Bali saat ini kian meningkat, utamanya setelah kenaikan harga BBM. Salah satu perusahaan kendaraan listrik GESITS merasakan hal tersebut.

"Selama dua bulan terakhir makin banyak peminatnya untuk membeli kendaraan listrik. Apalagi ada kenaikan harga BBM. Mereka sudah mulai berpikir dan beralih ke motor listrik karena estimasi untuk harga perawatan dan biaya pengisian jauh lebih murah," kata Reza Hidayat, selaku Manajer Area GESITS Bali Pratama.

Secara teknis, Reza menjelaskan bahwa kendaraan konvensional dengan bahan bakar 1 liter Rp10.000 mampu menempuh jarak 40-50 kilometer, maka motor listrik jika diperkirakan 1 liter setara dengan pengisian listrik tiga jam atau Rp2.500-Rp3.000.

Baca juga: Motor listrik besutan Indonesia mejeng di GIIAS 2022

"Jadi tebal perbandingannya. Juga kalau misalkan servis berkala kalau tidak ada kendala sampai 13 ribu kilometer tidak usah diservis, karena servis sebenarnya hanya pembersihan kampas rem, dan pengecekan kelistrikan," ujarnya.

Reza menyebut sejak produknya ada di Bali pada 2020, hingga kini berhasil menjual 600 unit motor listrik dengan pembelian tertinggi di tahun 2022 terutama bulan September.

"Pasca-BBM naik antreannya sudah delapan orang. Saya juga sedikit kaget, kalau buat saya ini penjualan tertinggi karena kalau delapan biasanya kami harus menunggu akhir bulan," kata dia di Denpasar.

Dengan kondisi ini, Reza optimis penjualan pada bulan ini dapat mencapai 20 unit. Apalagi motor listrik yang dijualnya masuk dalam jajaran kendaraan untuk KTT G20.

Sebanyak 100 unit motor listrik GESITS akan digunakan pada saat puncak KTT G20. Ini menjadi salah satu upaya mengenalkan kendaraan listrik yang didukung oleh Pemprov Bali.

Baca juga: Hop resmi luncurkan OXO untuk bersaing di pasar motor listrik India

Baca juga: Menteri ESDM: Konversi motor listrik dorong pertumbuhan industri baru

Baca juga: United E-Motor targetkan produksi hingga 500 ribu unit setiap tahun