Korban jembatan ambruk di Probolinggo diberi pendampingan psikologis
9 September 2022 20:26 WIB
Sejumlah siswa korban jembatan gantung yang ambruk mendapat perawatan di RSUD Waluyo Jati Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, Jatim, Jumat (9/9/2022). (FOTO ANTARA/HO-Diskominfo Kabupaten Probolinggo)
Probolinggo, Jawa Timur (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo, Jawa Timur memberikan pendampingan psikologis kepada para siswa SMP Negeri 1 Pajarakan yang menjadi korban jembatan gantung ambruk, Jumat (9/9) 2022.
Jembatan gantung yang menghubungkan Desa Kregenan di Kecamatan Kraksaan dengan Desa Pajarakan Kulon di Kecamatan Pajarakan ambruk ketika para siswa SMPN 1 Pajarakan melewati jembatan itu, sehingga puluhan siswa dan guru terjatuh ke sungai hingga menyebabkan 15 orang harus menjalani perawatan di RSUD Waluyo Jati Kraksaan Probolinggo.
"Pendampingan psikologis itu sangat diperlukan sekali dalam rangka untuk menghilangkan trauma pada korban," kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Probolinggo Fathur Rozi di Probolinggo.
Ia mengatakan pihaknya memberikan trauma healing kepada siswa SMPN 1 Pajarakan agar bisa kembali ceria seperti sedia kala, sehingga harapannya anak-anak dapat belajar lagi tanpa dibayang-bayangi insiden ambruknya jembatan gantung itu.
"Korban yang mengalami luka-luka dibawa ke Puskesmas Pajarakan, namun sebanyak 15 siswa dan guru dirujuk ke RSUD Waluyo Jati Kraksaan untuk mendapatkan perawatan intensif," katanya.
Menurutnya insiden tersebut berawal ketika 150 siswa dan siswi SMPN 1 Pajarakan bersama gurunya melakukan kegiatan jalan sehat dalam rangka memperingati Hari Olahraga Nasional (Haornas) tahun 2022.
"Dengan memakai pakaian olahraga sekolah, rute jalan sehat dimulai dari SMPN 1 Pajarakan ke selatan hingga Desa Kregenan Kecamatan Kraksaan dan Desa Rondokuning serta finish kembali di sekolah," katanya.
Ia menjelaskan musibah tersebut terjadi ketika rombongan itu sedang melintasi jembatan gantung yang menghubungkan dua desa di Kecamatan Pajarakan dan Kecamatan Kraksaan.
"Karena tidak mampu menahan beban yang ada, jembatan gantung tersebut ambruk. Akibatnya puluhan siswa dan guru terjatuh ke sungai saat melintasi jembatan gantung setinggi 7 meter tersebut," katanya.
Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut, sehingga pihaknya melakukan koordinasi dengan Polsek dan Koramil setempat untuk meredam kabar hoaks yang menyebutkan ada korban meninggal dalam peristiwa itu, demikian Fathur Rozi.
Baca juga: Jembatan putus, puluhan siswa-guru di Probolinggo terjatuh ke sungai
Baca juga: Pemkab Probolinggo lakukan asesmen ambruknya jembatan gantung
Baca juga: Putusnya jembatan gantung di Probolinggo karena kelebihan beban
Jembatan gantung yang menghubungkan Desa Kregenan di Kecamatan Kraksaan dengan Desa Pajarakan Kulon di Kecamatan Pajarakan ambruk ketika para siswa SMPN 1 Pajarakan melewati jembatan itu, sehingga puluhan siswa dan guru terjatuh ke sungai hingga menyebabkan 15 orang harus menjalani perawatan di RSUD Waluyo Jati Kraksaan Probolinggo.
"Pendampingan psikologis itu sangat diperlukan sekali dalam rangka untuk menghilangkan trauma pada korban," kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Probolinggo Fathur Rozi di Probolinggo.
Ia mengatakan pihaknya memberikan trauma healing kepada siswa SMPN 1 Pajarakan agar bisa kembali ceria seperti sedia kala, sehingga harapannya anak-anak dapat belajar lagi tanpa dibayang-bayangi insiden ambruknya jembatan gantung itu.
"Korban yang mengalami luka-luka dibawa ke Puskesmas Pajarakan, namun sebanyak 15 siswa dan guru dirujuk ke RSUD Waluyo Jati Kraksaan untuk mendapatkan perawatan intensif," katanya.
Menurutnya insiden tersebut berawal ketika 150 siswa dan siswi SMPN 1 Pajarakan bersama gurunya melakukan kegiatan jalan sehat dalam rangka memperingati Hari Olahraga Nasional (Haornas) tahun 2022.
"Dengan memakai pakaian olahraga sekolah, rute jalan sehat dimulai dari SMPN 1 Pajarakan ke selatan hingga Desa Kregenan Kecamatan Kraksaan dan Desa Rondokuning serta finish kembali di sekolah," katanya.
Ia menjelaskan musibah tersebut terjadi ketika rombongan itu sedang melintasi jembatan gantung yang menghubungkan dua desa di Kecamatan Pajarakan dan Kecamatan Kraksaan.
"Karena tidak mampu menahan beban yang ada, jembatan gantung tersebut ambruk. Akibatnya puluhan siswa dan guru terjatuh ke sungai saat melintasi jembatan gantung setinggi 7 meter tersebut," katanya.
Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut, sehingga pihaknya melakukan koordinasi dengan Polsek dan Koramil setempat untuk meredam kabar hoaks yang menyebutkan ada korban meninggal dalam peristiwa itu, demikian Fathur Rozi.
Baca juga: Jembatan putus, puluhan siswa-guru di Probolinggo terjatuh ke sungai
Baca juga: Pemkab Probolinggo lakukan asesmen ambruknya jembatan gantung
Baca juga: Putusnya jembatan gantung di Probolinggo karena kelebihan beban
Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022
Tags: