Bahlil yakinkan investasi pariwisata di Indonesia punya prospek baik
9 September 2022 12:37 WIB
Tangkapan layar - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia dalam sambutannya secara daring di Investment Forum: 5 Super Priority Tourism Destinations yang digelar di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, Jumat (9/9/2022). ANTARA/Youtube Kementerian Investasi-BKPM/pri.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia meyakinkan para investor bahwa investasi di sektor pariwisata di Indonesia memiliki prospek yang baik karena masih banyak potensi wisata yang belum dikembangkan.
"Saya tidak segan-segan meyakinkan kepada teman-teman bahwa Indonesia punya banyak wisata yang bisa kita tuju selain yang 5 ini (Destinasi Pariwisata Super Prioritas/DPSP), kita kembangkan lagi yang lain, di Papua, dan kita punya alam yang bagus," katanya dalam sambutannya secara daring di Investment Forum: 5 Super Priority Tourism Destinations yang digelar di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, Jumat.
Bahlil mengatakan sektor pariwisata berkontribusi tinggi terhadap penciptaan lapangan kerja di dalam negeri. Selain itu, sektor pariwisata juga mendorong pengembangan UMKM dan ekonomi daerah.
Baca juga: Luhut dorong investasi untuk optimalkan pengembangan DPSP
Oleh karena itu, pemerintah berkomitmen untuk mendorong percepatan pembangunan infrastruktur di destinasi pariwisata melalui investasi.
"Kami berkomitmen untuk melakukan percepatan-percepatan, langkah-langkah komprehensif dan terukur di hampir semua kementerian untuk menjadikan ini salah satu tujuan wisata kita ke depan, karena tidak hanya Bali tapi juga banyak daerah-daerah yang harus kita terus promosikan," katanya.
Selain memiliki potensi pariwisata, pemerintah Indonesia, lanjut Bahlil, juga terus berupaya melakukan pembenahan dari berbagai sisi untuk mendukung sektor tersebut.
Ia menyebut struktur ekonomi Indonesia yang kuat pascapandemi COVID-19 saat ini telah menciptakan stabilitas politik dan keamanan. "Kalau bicara pariwisata, itu kita bicara tentang keamanan dan kenyamanan bagi para pengunjung," ujar Bahlil.
Baca juga: Pemerintah bentuk konsorsium caplok saham Shell di Blok Masela
Senada, Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM Nurul Ichwan mengungkapkan daya tarik utama Indonesia bagi para investor di sektor mana pun adalah besarnya pasar domestik di Tanah Air.
Nurul menjelaskan saat COVID-19 melanda pada 2020, kunjungan wisatawan mancanegara anjlok. Namun, di Indonesia, pergerakan wisatawan domestik masih menggeliat.
"Ini jadi power (kekuatan) karena investor tidak ada urusan mau turisnya asing atau lokal, yang penting hotel saya penuh, yang penting kunjungan di tempat wisata penuh. Orang asing, orang Indonesia, sama-sama keluarkan duit di situ," katanya.
Hal itulah, menurut Nurul, yang membuat optimisme pasar pariwisata di Indonesia akan mampu berkontribusi lebih baik lagi terhadap ekonomi.
Kementerian Investasi mencatat nilai proyek investasi eksisting di 5 DPSP mencapai Rp172,2 miliar (11,67 juta dolar AS). Nilai komitmen yang sedang berjalan sebesar Rp1,552 triliun (setara 106,24 juta dolar AS). Sementara nilai minat investasi di 5 DPSP sebesar Rp1,186 triliun (81,19 juta dolar AS).
"Saya tidak segan-segan meyakinkan kepada teman-teman bahwa Indonesia punya banyak wisata yang bisa kita tuju selain yang 5 ini (Destinasi Pariwisata Super Prioritas/DPSP), kita kembangkan lagi yang lain, di Papua, dan kita punya alam yang bagus," katanya dalam sambutannya secara daring di Investment Forum: 5 Super Priority Tourism Destinations yang digelar di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, Jumat.
Bahlil mengatakan sektor pariwisata berkontribusi tinggi terhadap penciptaan lapangan kerja di dalam negeri. Selain itu, sektor pariwisata juga mendorong pengembangan UMKM dan ekonomi daerah.
Baca juga: Luhut dorong investasi untuk optimalkan pengembangan DPSP
Oleh karena itu, pemerintah berkomitmen untuk mendorong percepatan pembangunan infrastruktur di destinasi pariwisata melalui investasi.
"Kami berkomitmen untuk melakukan percepatan-percepatan, langkah-langkah komprehensif dan terukur di hampir semua kementerian untuk menjadikan ini salah satu tujuan wisata kita ke depan, karena tidak hanya Bali tapi juga banyak daerah-daerah yang harus kita terus promosikan," katanya.
Selain memiliki potensi pariwisata, pemerintah Indonesia, lanjut Bahlil, juga terus berupaya melakukan pembenahan dari berbagai sisi untuk mendukung sektor tersebut.
Ia menyebut struktur ekonomi Indonesia yang kuat pascapandemi COVID-19 saat ini telah menciptakan stabilitas politik dan keamanan. "Kalau bicara pariwisata, itu kita bicara tentang keamanan dan kenyamanan bagi para pengunjung," ujar Bahlil.
Baca juga: Pemerintah bentuk konsorsium caplok saham Shell di Blok Masela
Senada, Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM Nurul Ichwan mengungkapkan daya tarik utama Indonesia bagi para investor di sektor mana pun adalah besarnya pasar domestik di Tanah Air.
Nurul menjelaskan saat COVID-19 melanda pada 2020, kunjungan wisatawan mancanegara anjlok. Namun, di Indonesia, pergerakan wisatawan domestik masih menggeliat.
"Ini jadi power (kekuatan) karena investor tidak ada urusan mau turisnya asing atau lokal, yang penting hotel saya penuh, yang penting kunjungan di tempat wisata penuh. Orang asing, orang Indonesia, sama-sama keluarkan duit di situ," katanya.
Hal itulah, menurut Nurul, yang membuat optimisme pasar pariwisata di Indonesia akan mampu berkontribusi lebih baik lagi terhadap ekonomi.
Kementerian Investasi mencatat nilai proyek investasi eksisting di 5 DPSP mencapai Rp172,2 miliar (11,67 juta dolar AS). Nilai komitmen yang sedang berjalan sebesar Rp1,552 triliun (setara 106,24 juta dolar AS). Sementara nilai minat investasi di 5 DPSP sebesar Rp1,186 triliun (81,19 juta dolar AS).
Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2022
Tags: