Jakarta (ANTARA News) - Tentara Nasional Indonesia (TNI) meningkatkan pengamanan di sepanjang perbatasan RI-Papua Nugini (PNG) mengantisipasi maraknya warga Papua yang mencari suaka ke Australia melalui PNG, sedangkan jumlah pasukan tidak ditambah. "Kami belum akan melakukan penambahan pasukan di perbatasan RI-PNG, kecuali meningkatkan frekuensi patroli," kata Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Mabes TNI, Laksamana Muda TNI Mohammad Sunarto Sjoekronoputra, ketika dihubungi ANTARA News di Jakarta, Minggu. Harian The Age, surat kabar yang terbit di Melbourne, Australia, dalam edisi 25 Maret 2006 menyebutkan, sekitar 500 warga Papua sedang bersiap-siap mencari suaka di Australia. Dari jumlah itu, menurut laporannya, 100 orang adalah mahasiswa, yang saat ini bersembunyi di hutan-hutan, guna menghindari pengejaran aparat keamanan terkait aksi protes menuntut penutupan PT Freeport Indonesia (FI). Sunarto mengatakan, jumlah pasukan TNI yang kini bersiaga di sepanjang perbatasan RI-PNG, sudah cukup memadai untuk mengamankan wilayah sepanjang 125 kilometer tersebut, termasuk untuk mengantisipasi maraknya warga Papua dan warga asing masuk dan keluar wilayah RI. Selain meningkatkan frekuensi patroli, pasukan TNI di perbatasan juga memperketat pengawasan terhadap pelintas batas yang kerap melalui perbatasan RI-PNG, kata Sunarto. "Intinya, kami akan meningkatkan kewaspadaan di sepanjang perbatasan, menyusul beberapa insiden di Papua. Tetapi belum pada tahap penambahan pasukan," ujarnya menegaskan. Tentang rumor aksi unjuk rasa serupa di Abepura, Jayapura, Sunarto menekankan bahwa pihaknya akan selalu siap mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi di Papua. "Pada prinsipnya, kami siap mengantisipasi segala kemungkinan. Termasuk kemungkinan aksi serupa. Tentunya perbantuan yang dilakukan TNI harus ada permintaan dulu dari Polri," ujarnya. Sunarto menilai, sejauh ini kondisi keamanan relatif kondusif dan terkendali. "Meski begitu, kewaspadaan akan tetap ditingkatkan," tambahnya. (*)