Jakarta (ANTARA) - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir hari ini mengunjungi fasilitas Pertamina Integrated Enterprise Data and Command Center (PIEDCC) guna memastikan ketersediaan Bahan Bakar Minyak (BBM) aman, meski pemerintah belum melakukan penambahan kuota untuk Pertamina.

"Saya hari ini mengecek langsung memastikan kuota aman. Jadi jumlahnya terbuka, distribusi aman, tidak ada bocor dan harus efisien dan efektif," ujar Erick Thohir dalam sesi wawancara di gedung Graha Pertamina, Jakarta, Rabu.

Erick Thohir mengatakan fasilitas PIEDCC yang berbasis digital harus mampu mendorong penyaluran subsidi BBM secara tepat sasaran.

Dalam kunjungan itu ia mengungkapkan telah berkoordinasi dengan Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Listyo Sigit Prabowo untuk menandatangani kerja sama sinkronisasi data digital Pertamina (produksi dan penyaluran BBM) dengan data kepolisian (nomor kendaraan) untuk mewujudkan program subsidi tepat sasaran. Selain itu kerja sama tersebut juga bertujuan memperkuat pengawasan agar tidak lagi terjadi aktivitas penimbunan BBM.

Baca juga: Erick Thohir minta Pertamina jaga pasokan dan stok BBM

"Pemerintah tidak memberikan kuota hari ini. Jadi, (kuota) dibuka sesuai kebutuhan masyarakat," kata Erick Thohir.

Beberapa waktu lalu Komisi VII DPR RI dan pemerintah telah bersepakat untuk menambah alokasi kuota Pertalite 5 juta kiloliter (kl) dan Solar 2 juta kl agar bisa mencukupi kebutuhan BBM sampai akhir tahun ini. Namun sampai hari ini, kesepakatan penambahan kuota itu belum terealisasi.

Pada 3 September 2022 pemerintah mengumumkan kenaikan BBM jenis Pertalite, Biosolar, dan Pertamax dengan persentase penyesuaian harga berkisar 16 persen sampai 32 persen.

Harga Pertalite naik sebesar Rp2.350 per liter atau setara 30,7 persen dari sebelumnya Rp7.650 menjadi Rp10.000 per liter, harga solar naik Rp1.650 per liter atau setara 32 persen dari sebelum Rp5.150 menjadi Rp6.800 per liter, dan penyesuaian Pertamax adalah yang paling kecil hanya naik Rp2.000 per liter atau setara 16 persen dari Rp12.500 menjadi Rp14.500 per liter.

Baca juga: Pemerintah naikkan harga Pertalite jadi Rp10 ribu/liter mulai Sabtu

Pemerintah mengklaim kenaikan harga minyak mentah dunia telah membuat anggaran energi tahun ini naik tiga kali lipat dari Rp152,5 triliun menjadi Rp502,4 triliun, sehingga menaikkan harga jual BBM menjadi pilihan terakhir untuk menyelamatkan APBN.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengklaim sejak pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM jenis Pertalite, Biosolar, dan Pertamax, pola konsumsi masyarakat terhadap BBM bersubsidi telah mengalami sedikit penurunan.

Ia berharap masyarakat lebih cerdas dalam mengonsumsi energi dengan memilih BBM beroktan tinggi, ketimbang mengonsumsi BBM beroktan rendah. Selain baik untuk lingkungan, perubahan pola konsumsi itu juga baik untuk mewujudkan subsidi tepat sasaran kepada masyarakat tidak mampu.

"Kami melihat setelah kenaikan harga sedikit penurunan. Kalau kami melihatnya adalah memang dari sisi demand dan sisi penggunaan harus dilakukan penghematan energi. Kami berharap masyarakat lebih smart dalam menggunakan energi," kata Nicke.

Baca juga: Menkeu ungkap alasan harga BBM naik meski minyak dunia turun