G20 Indonesia
Kemendikbudristek: Budaya berperan penting dalam pemulihan ekonomi
7 September 2022 16:14 WIB
Sejumlah seniman komunitas Brayat Panangkaran melakukan ritual Ruwat Rawat Borobudur pada rangkaian Indonesia Bertutur 2022 di Eloprogo Art House Bejen, Wanurejo, Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Rabu (7/9/2022). ANTARA FOTO/Anis Efizudin/foc (ANTARA FOTO/ANIS EFIZUDIN)
Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Kebudayaan di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI Hilmar Farid mengatakan budaya dan bahasa artistik diharapkan mampu berperan penting dalam pemulihan ekonomi, yang merupakan salah satu sorotan utama dalam Presidensi G20.
Baca juga: Ekspedisi Sungai Batanghari digelar jaga kelestarian cagar budaya
"Harapannya di G20, bahasa artistik bisa memainkan peran penting. Pun dengan mengangkat kebudayaan dan penggunaan bahasa artistik menjadi bagian recovery global, sehingga, para pelaku budaya dan seniman juga dibutuhkan untuk menggerakkan itu," kata Hilmar dalam diskusi daring, Rabu.
Lebih lanjut, Hilmar mengatakan pihaknya telah mengumpulkan masukan dari negara-negara anggota G20, negara undangan khusus, dan organisasi internasional terhadap dokumen inisiatif Dana Global untuk Pemulihan Seni dan Budaya (Global Arts and Culture Recovery Fund) yang diusung Indonesia.
Dana ini rencananya akan dikelola oleh lembaga khusus Perserikatan Bangsa Bangsa yang menangani urusan pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan (UNESCO) serta akan digunakan untuk membangkitkan industri kebudayaan negara-negara anggota G20.
"Kesepakatannya secara prinsip sudah disetujui oleh negara-negara anggota (G20). Namun, kita sekarang terus diskusikan implementasi dari gagasan ini agar terwujud. Di sisi lain, kita juga tidak perlu menunggu, karena sekarang pun kerja sama di bidang kebudayaan sudah dan telah dilakukan," jelas dia.
Baca juga: Kemendikbudristek selenggarakan Festival Pamalayu
Selain membicarakan kembali soal dana global tersebut, Hilmar mengatakan pada G20 Culture Minister’s Meeting nantinya juga menjadi wadah bagi Indonesia untuk mengajak negara-negara anggota untuk melihat dan memanfaatkan sumber daya di sekitar mereka sebagai pemulihan akibat pandemi COVID-19.
"G20 adalah platform yang berfokus ke urusan ekonomi, tapi, kita ada di situasi luar biasa. Semua (sektor) ekonomi bicara untuk mengatasi masalah-masalah seperti krisis iklim, masalah pangan, dan lainnya," ujar Hilmar.
"Peran budaya sebenarnya sederhana namun mendasar, bagaimana kontribusi pengelolaan kekayaan budaya untuk menjawab (isu) itu, serta memberi bobot terhadap pendekatan yang ada selama ini pada kebudayaan," imbuhnya.
Pada G20 Culture Minister’s Meeting, Kemendikbudristek melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan menyelenggarakan serangkaian kegiatan yang tergabung dalam "Indonesia Bertutur", antara lain Kirab Budaya, Rapat Raksasa, Orkestra G20, dan Ruwatan Bumi.
Kirab Budaya dan Rapat Raksasa rencananya akan dihadiri oleh tidak kurang dari 2.000 pelaku budaya, masyarakat adat, dan komunitas budaya. Sedangkan Orkestra G20 akan melibatkan musisi dari negara-negara G20.
"Harapannya, model kerja seperti ini bisa dilanjutkan. Semakin banyak kegiatan seperti ini berjalan konsisten, maka keinginan untuk memperkuat sektor ekonomi kreatif dan pariwisata berbasis budaya menjadi konkret," kata Hilmar.
Baca juga: Dirjen Kebudayaan: Dukungan pemerintah penting dalam Pesonas
Baca juga: Kemendikbud bangun pusat pendidikan Swarnadipa di KCBN Muaro Jambi
Baca juga: Kemendikbudristek lakukan pemetaan dampak pandemi pada masyarakat adat
Baca juga: Ekspedisi Sungai Batanghari digelar jaga kelestarian cagar budaya
"Harapannya di G20, bahasa artistik bisa memainkan peran penting. Pun dengan mengangkat kebudayaan dan penggunaan bahasa artistik menjadi bagian recovery global, sehingga, para pelaku budaya dan seniman juga dibutuhkan untuk menggerakkan itu," kata Hilmar dalam diskusi daring, Rabu.
Lebih lanjut, Hilmar mengatakan pihaknya telah mengumpulkan masukan dari negara-negara anggota G20, negara undangan khusus, dan organisasi internasional terhadap dokumen inisiatif Dana Global untuk Pemulihan Seni dan Budaya (Global Arts and Culture Recovery Fund) yang diusung Indonesia.
Dana ini rencananya akan dikelola oleh lembaga khusus Perserikatan Bangsa Bangsa yang menangani urusan pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan (UNESCO) serta akan digunakan untuk membangkitkan industri kebudayaan negara-negara anggota G20.
"Kesepakatannya secara prinsip sudah disetujui oleh negara-negara anggota (G20). Namun, kita sekarang terus diskusikan implementasi dari gagasan ini agar terwujud. Di sisi lain, kita juga tidak perlu menunggu, karena sekarang pun kerja sama di bidang kebudayaan sudah dan telah dilakukan," jelas dia.
Baca juga: Kemendikbudristek selenggarakan Festival Pamalayu
Selain membicarakan kembali soal dana global tersebut, Hilmar mengatakan pada G20 Culture Minister’s Meeting nantinya juga menjadi wadah bagi Indonesia untuk mengajak negara-negara anggota untuk melihat dan memanfaatkan sumber daya di sekitar mereka sebagai pemulihan akibat pandemi COVID-19.
"G20 adalah platform yang berfokus ke urusan ekonomi, tapi, kita ada di situasi luar biasa. Semua (sektor) ekonomi bicara untuk mengatasi masalah-masalah seperti krisis iklim, masalah pangan, dan lainnya," ujar Hilmar.
"Peran budaya sebenarnya sederhana namun mendasar, bagaimana kontribusi pengelolaan kekayaan budaya untuk menjawab (isu) itu, serta memberi bobot terhadap pendekatan yang ada selama ini pada kebudayaan," imbuhnya.
Pada G20 Culture Minister’s Meeting, Kemendikbudristek melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan menyelenggarakan serangkaian kegiatan yang tergabung dalam "Indonesia Bertutur", antara lain Kirab Budaya, Rapat Raksasa, Orkestra G20, dan Ruwatan Bumi.
Kirab Budaya dan Rapat Raksasa rencananya akan dihadiri oleh tidak kurang dari 2.000 pelaku budaya, masyarakat adat, dan komunitas budaya. Sedangkan Orkestra G20 akan melibatkan musisi dari negara-negara G20.
"Harapannya, model kerja seperti ini bisa dilanjutkan. Semakin banyak kegiatan seperti ini berjalan konsisten, maka keinginan untuk memperkuat sektor ekonomi kreatif dan pariwisata berbasis budaya menjadi konkret," kata Hilmar.
Baca juga: Dirjen Kebudayaan: Dukungan pemerintah penting dalam Pesonas
Baca juga: Kemendikbud bangun pusat pendidikan Swarnadipa di KCBN Muaro Jambi
Baca juga: Kemendikbudristek lakukan pemetaan dampak pandemi pada masyarakat adat
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022
Tags: