Teleskop Webb NASA tangkap gambar Nebula Tarantula
7 September 2022 10:40 WIB
Nebula Tarantula secara resmi dikenal sebagai 30 Doradus, wilayah antariksa dicirikan oleh filamen berdebu yang menyerupai kaki laba-laba berbulu, dan telah lama menjadi perhatian para astronom yang tertarik dengan pembentukan bintang. (Space Telescope Science Institute NASA/AFP)
Jakarta (ANTARA) - Penampakan sarang pembentukan bintang yang dijuluki Nebula Tarantula telah ditangkap dengan detail yang tajam oleh teleskop luar angkasa James Webb milik Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA).
AFP melaporkan pada Selasa (6/9) waktu setempat, badan itu mengatakan gambar dapat mengungkapkan fakta yang belum pernah terlihat sebelumnya yang dapat memperdalam pemahaman ilmiah.
Nebula Tarantula secara resmi dikenal sebagai 30 Doradus, wilayah antariksa yang dicirikan oleh filamen berdebu serupa “kaki laba-laba berbulu”. Nebula Tarantula telah lama menjadi perhatian para astronom yang tertarik pada pembentukan bintang.
Baca juga: Sinyal radio asing picu diskusi tentang makhluk luar angkasa
Ribuan bintang muda, galaksi berlatar belakang yang jauh, dan detail dari struktur gas dan debu nebula dapat dilihat untuk pertama kalinya berkat instrumen inframerah beresolusi tinggi pada Webb.
Teleskop Webb beroperasi terutama dalam spektrum inframerah, karena cahaya dari objek di kosmos yang jauh telah diregangkan ke panjang gelombang ini selama ekspansi alam semesta.
Pencitra utama teleskop, Near-Infrared Camera (NIRCam), menangkap rongga di tengah nebula dilubangi oleh radiasi yang dibawa oleh angin bintang yang berasal dari sekelompok bintang muda masif, yang muncul sebagai titik biru pucat.
Near-Infrared Spectrograph (NIRSpec) pada Webb menangkap satu bintang muda yang sedang melepaskan awan debu dari sekelilingnya. Sebelumnya, para peneliti menganggap bintang tersebut sedikit lebih tua, dan kini sudah dalam proses membersihkan gelembung berdebunya.
Wilayah antariksa itu juga dicitrakan menggunakan Mid-infrared Instrument (MIRI), yang menggunakan gelombang inframerah lebih panjang untuk menembus butiran debu yang menyerap atau menyebarkan panjang gelombang yang lebih pendek.
MIRI memudarkan bintang-bintang panas dan memperjelas daerah yang lebih dingin, mengungkapkan titik-titik cahaya yang belum pernah terlihat sebelumnya di dalam pembentukan bintang, yang menunjukkan bahwa protobintang masih mendapatkan massa.
Perhatian dunia astronomi pada Nebula Tarantula bermula dari kemiripan komposisi kimianya dengan daerah pembentuk bintang raksasa yang diamati beberapa miliar tahun setelah Big Bang.
Hanya berjarak 161.000 tahun cahaya, Nebula Tarantula termasuk contoh yang mudah dilihat dari periode penciptaan kosmik yang berkembang pesat ini.
Kehadiran teleskop Webb diharapkan memberi kesempatan para ilmuwan untuk melihat galaksi yang jauh dari era kosmik siang hari yang sebenarnya, dan membandingkannya dengan pengamatan Tarantula, untuk memahami persamaan dan perbedaan.
Beroperasi sejak Juli, Webb merupakan teleskop ruang angkasa paling kuat yang pernah dibuat, yang diyakini para astronom bahwa teleskop itu akan menandai era baru penemuan.
Baca juga: NASA akan rilis gambar kosmik pertama dari teleskop Webb
Baca juga: Teleskop luar angkasa komersial China rampungkan survei seluruh langit
Baca juga: NASA luncurkan teleskop untuk meneliti sejarah bumi
AFP melaporkan pada Selasa (6/9) waktu setempat, badan itu mengatakan gambar dapat mengungkapkan fakta yang belum pernah terlihat sebelumnya yang dapat memperdalam pemahaman ilmiah.
Nebula Tarantula secara resmi dikenal sebagai 30 Doradus, wilayah antariksa yang dicirikan oleh filamen berdebu serupa “kaki laba-laba berbulu”. Nebula Tarantula telah lama menjadi perhatian para astronom yang tertarik pada pembentukan bintang.
Baca juga: Sinyal radio asing picu diskusi tentang makhluk luar angkasa
Ribuan bintang muda, galaksi berlatar belakang yang jauh, dan detail dari struktur gas dan debu nebula dapat dilihat untuk pertama kalinya berkat instrumen inframerah beresolusi tinggi pada Webb.
Teleskop Webb beroperasi terutama dalam spektrum inframerah, karena cahaya dari objek di kosmos yang jauh telah diregangkan ke panjang gelombang ini selama ekspansi alam semesta.
Pencitra utama teleskop, Near-Infrared Camera (NIRCam), menangkap rongga di tengah nebula dilubangi oleh radiasi yang dibawa oleh angin bintang yang berasal dari sekelompok bintang muda masif, yang muncul sebagai titik biru pucat.
Near-Infrared Spectrograph (NIRSpec) pada Webb menangkap satu bintang muda yang sedang melepaskan awan debu dari sekelilingnya. Sebelumnya, para peneliti menganggap bintang tersebut sedikit lebih tua, dan kini sudah dalam proses membersihkan gelembung berdebunya.
Wilayah antariksa itu juga dicitrakan menggunakan Mid-infrared Instrument (MIRI), yang menggunakan gelombang inframerah lebih panjang untuk menembus butiran debu yang menyerap atau menyebarkan panjang gelombang yang lebih pendek.
MIRI memudarkan bintang-bintang panas dan memperjelas daerah yang lebih dingin, mengungkapkan titik-titik cahaya yang belum pernah terlihat sebelumnya di dalam pembentukan bintang, yang menunjukkan bahwa protobintang masih mendapatkan massa.
Perhatian dunia astronomi pada Nebula Tarantula bermula dari kemiripan komposisi kimianya dengan daerah pembentuk bintang raksasa yang diamati beberapa miliar tahun setelah Big Bang.
Hanya berjarak 161.000 tahun cahaya, Nebula Tarantula termasuk contoh yang mudah dilihat dari periode penciptaan kosmik yang berkembang pesat ini.
Kehadiran teleskop Webb diharapkan memberi kesempatan para ilmuwan untuk melihat galaksi yang jauh dari era kosmik siang hari yang sebenarnya, dan membandingkannya dengan pengamatan Tarantula, untuk memahami persamaan dan perbedaan.
Beroperasi sejak Juli, Webb merupakan teleskop ruang angkasa paling kuat yang pernah dibuat, yang diyakini para astronom bahwa teleskop itu akan menandai era baru penemuan.
Baca juga: NASA akan rilis gambar kosmik pertama dari teleskop Webb
Baca juga: Teleskop luar angkasa komersial China rampungkan survei seluruh langit
Baca juga: NASA luncurkan teleskop untuk meneliti sejarah bumi
Penerjemah: Rizka Khaerunnisa
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022
Tags: