"Memang biasanya yang berat itu saat tinggal di lembah dan lereng sehingga harus ada rencana khusus dalam pengelolaan air agar tidak masuk ke pemukiman penduduk," kata Tri Rismaharini di Sigi, Rabu.
Ia menjelaskan pada prinsipnya pengelolaan aliran sungai itu harus dimulai dari bagian hulu yang kemudian beriringan dengan penataan pada bagian bawah atau hilir.
Bagian hilir itu, lanjut Risma, pemerintah setempat agar membangun tanggul yang tebal bertujuan untuk mencegah masuknya air ke lingkungan pemukiman warga.
Akan tetapi, diakuinya hal tersebut memakan waktu yang cukup lama sehingga penanganan secara cepat untuk jangka pendek adalah memastikan kebersihan sungai dari sisa-sisa material banjir.
Baca juga: Kemensos jamin bantuan sosial tepat sasaran dengan pemutakhiran DTKS
Baca juga: Mensos: BLT BBM sudah siap disalurkan kepada 18,4 juta penerima
"Untuk hal itu kami sudah berkoordinasi dengan pihak PUPR mudah-mudahan bisa dikerjakan karena kalau sudah di tanggul tidak akan lagi masuk ke pemukiman warga dan kalau itu tidak ditutup maka mereka harus pindah padahal tidak mudah dicarikan lahan," jelasnya.
Dalam kunjungan tersebut, Mensos Risma juga menyalurkan bantuan dengan total nilai Rp878 juta kepada Pemerintah Kabupaten Sigi untuk digunakan sebagai dana kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana.