Kemenperin: Pameran Fi Asia hubungkan industri makanan dan bahan baku
7 September 2022 10:17 WIB
Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika (tengah) saat menghadiri peresmian pameran Food Ingredients Asia di Jakarta International Expo di Jakarta, Rabu (7/9/2022). ANTARA/Sella Panduarsa Gareta/am.
Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Putu Juli Ardika menyampaikan pameran bahan baku Food Ingredients Asia (Fi Asia) di Hall D Jakarta International Expo dapat menghubungkan antara industri makanan minuman dengan industri bahan baku
"Industri makanan minuman dengan industri bahan baku dapat bermitra menemukan ide-ide baru, mitra supplier baru, serta pencapaian solusi-solusi yang baik dalam menyelesaikan permasalahan yang ada untuk mendukung pengembangan dan peningkatan industri makanan minuman di masa depan," kata Putu di Jakarta, Rabu, saat mewakili Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita pada peresmian pameran Fi Asia yang digelar 7-9 September 2022.
Putu menyampaikan FI Asia yang berfokus pada bahan makanan dan minuman menjadi bagian penting dari strategi Kemenperin untuk mempromosikan bahan pangan, produk dan perusahaan lokal.
Pada kesempatan itu ia juga menyampaikan penghargaan kepada Informa Markets atas dukungan selama ini membantu memajukan industri makanan dan minuman Indonesia.
Baca juga: Pameran dagang bahan makanan se-Asia 2022 diadakan di Jakarta
"Kami berharap Fi ASIA 2022 dapat memfasilitasi serta membina kemitraan berkelanjutan antara perusahaan di Indonesia dan perusahaan industri global, sehingga pada akhirnya akan mendukung pertumbuhan industri makanan dan minuman di Indonesia dan dapat berperan dalam rantai pasok global," ujar Putu.
Fi Asia, lanjutnya, akan berkontribusi besar bagi pertumbuhan ekonomi dan banyak peluang yang tersedia ketika industri makanan dan minuman terus tumbuh dan menjadi lebih kompetitif.
Menurutnya, Pemerintah Indonesia melalui Kemenperin terus berupaya mengembangkan industri makanan dan minuman melalui perpaduan kebijakan fiskal dan non-fiskal.
Kemenperkn mengusulkan insentif fiskal seperti tax holiday, tax allowance, super tax deduction, dan Bea Masuk Ditanggung Pemerintah (BMDTP) sebagai salah satu strategi untuk mendorong investasi, penguasaan teknologi, serta penguatan struktur industri yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan industri sepanjang memenuhi kriteria yang telah ditentukan.
Baca juga: Kemenperin paparkan dukungan dan kinerja industri makanan dan minuman
"Sementara untuk kebijakan non-fiskal, salah satunya kami terus aktif memfasilitasi promosi produk industri makanan dan minuman melalui pameran baik di dalam maupun di luar negeri," ujar Putu.
Selain itu ia Kemenperin berkomitmen mendukung pengembangan sektor manufaktur melalui percepatan implementasi Industri 4.0, dimana kebijakan itu merupakan keniscayaan untuk mentransformasikan industri agar lebih efisien dan mampu bersaing dalam skala regional dan global.
Salah satu industri prioritas yang termasuk dalam Program Industri 4.0 adalah industri makanan dan minuman, karena kontribusi yang besar terhadap PDB dan kontribusi ekspor yang tinggi, serta penyerapan tenaga kerja yang relatif besar.
"Dengan diterapkannya Industri 4.0, kami berharap industri makanan dan minuman Indonesia dapat menjadi pemain kunci di ASEAN, bahkan di Asia," kata Putu.
Adapun industri makanan dan minuman merupakan mesin pertumbuhan industri nonmigas karena didukung oleh sumber daya alam yang melimpah dan permintaan dalam negeri yang terus meningkat.
Baca juga: Gapmmi: Industri makanan dan minuman bakal tumbuh 5-7 persen pada 2022
"Industri makanan minuman dengan industri bahan baku dapat bermitra menemukan ide-ide baru, mitra supplier baru, serta pencapaian solusi-solusi yang baik dalam menyelesaikan permasalahan yang ada untuk mendukung pengembangan dan peningkatan industri makanan minuman di masa depan," kata Putu di Jakarta, Rabu, saat mewakili Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita pada peresmian pameran Fi Asia yang digelar 7-9 September 2022.
Putu menyampaikan FI Asia yang berfokus pada bahan makanan dan minuman menjadi bagian penting dari strategi Kemenperin untuk mempromosikan bahan pangan, produk dan perusahaan lokal.
Pada kesempatan itu ia juga menyampaikan penghargaan kepada Informa Markets atas dukungan selama ini membantu memajukan industri makanan dan minuman Indonesia.
Baca juga: Pameran dagang bahan makanan se-Asia 2022 diadakan di Jakarta
"Kami berharap Fi ASIA 2022 dapat memfasilitasi serta membina kemitraan berkelanjutan antara perusahaan di Indonesia dan perusahaan industri global, sehingga pada akhirnya akan mendukung pertumbuhan industri makanan dan minuman di Indonesia dan dapat berperan dalam rantai pasok global," ujar Putu.
Fi Asia, lanjutnya, akan berkontribusi besar bagi pertumbuhan ekonomi dan banyak peluang yang tersedia ketika industri makanan dan minuman terus tumbuh dan menjadi lebih kompetitif.
Menurutnya, Pemerintah Indonesia melalui Kemenperin terus berupaya mengembangkan industri makanan dan minuman melalui perpaduan kebijakan fiskal dan non-fiskal.
Kemenperkn mengusulkan insentif fiskal seperti tax holiday, tax allowance, super tax deduction, dan Bea Masuk Ditanggung Pemerintah (BMDTP) sebagai salah satu strategi untuk mendorong investasi, penguasaan teknologi, serta penguatan struktur industri yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan industri sepanjang memenuhi kriteria yang telah ditentukan.
Baca juga: Kemenperin paparkan dukungan dan kinerja industri makanan dan minuman
"Sementara untuk kebijakan non-fiskal, salah satunya kami terus aktif memfasilitasi promosi produk industri makanan dan minuman melalui pameran baik di dalam maupun di luar negeri," ujar Putu.
Selain itu ia Kemenperin berkomitmen mendukung pengembangan sektor manufaktur melalui percepatan implementasi Industri 4.0, dimana kebijakan itu merupakan keniscayaan untuk mentransformasikan industri agar lebih efisien dan mampu bersaing dalam skala regional dan global.
Salah satu industri prioritas yang termasuk dalam Program Industri 4.0 adalah industri makanan dan minuman, karena kontribusi yang besar terhadap PDB dan kontribusi ekspor yang tinggi, serta penyerapan tenaga kerja yang relatif besar.
"Dengan diterapkannya Industri 4.0, kami berharap industri makanan dan minuman Indonesia dapat menjadi pemain kunci di ASEAN, bahkan di Asia," kata Putu.
Adapun industri makanan dan minuman merupakan mesin pertumbuhan industri nonmigas karena didukung oleh sumber daya alam yang melimpah dan permintaan dalam negeri yang terus meningkat.
Baca juga: Gapmmi: Industri makanan dan minuman bakal tumbuh 5-7 persen pada 2022
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022
Tags: