DPM-PTSP NTB pastikan pembangunan kereta gantung Rinjani 2023
6 September 2022 18:58 WIB
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Nusa Tenggara Barat (NTB), Muhammad Rum. (ANTARA/Nur Imansyah).
Mataram (ANTARA) - Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Nusa Tenggara Barat memastikan rencana pembangunan kereta gantung di Rinjani di Pulau Lombok akan dikerjakan pada tahun 2023.
"Alhamdulillah rencana pembangunan kereta gantung di Rinjani jalan terus. Paling lambat tahun 2023 sudah dikerjakan," kata Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Nusa Tenggara Barat (NTB) Muhammad Rum di Mataram, Selasa.
Ia mengatakan saat ini investor PT Indonesia Lombok Resort (ILT) milik investor asal Tiongkok, tengah menyusun detail engineering design (DED) dan studi kelayakan kereta gantung Rinjani.
"Sekarang mereka (investor, red) sedang menyusun DED dan FS. Paling lama dua bulan Amdal-nya atau paling cepat tiga bulan sudah selesai," ujarnya.
Baca juga: Kemenhub jajaki kerja sama pembangunan kereta gantung dengan Austria
Peletakan batu pertama pembangunan kereta gantung tersebut, ungkap Rum, diharapkan pada 17 Desember 2022 atau pada HUT ke-64 Provinsi NTB. Sedangkan, rentang waktu pembangunan diperkirakan selama dua tahun.
"Nanti "ground breaking" 17 Desember pada HUT NTB. Sedangkan nilai investasi rencananya Rp2,2 triliun termasuk dengan resornya. Kalau konstruksinya paling cepat dua tahun," terang Rum.
Terkait informasi masih adanya penolakan warga terhadap rencana pembangunan kereta gantung tersebut, Rum menegaskan bahwa tidak ada warga yang menolak pembangunan kereta gantung di tempat itu.
"Tidak ada menolak, belum paham aja. Apa mau ditolak rezeki datang ini. Tidak ada masyarakat juga di hutan itu, bagaimana mau menolak," katanya.
Baca juga: Mengubah bekas tambang menjadi objek wisata di pulau timah
Lokasi pembangunan kereta gantung Rinjani berada di kawasan hutan lindung di Kecamatan Batukliang Utara, Kabupaten Lombok Tengah. Total luas lahan yang disiapkan 500 hektare, sebagai lokasi pembangunan kereta gantung, disertai dengan jalur kereta sekitar 10 kilometer yang nantinya dilengkapi fasilitas pendukung lainnya.
Sebelumnya pembangunan kereta gantung telah mendapat lampu hijau dari Gubernur NTB Zulkieflimansyah.
Gubernur mengatakan NTB bakal dikunjungi banyak orang terutama karena kegiatan balap internasional seperti World Superbike (WSBK) dan MotoGP menjadi daya tariknya. Namun, tidak semua orang yang datang menyukai balapan di Sirkuit Mandalika.
"Ada juga, orang datang ingin melihat keindahan destinasi wisata di NTB, salah satunya di Gunung Rinjani. Sekarang bagaiimana kalau keindahan Rinjani atau daerah kita dilihat melalui kereta gantung, kenapa tidak," katanya.
Meski demikian, Gubernur mengingatkan pembangunan kereta gantung tersebut tidak merusak lingkungan.
"Saya percaya teknologi kita sudah cukup maju sehingga mampu menghindari dampak yang kita khawatirkan," katanya.
"Alhamdulillah rencana pembangunan kereta gantung di Rinjani jalan terus. Paling lambat tahun 2023 sudah dikerjakan," kata Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Nusa Tenggara Barat (NTB) Muhammad Rum di Mataram, Selasa.
Ia mengatakan saat ini investor PT Indonesia Lombok Resort (ILT) milik investor asal Tiongkok, tengah menyusun detail engineering design (DED) dan studi kelayakan kereta gantung Rinjani.
"Sekarang mereka (investor, red) sedang menyusun DED dan FS. Paling lama dua bulan Amdal-nya atau paling cepat tiga bulan sudah selesai," ujarnya.
Baca juga: Kemenhub jajaki kerja sama pembangunan kereta gantung dengan Austria
Peletakan batu pertama pembangunan kereta gantung tersebut, ungkap Rum, diharapkan pada 17 Desember 2022 atau pada HUT ke-64 Provinsi NTB. Sedangkan, rentang waktu pembangunan diperkirakan selama dua tahun.
"Nanti "ground breaking" 17 Desember pada HUT NTB. Sedangkan nilai investasi rencananya Rp2,2 triliun termasuk dengan resornya. Kalau konstruksinya paling cepat dua tahun," terang Rum.
Terkait informasi masih adanya penolakan warga terhadap rencana pembangunan kereta gantung tersebut, Rum menegaskan bahwa tidak ada warga yang menolak pembangunan kereta gantung di tempat itu.
"Tidak ada menolak, belum paham aja. Apa mau ditolak rezeki datang ini. Tidak ada masyarakat juga di hutan itu, bagaimana mau menolak," katanya.
Baca juga: Mengubah bekas tambang menjadi objek wisata di pulau timah
Lokasi pembangunan kereta gantung Rinjani berada di kawasan hutan lindung di Kecamatan Batukliang Utara, Kabupaten Lombok Tengah. Total luas lahan yang disiapkan 500 hektare, sebagai lokasi pembangunan kereta gantung, disertai dengan jalur kereta sekitar 10 kilometer yang nantinya dilengkapi fasilitas pendukung lainnya.
Sebelumnya pembangunan kereta gantung telah mendapat lampu hijau dari Gubernur NTB Zulkieflimansyah.
Gubernur mengatakan NTB bakal dikunjungi banyak orang terutama karena kegiatan balap internasional seperti World Superbike (WSBK) dan MotoGP menjadi daya tariknya. Namun, tidak semua orang yang datang menyukai balapan di Sirkuit Mandalika.
"Ada juga, orang datang ingin melihat keindahan destinasi wisata di NTB, salah satunya di Gunung Rinjani. Sekarang bagaiimana kalau keindahan Rinjani atau daerah kita dilihat melalui kereta gantung, kenapa tidak," katanya.
Meski demikian, Gubernur mengingatkan pembangunan kereta gantung tersebut tidak merusak lingkungan.
"Saya percaya teknologi kita sudah cukup maju sehingga mampu menghindari dampak yang kita khawatirkan," katanya.
Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2022
Tags: