Konsul RI Tawau Heni Hamidah dalam keterangannya yang diterima di Kuala Lumpur, Selasa, mengatakan program tersebut merupakan kegiatan tahunan hasil kerja sama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan Perwakilan RI, Sekolah Indonesia Kota Kinabalu (SIKK), beserta komunitas guru Indonesia di Sabah.
Pada pukul 09.00 waktu setempat di Ruang Aula Gedung Konsulat RI Tawau, Heni beserta jajarannya di KRI Tawau melepas keberangkatan kelompok pertama alumni siswa Community Learning Center (CLC) dan SIKK.
Para siswa tersebut akan melanjutkan ke sekolah di Indonesia, tepatnya di sekolah-sekolah mitra di provinsi Kalimantan Utara dan Kalimantan Selatan.
Sebanyak 47 anak peserta program repatriasi Tahun Ajar (TA) 2022 kelompok pertama, terdiri dari 25 laki-laki dan 22 perempuan, berangkat melalui jalur laut dari Pelabuhan Ferry Tawau menuju Pelabuhan Tunontaka di Nunukan, Kalimantan Utara.
Setelah itu, mereka akan ditempatkan ke sekolah tujuan masing-masing yang sudah disiapkan.
Sebanyak 29 anak akan ditempatkan di Kalimantan Utara, antara lain di SMA Santo Gabriel Nunukan, SMK N 1 Nunukan, SMK N 1 Sebatik Barat, SMK S Mutiara Bangsa Sebatik.
Delapan belas lainnya akan ditempatkan di Kalimantan Selatan, antara lain di SMK 2 Marabahan, SMK Kodeco Batu Licin, SMK N 1 Banjarbaru, SMK N 1 Martapura, dan SMK N 1 Murung Pudak.
Kelompok kedua, 43 anak, menurut rencana akan diberangkatkan pada Rabu (7/9), pukul 11.00 waktu setempat melalui jalur udara untuk tujuan Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan.
Sebanyak 15 anak di antaranya akan ditempatkan di Sulawesi Utara, yaitu di SMA Kristen 2 Tomohon.
Adapun 28 lainnya akan dikirim ke Sulawesi Selatan.
Mereka akan bersekolah di SMA IMMIM Putri, SMA N 11 Unggulan Pinrang, SMA N 6 Barru, SMK Laniang Makassar, SMK N 2 Pangkep, SMK Pratidina Makassar, MAN Insan Cendekia Gowa, SMA Athirah Bone, MA Darunnaiem Soppeng, atau SMA Muhammadiyah 6 Makassar.
Sebelum diberangkatkan, ia mengatakan, seluruh peserta menjalani program pembekalan yang dipersiapkan pihak panitia, mengingat hampir semuanya lahir dan tumbuh besar di Sabah dan belum pernah ke Indonesia.
Pembekalan yang diberikan antara lain berupa orientasi dan pengenalan mengenai keadaan di tempat tujuan serta wawasan kebangsaan.
Dalam program repatriasi pelajar itu, Konsulat RI Tawau sudah berkoordinasi dengan instansi terkait baik di Malaysia maupun di Indonesia, kata Heni.
Para penerima beasiswa tersebut merupakan anak-anak PMI yang lahir dan besar di Sabah, Malaysia, yang sebagian besar di antaranya tidak memiliki dokumen identitas diri.
Perwakilan RI di Tawau dan Kota Kinabalu membantu penerbitan dokumen mereka dan memfasilitasi pengurusan dokumen khusus dengan pihak imigrasi setempat, sehingga anak-anak PMI tersebut dapat pulang ke Tanah Air secara legal.
Baca juga: 243 anak TKI sekolah di Indonesia tiba di Nunukan
Baca juga: Puluhan anak WNI di Sabah peroleh akta kelahiran