Wapres paparkan upaya hapus kemiskinan ekstrem dan "stunting"
6 September 2022 11:35 WIB
Wapres Ma'ruf Amin memberikan sambutan secara daring pada acara "Indonesian SDGs Corporate Summit" (ISCOS) 2022, yang diselenggarakan di Bali, Selasa (6/9/2022). ANTARA/HO-BPMI Setwapres.
Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden Ma’ruf Amin memaparkan upaya pemerintah dalam menghapus kemiskinan ekstrem dan stunting atau kekerdilan, melalui sambutannya secara daring pada acara Indonesian SDGs Corporate Summit (ISCOS) 2022.
"Guna meniadakan kemiskinan dalam bentuk apa pun sebagaimana tujuan SDGs pertama, misalnya, pemerintah mengedepankan kebijakan perlindungan sosial dan pemberdayaan masyarakat," kata Ma’ruf Amin saat membuka secara daring ISCOS Tahun 2022 yang diselenggarakan oleh Corporate Forum for CSR Development (CFCD) di Bali, Selasa.
Dia menyampaikan pemerintah terus berupaya mencapai target kemiskinan ekstrem sebesar nol persen pada 2024, dari tingkat kemiskinan ekstrem yang tercatat masih sebanyak 4 persen saat ini.
"Untuk itu, integrasi, sinergi, dan kolaborasi program/kegiatan dari berbagai kementerian/lembaga, serta pelibatan aktor non-Pemerintah menjadi kunci sukses agenda pencapaian 0 persen kemiskinan ekstrem. Di samping tentunya, akurasi data sasaran penerima manfaat program," tuturnya.
Baca juga: Wapres minta ISCOS 2022 dioptimalkan untuk dukung G20 Indonesia
Baca juga: Wapres: Potensi besar kelautan belum diimbangi kesejahteraan nelayan
Di sisi lain, lanjutnya, pemerintah juga berupaya mencapai tujuan SDGs kedua, yaitu menghilangkan kelaparan dan segala bentuk malnutrisi, agar target prevalensi kekerdilan 14 persen pada 2024 dapat tercapai.
"Terlepas dari turunnya angka stunting sebesar 30,8 persen tahun 2018 menjadi 24,4 persen tahun 2021, masih ada tantangan besar menurunkan 10,4 persen dalam 2,5 tahun ke depan," paparnya.
Dia menyampaikan, sebagai pemegang Presidensi G20 tahun 2022, Indonesia mengajak seluruh dunia agar bahu-membahu, saling mendukung untuk pulih bersama dan tumbuh lebih kuat dan berkelanjutan.
Dia juga mengajak kepada para pemangku kepentingan, baik dari unsur pemerintah, dunia usaha, lembaga profesional, akademisi dan peneliti, maupun masyarakat terus berkolaborasi untuk mencapai target SDGs di Indonesia.
"Adanya pandemi COVID-19 sejati-nya juga menjadi momentum bersama untuk mempererat solidaritas dalam menghadapi krisis," ujarnya.
Ketua Umum CFCD Thendri Supriatno dalam laporannya mengungkapkan bahwa tujuan SDGs harus diwujudkan secara bersama-sama tidak hanya oleh pemerintah tetapi juga korporasi swasta.
"Karena dengan bersama-sama ini, kita berharap bahwa tujuan pembangunan berkelanjutan atau SDGs yang sangat ambisius, seperti pada 2030 diharapkan tidak lagi ada kemiskinan, dapat terwujud," tegasnya.
Sementara itu Menteri Energi ESDM Arifin Tasrif dalam paparannya tentang transformasi energi hijau di Indonesia mengungkapkan pemerintah terus berkomitmen untuk mewujudkan target-target SDGs.
"Guna meniadakan kemiskinan dalam bentuk apa pun sebagaimana tujuan SDGs pertama, misalnya, pemerintah mengedepankan kebijakan perlindungan sosial dan pemberdayaan masyarakat," kata Ma’ruf Amin saat membuka secara daring ISCOS Tahun 2022 yang diselenggarakan oleh Corporate Forum for CSR Development (CFCD) di Bali, Selasa.
Dia menyampaikan pemerintah terus berupaya mencapai target kemiskinan ekstrem sebesar nol persen pada 2024, dari tingkat kemiskinan ekstrem yang tercatat masih sebanyak 4 persen saat ini.
"Untuk itu, integrasi, sinergi, dan kolaborasi program/kegiatan dari berbagai kementerian/lembaga, serta pelibatan aktor non-Pemerintah menjadi kunci sukses agenda pencapaian 0 persen kemiskinan ekstrem. Di samping tentunya, akurasi data sasaran penerima manfaat program," tuturnya.
Baca juga: Wapres minta ISCOS 2022 dioptimalkan untuk dukung G20 Indonesia
Baca juga: Wapres: Potensi besar kelautan belum diimbangi kesejahteraan nelayan
Di sisi lain, lanjutnya, pemerintah juga berupaya mencapai tujuan SDGs kedua, yaitu menghilangkan kelaparan dan segala bentuk malnutrisi, agar target prevalensi kekerdilan 14 persen pada 2024 dapat tercapai.
"Terlepas dari turunnya angka stunting sebesar 30,8 persen tahun 2018 menjadi 24,4 persen tahun 2021, masih ada tantangan besar menurunkan 10,4 persen dalam 2,5 tahun ke depan," paparnya.
Dia menyampaikan, sebagai pemegang Presidensi G20 tahun 2022, Indonesia mengajak seluruh dunia agar bahu-membahu, saling mendukung untuk pulih bersama dan tumbuh lebih kuat dan berkelanjutan.
Dia juga mengajak kepada para pemangku kepentingan, baik dari unsur pemerintah, dunia usaha, lembaga profesional, akademisi dan peneliti, maupun masyarakat terus berkolaborasi untuk mencapai target SDGs di Indonesia.
"Adanya pandemi COVID-19 sejati-nya juga menjadi momentum bersama untuk mempererat solidaritas dalam menghadapi krisis," ujarnya.
Ketua Umum CFCD Thendri Supriatno dalam laporannya mengungkapkan bahwa tujuan SDGs harus diwujudkan secara bersama-sama tidak hanya oleh pemerintah tetapi juga korporasi swasta.
"Karena dengan bersama-sama ini, kita berharap bahwa tujuan pembangunan berkelanjutan atau SDGs yang sangat ambisius, seperti pada 2030 diharapkan tidak lagi ada kemiskinan, dapat terwujud," tegasnya.
Sementara itu Menteri Energi ESDM Arifin Tasrif dalam paparannya tentang transformasi energi hijau di Indonesia mengungkapkan pemerintah terus berkomitmen untuk mewujudkan target-target SDGs.
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2022
Tags: