Jakarta (ANTARA) - Pesawat nirawak (unmanned aerial vehicle/UAV) near-space tenaga surya berbadan besar, QMX50 yang dikembangkan secara mandiri oleh China, sukses dalam melakukan penerbangan perdananya dengan sukses di Yulin, Provinsi Shaanxi, China barat laut, pada Sabtu (3/9).

Aviation Industry Corporation of China (AVIC) pada Minggu (4/9), menyampaikan bahwa QMX50 lepas landas pada pukul 17.50 waktu setempat dan mendarat dengan aman setelah melakukan penerbangan selama 26 menit, menurut AVIC, produsen pesawat terkemuka di negara itu.

QMX50 dikembangkan oleh AVIC First Aircraft Institute dan seluruh komponen sistem pesawat itu berada dalam kondisi baik setelah penerbangan perdana yang sukses tersebut, kata AVIC.

Pesawat nirawak itu merupakan UAV ketinggian tinggi (high-altitude) berkecepatan rendah pertama dengan rasio aspek super tinggi, model UAV berbadan besar pertama dengan konfigurasi badan pesawat kembar dan platform UAV total listrik berbadan besar pertama yang sepenuhnya digerakkan oleh tenaga surya yang dikembangkan AVIC, papar produsen pesawat China tersebut.

UAV besar QMX50 dapat melakukan misi penerbangan pada ketinggian tinggi dan durasi lama dengan menggunakan tenaga surya yang efisien dan ramah lingkungan.

Selain itu, QMX50 juga dapat melakukan misi udara yang beragam, termasuk pengintaian di ketinggian tinggi, pemantauan kebakaran hutan, pemantauan lingkungan atmosfer, pemetaan geografis, serta relai komunikasi.

Penerbangan perdana QMX50 yang sukses telah meletakkan dasar yang kuat bagi pengembangan lebih lanjut dari UAV tenaga surya berbadan besar, kata AVIC, seraya menambahkan itu akan membantu pengembangan energi baru, material komposit, dan teknologi kontrol penerbangan China serta meningkatkan kemampuannya dalam melakukan misi near-space, wilayah antara atmosfer layak huni dengan luar angkasa.